15.

509 42 6
                                    

Jezzan menyeret tas Hera membuat si empu terkejut dan mau tak mau mengikuti ke mana Jezzan menyeretnya pergi. Hera hanya pasrah, dia tidak ada tenaga untuk marah-marah di pagi hari.

Mereka sampai di rooftop, Hera saja sampai heran kenapa Jezzan membawanya pergi ke rooftop?

Sampai Jezzan duduk dan menarik Hera untuk duduk di pangkuannya, tentu saja Hera menolak. Baru dia akan berdiri, tapi tangan Jezzan sudah melingkar erat di perutnya.

Posisi Hera yang semula membelakangi nya, Jezzan buat jadi menyamping. Kepalanya bersandar di bahu Hera, terlihat sangat lelah. Jantung Hera jadi tidak aman, sejak tadi terus berdegup kencang. Tidak seperti biasanya.

"Je?" panggil Hera sambil sedikit mengintip wajah Jezzan. Si empu hanya membalas dengan deheman, Hera merasa jika Jezzan butuh ketenangan saat ini. Jadi dia membiarkan Jezzan melakukan semaunya. Lagian, dia juga sedang malas marah-marah.

Hera bosan, dia seharusnya tidak membolos seperti ini. "Je, gue ketinggalan pelajaran"

"Terus?" jawab Jezzan santai, dan malah menyamankan dirinya di bahu Hera. Membuat Hera mendengus,

"Ya gue ngga mau bolos, nanti nilai gue kuranggg" rengek Hera, Jezzan tersenyum tipis.

"Sekali doang. Gue cuma mau gini bentar" Hera merotasikan matanya, melepaskan tasnya untuk menutupi rok seragamnya agar tidak tertiup angin.

Bahaya dong ya ges ya.

"Anj-mphh!" Tangan Raka dengan cepat membungkam mulut Jay yang hampir saja berteriak dan mengumpat. Raka meletakkan telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan Jay untuk tetap diam.

Jay mengangguk, dan mengintip bersama Raka.

"Siapa yang di pangkuan Jezzan?" tanya Jay sambil berbisik, Raka menyipitkan matanya yang udah sipit (maap rik🙏🏻) untuk meneliti bentuk tubuh perempuan yang berada di pangkuan sahabatnya.

"Kayak..." Raka melototkan matanya, "Jay, Hera anjir!" bisiknya heboh, Jay maju selangkah untuk memperhatikan punggung siswi itu.

"Anjay, beneran Hera. Udah jadian kah?" Jay menatap Raka yang menaikkan dua bahunya tanda tak tahu. Kemudian Raka mengajak Jay untuk turun supaya tidak mengganggu momen manis itu.

🌱

Juna dan Yisha pulang hari ini setelah beberapa bulan mengikuti world tour DIAMOND. Banyak wartawan yang menunggu di lobby bandara untuk menyambut boyband yang sedang naik daun tersebut.

"Ajun, ngga ada jalan pintas?" Yisha berbisik dan merapatkan badannya pada Juna, merasa tidak nyaman ketika melihat banyaknya kamera di depan.

"Ada, mau jalan pintas aja?" tawar Juna, Yisha tentu mengangguk mantap. Juna menggandeng tangan Yisha dan berpamitan pada beberapa bodyguard dan manager yang ada di sana.

Mereka berdua memutari bandara, walaupun emang sangat jauh. Nggapapa, yang penting Yisha aman kalau kata Juna.

Akhirnya mereka sampai di mobil dan berhasil menghindari banyak wartawan, Juna memerintahkan untuk mendahului yang lain. Karena memang tidak ada jadwal lagi setelah ini, para anggota DIAMOND mendapat libur panjang setelah world tour.

Yisha menyenderkan kepalanya ke bahu Juna, dia merasa sangat mengantuk. Padahal di pesawat tadi dia tidur doang, bangun pas ada makanan datang.

"Masih ngantuk ya? Tidur aja. Kalo udah sampe, aku bangunin" Yisha mengangguk saja dan memejamkan matanya. Dia menikmati elusan tangan Juna yang berada di pipinya, dan tak lama kemudian dia terlelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Strawberry and Cigarette [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang