07.

321 38 1
                                    

"Je" Juna menepuk bahu Jengga ketika dia tidak sengaja melihat seseorang yang dia kenal sedang duduk di depan meja bartender.

"Oy bang, libur?" tanya Jengga, Juna mengangguk dan mendudukkan diri di samping Jengga.

Mereka berdua lagi berada di bar. Iya, siang-siang gini cuma bar ini yang buka. Lainnya mah malem.

"Tumben lo ke bar, ada masalah apa?" Juna memesan satu minuman untuknya, sedangkan minuman Jengga baru saja selesai dibuat.

"Lagi mikirin masalah warisan. Mama gue dateng lagi, keknya satu minggu yang lalu? Entahlah. Dia dateng lagi, terus minta warisan. Padahal gue udah kasih disaat makam papa masih basah. Itupun dia yang minta karena mau nikah lagi. Yaudah kan gue kasih, eh balik lagi katanya kurang. Padahal emang warisannya cuma lima persen"

Juna menggelengkan kepalamya, tak habis pikir dengan masalah keluarga Jengga.

"Terus, gimana? Mau lo bawa ke jalur hukum?"

Jengga menggeleng, "awalnya sih engga, kan udah gue usir. Gue kira dia ngga bakal berulah lagi. Eh ternyata playing victim dan nuduh gue sama kakak gue serakah sama harta warisan papa. Dan dia udah nyewa pengacara buat belain, mau ngga mau gue ngikutin alurnya aja kan? Gue lagi nyari pengacara"

"Gue ada kenalan pengacara. Mau gue bantu ngomong ke dia? Atau kalo engga, nanti gue kasih nomor dia ke lo" tawar Juna, Jengga berpikir sebentar.

"Boleh deh, gue tunggu. Biar cepet kelar ini masalah" Jengga menerima tawaran Juna. Akhirnya mereka berdua menikmati minuman itu bersama.

🌱

"Kak Len!" teriak Juniel dan melambaikan tangannya. Dia, Letta, dan Jezzan sekarang berada di bandara untuk menjemput Jason dan Ellena. Jason bisa saja menyuruh sopir pribadinya untuk menjemput, tapi Juniel lagi kangen kakaknya. Jadi Jason membiarkan Juniel yang menjemput.

Tapi dia tidak expect akan membawa dua bocil lainnya.

"Ih kak elle makin cantik jaaa" puji Letta sambil memeluk Ellena. Sedangkan Jezzan berpelukan dengan Jason.

Juniel : yang penting gue dapet script.

"Kenapa ngga dari dulu lo publish hubungan?" tanya Jezzan ketika melepaskan pelukannya.

"Ah elah cil. Karir Ellena lagi melejit, ngga mungkin dong gue ngejatuhin karir orang yang gue sayangin" Jason mengedipkan mata genit kearah Ellena yang menatapnya.

Ellena hanya bisa terkekeh, "gimana kalian berdua? Aman kan? Jangan bilang berantem mulu"

"Ielnya tuh yang ngeselin kak! Masa marahan dikit larinya udah ke rokok. Ngga ada yang lain gitu? Makan macaron kan lebih enak ya kak?"

Ellena mengangguk, menyetujui ucapan Letta. "Bener tuh, kamu kenapa ngerokok mulu hah? Ngga mau nikah sama Letta kamu? Kalo gitu, Letta nya sama orang lain aja"

Juniel cuma melongo terkejut, Ellena dan Letta memasuki mobil, diikuti Jason. Jezzan menepuk bahu temannya itu dua kali.

"Dunia emang ngga adil bro, sabar ya" kemudian ikut masuk ke dalam mobil. Juniel menghela nafas pasrah dan memasuki kursi kemudi. Dia juga yang menyetir mobil.

"Gimana kabar abang kamu, let?" tanya Ellena membuka topik, Letta sedang berpikir.

"Baik kok, udah jarang mabukan kayak dulu. Itupun semenjak kenal kak Isa" jelas Letta, Ellena berpikir keras, siapa itu isa?

Strawberry and Cigarette [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang