11.

443 43 3
                                    

"Tapi ini kalungnya udah dari dulu ngga sih kak? Keknya waktu itu gue pernah nemu nih kalung di mobilnya abang" tanya Letta yang sejak tadi memandangi kalung Yisha. Sedangkan si empu mengangguk membenarkan.

"Heeum, cuma baru gue post sekarang. Hehe" jelas Yisha, membuat Letta mengangguk paham. Mereka sekarang sedang berkumpul di rumah Yisha dan Jengga.

Jason yang membawa Ellena dan Jezzan, Aera yang membawa Hera, Letta yang membawa Jena dan Sera, juga Juniel yang datang mandiri karena sudah akrab dengan Jengga sejak dia masih bayi.

Juna sudah berada di sana sejak pulang dari resto.

Mereka rencananya hanya diundang Yisha untuk makan malam bersama, kalau kata Juna "sekalian ngerayain pertama kali gue jadian" gitu.

Jadinya Yisha memesan banyak sekali delivery makanan. Karena untuk memasak, waktunya tidak akan cukup. Dan malam akan semakin larut.

"STOP NGAMBIL MAKANAN GUE, DI DEPAN LO BANYAK JEZZAN!" teriakan Hera membuat orang yang ada di ruang tamu menatap terkejut. Ah kecuali Jena, Sera, Letta, dan Juniel sih.

Ya bagaimana Hera tidak teriak? Makanan kesukaannya, alias cheesecake, sejak tadi dicomoti Jezzan dengan garpu kue nya.

"Jangan teriak ra, rumah orang ini" nasihat Aera membuat Hera mencebik kesal.

"Salahin dia tuh! Gangguin mulu" Hera kembali memakan cheesecake nya dengan mood yang sedikit kesal.

"Suka kali tuh" sindir Jengga dan mendapat delikan dari Jezzan. Okay okay, Jengga paham.

"Jena sama Sera kenapa diem aja?" Ellena angkat bicara karena sejak tadi dua anak itu diam jika tidak diajak bicara oleh Hera atau Letta.

"Uhm, hehe. Gugup kak, canggung juga. Baru pertama kali ke sini, apalagi ada kak Elle di sini hehe" jelas Jena.

"Sebenernya ngga dapet script dari lilac sih kak" ucap Sera julid dan mendapat geplakan dari Jena.

Ellena tertawa, "yaudah atuh jangan canggung-canggung, anggep aja kita kakak kalian mulai sekarang"

Jena dan Sera mengangguk mantap dan mulai bisa membaurkan diri. Jason mengambil tas Ellena untuk mengeluarkan beberapa lembar undangan.

Dia membagikan satu persatu undangan tersebut. Jena dan Sera terkejut karena mereka juga dapat. Mereka kira, mereka tidak akan dapat.

"Eh, kita dapat juga? Makasih loh, bang" ucap Jena, Sera mengangguk ikut membenarkan.

"Sama-sama. Disimpen ya, kalo dateng dibawa. Ada barcode nya, karena acaranya tertutup. Cuma ada satu media aja" jelas Jason, semuanya mengangguk.

"Widih, semi-publik ya" Jengga membaca undangan tersebut, lokasi gedung pernikahan mereka juga tidak jauh dari sini.

"Ngeliat respon fansnya Lena yang bagus, jadi gue buat semi-publik aja dah. Biar semua kebagian beritanya" Jengga mengangguk paham.

"Tinggal Jengga ngga sih yang belum nyusul?" Ellena menaik-turunkan kedua alisnya menggoda Jengga.

"Adik ipar lo tuh juga belom kak" Jengga melirik Jezzan yang jengah sudah.

"Alah Jezzan mah gampang. Dia udah ada target, ya kan?" tanya Jason pada Jezzan yang hanya menganggukkan kepalanya.

"Gue juga udah ada sih, tapi nanti dulu lah. Urusan gue masih banyak ini" sanggah Jengga sambil tersenyum malu, karena crushnya ada di sini.

Dia menyukai crushnya ini sejak Yisha mengenalkan padanya, tapi karena dia yang sering ke luar negeri, jadi tidak banyak waktu untuk mengenal teman Yisha ini.

Strawberry and Cigarette [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang