09.

315 37 2
                                    

Saat ini ada kelas pertukaran. Ini kelas khusus. Bagi yang ingin mempelajari mendalam tentang kimia dan bioteknologi, bisa mengikuti kelas ini. Hera dan Letta mengikuti kelas ini.

Sedangkan Jezzan, Juniel, Jay, dan Raka juga mengikuti kelas ini. Ini lah yang menyebalkan bagi Hera. Kenapa dia harus satu kelas khusus dengan Jezzan?! Huh, hari yang membosankan.

Baru saja Hera melewati bangku Jezzan, si manusia menyebalkan itu menarik tangan Hera untuk duduk di sampingnya.

"Gue mau duduk sama Letta!" kesal Hera karena tangannya yang tiba-tiba ditarik. Untung saja dia tidak terjatuh.

"Lo sama gue" Jezzan tidak membiarkan Hera pergi, tangannya merangkul pundak Hera membuat si empu terlihat pasrah. Dia tidak ada tenaga untuk bertengkar dengan Jezzan hari ini.

"Lo belom ngerjain tugas kimia kan?" Hera menatap Jezzan dengan terkejut, dan Jezzan bisa menebak jika Hera belum mengerjakan.

"Kok gue lupa ada tugas?! Gue tanya let--" Hera tidak melanjutkan kalimatnya ketika Jezzan menyerahkan buku kimianya untuk Hera.

"Baik kan gue?" tanya Jezzan bangga, membuat Hera mendengus.

"Thanks" Hera mengambil buku itu. Tak lama kemudian, guru yang mengajar pun memasuki kelas.

"Tugas, silahkan dikumpulkan di atas meja saya. Nanti saya koreksi, setelah itu buka halaman 112"

Semua murid yang mengikuti kelas perpindahan pun maju untuk mengumpulkan tugas, termasuk Hera. Dia mengumpulkan buku yang diberi oleh Jezzan tadi, tanpa mengecek apa isinya.

Pelajaran berlanjut, Hera mengikuti dengan damai tanpa mengetahui senyum jahil Jezzan di belakangnya.

Pukul 12.40, waktu istirahat. Hera hanya diam di kelas pertukaran karena jam berikutnya masih ada. Sedangkan tiga temannya berada di kantin untuk mengisi perut.

Hera sedang tidak mood.

Dia ditemani oleh gurunya yang sedang mengecek tugas minggu lalu. Oh, atau dia yang menemani gurunya? Entah.

"Hera, ini kamu kenapa nulis ngga jelas kayak gini?" panggil guru itu, Hera segera berdiri dari duduknya dan mendekati sang guru.

Betapa terkejutnya dia ketika melihat bukunya yang seharusnya berisi tugas malah berisi tulisan-tulisan aneh yang Hera pun tau siapa pelakunya.

'Jezzan bangsat' batin Hera. Dia tersenyum canggung menatap gurunya.

"Bukunya tertukar. Maaf ya, bu. Saya kurang teliti, boleh saya ambil di kelas?" jelas Hera, sang guru mengangguk paham.

"Cepat ya Hera. Kalau engga, nanti kamu kumpulkan saja di ruangan saya" Hera mengangguk mengerti, kemudian pamit untuk mengambil bukunya yang berada di kelas.

Itu hanya alasan.

Dia dengan wajah marah, mencari Jezzan kesana kemari. Sempat tanya ke beberapa siswa yang berlalu lalang, tapi dia tidak mendapatkan jawaban.

Jezzan suka membolos, pasti dia berada di rooftop. Hera melangkahkan kakinya menaiki tangga dengan dihentakkan karena kesal. Rasanya mau nangis aja dia.

Hera membuka pintu rooftop dengan kasar. Benar saja, Jezzan sedang berada di sana dengan gengnya.

"Jezzan Mackenzie, sini lo bajingan!" Hera menghampiri Jezzan dengan cepat dan langsung menarik rambut Jezzan tanpa ampun.

"Lo niat bantuin gue ngga sih?! Apa yang lo tulis di buku, je?!" Hera semakin kencang menarik rambut Jezzan, membuat teman-teman Jezzan panik.

"Ra udah ra, anak orang gundul ini nanti!" Raka berusaha melepaskan tarikan Hera yang semakin menguat,

Strawberry and Cigarette [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang