Strawberry and Cigarette [ On Going ]

05.

Hera berkali-kali melirik Jezzan yang sedang fokus mengendarai mobil di sampingnya. Jezzan yang mengetahui, segera membuka suara.

"Lo kalo mau tanya, tanya aja"

Hera sedang berpikir, memikirkan pertanyaan yang pas.

"Lo ngga kesambet listrik, kan?" tanya Hera, Jezzan terkekeh.

"Emang muka gue kayak abis kesambet listrik?" mana Hera ngangguk aja denger jawaban Jezzan, sangat jujur ya bun.

"Ngga" jawaban singkat dari Jezzan membuat Hera memicingkan matanya. Menatap curiga pada manusia jahil di sampingnya ini.

Hera menyempingkan badannya, melipat tangannya di dada, dan menatap Jezzan dengan pandangan menyelidik. Seakan ingin menginterogasi Jezzan.

Jezzan yang ditatap seperti itu tentu saja gugup, siapa yang ngga gugup kalo diliatin gitu dari dekat? Sama Hera pula.

"Lo ngga ada niat terselubung kan?" pertanyaan Hera membuat Jezzan terkejut. Curigaan banget manusia.

"Seburuk itu kah gue di mata lo?"

"Iya" jawaban Hera membuat Jezzan mendengus. Emang ya, cewe ngga bisa boong.

Mereka sampai di rumah Hera, Jezzan membantu untuk membawakan dua kantung belanjaan Hera. Jezzan meletakkannya di meja ruang tamu.

"Sekali lagi, thanks" ucap Hera, Jezzan tersenyum jahil.

"Bayar" Hera mengernyit tak suka dengan satu kata yang keluar dari mulut Jezzan.

"Perhitungan banget lo--"

Cup

Jezzan mengecup pipi Hera, dan tersenyum. Sedangkan Hera, otaknya masih memproses kejadian yang baru saja dia alami.

"Gue anggep sebagai bayaran. Gue pulang" Jezzan melangkahkan kakinya keluar dari rumah Hera.

Lutut Hera lemas, dan--

"HUEEEE KAK AEEEE PIPI RARA NGGA SUCII LAGIIIII" teriak Hera hingga terdengar oleh Jezzan karena dia belum pergi dari sana. Tentu saja itu mengundang tawa dari Jezzan.

Dia sering menjahili Hera karena respon Hera selalu lucu di matanya. Kapan sih Hera ngga lucu?

🌱