02.

412 38 3
                                    

"Letta anjing" Hera berlarian di lorong rumah sakit setelah mendengar kabar bahwa Letta terserempet mobil. Kalau yang dia tau sih, Letta kebut-kebutan di jalan.

Dia menunggu di kursi tunggu hingga sahabatnya itu selesai diobati. Ketika Letta keluar, dia langsung menghampiri Letta dan menanyakan keadaannya.

Tapi Letta hanya menjawab, "nggapapa, ini kecil" ya walau kecil, Letta pikir Hera ngga khawatir banget gitu?!

"Letta goblok, kalo mau balapan tuh di arena sono. Bukan di jalan!" dengan tidak santainya, Hera menonyor dahi Letta dengan harapan agar sahabatnya itu sadar.

"Ya maap, gue lagi buru-buru tau" Letta cemberut sambil mengusap-usap dahinya yang terkena tonyoran Hera.

"Mau kemana lo buru-buru gitu?"

"Beli martabak, hehe" Letta nyengir, sedangkan Hera mendengus.

"Lo ngga bakal kehabisan martabak kali, let. Heran gue sama lo. Dah ah, yok pulang. Besok pak Noel pasti ujian dadakan" ajak Hera sambil menuntun Letta.

"Ah anjing iya, gue lupa besok matpelnya pak Noel. Gue bisa jalan sendiri, lo pulang aja. Gue mau lanjut beli martabak, abis itu pulang"

"Lo yakin kan?" tanya Hera memastikan, Letta mengangguk untuk meyakinkan Hera.

"Yaudah, gue tinggal. Jangan kebut-kebutan lagi" setelah itu, Hera meninggalkan Letta sendirian.

Letta menelfon seseorang, "hiks ieelll" ya begitu lah Letta.

🌱

Juniel memarkirkan motornya di rumah sakit dan bergegas menemui Letta yang bilang dia ada di depan ruang bersalin lantai satu.

"Astaga, kamu kenapa bisa gini sih? Udah hubungin bang Juna?" Letta mendongak dan menggeleng.

"Takut, nanti dimarahin" Letta melengkungkan bibirnya ke bawah membuat Juniel menghela nafas.

"Yaiyalah kamu dimarahin, udah dibilang jangan kebut-kebutan malah kebut-kebutan" ini malah Juniel yang ngomel-ngomel, belum nanti Juna yang ngomel-ngomel.

"Ih, jangan bilang abang~. Nanti motor aku disita"

"Biarin, biar kapok kamunya" jawaban Juniel membuat mata Letta berkaca-kaca.

"Iel udah ngga sayang aku, hiks" Juniel kembali menghela nafasnya.

"Ya makanya jangan bandel dong. Bilang ke bang Juna aja. Nanti kalo disita, berangkat pulang sekolah bareng aku" Juniel menyelipkan rambut panjang Letta ke belakang telinganya.

Letta mengangguk, dengan wajah yang masih cemberut, dia berjalan bersama Juniel menuju parkiran. Dia harus menyiapkan telinganya untuk mendengarkan omelan abangnya.

🌱

Letta memasuki rumah bersama Juniel, betapa bahagianya dia ketika melihat Yisha yang sedang duduk di ruang tamu sambil memegang ipadnya.

"Kak isaaaaaaa" Letta berlari dan memeluk Yisha. Untung saja Yisha sigap, jadi ipadnya tidak terjatuh. Bisa habis dia nanti kalo ipadnya jatuh terus rusak. Musik buatannya ada di situ semua.

"Astaga, ngagetin. Dari mana kamu, hm? Kencan?" tanya Yisha sambil melirik Juniel yang sudah duduk di sofa single.

Letta menggeleng, "abis beli martabak, hehe" jawabnya sambil menunjukkan dua bungkus martabak.

Strawberry and Cigarette [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang