03.

363 44 1
                                    

Juniel bangun dan melirik ke arah jam di atas nakas kamar milik Letta. Masih pukul 04.30, dia masih ada waktu bersantai sebelum pulang ke rumah dan berangkat ke sekolah.

Dia berbalik dan memandangi wajah indah dan damai milik Letta. Letta saat ini hanya mengenakan tanktop juga celana pendek setelah kegiatan mereka beberapa jam lalu.

Eits, Juniel belum berani untuk lebih jauh. Dia juga sadar, mereka berdua masih sama-sama bersekolah. Tidak usah terlalu terburu-buru.

Juniel terkekeh ketika bayangan kegiatan mereka beberapa jam yang lalu terlintas di kepalanya. Dia memandangi kissmark nya yang hampir tidak kelihatan karena dia tidak mau menimbulkan huru-hara di sekolahnya.

Apalagi jika Letta menyadari, beuh. Dia harus melakukan ini itu supaya Letta mau memaafkannya.

Pintu kamar Letta diketuk, Juniel membuka pintu. Tampaklah Juna yang sudah sangat rapi di hari yang masih sangat pagi ini.

"Tumben lo udah rapi banget bang?" tanya Juniel. Juna hanya tersenyum.

"Iya dong, gue harus ke perusahaan di jam segini. Tapi, gue mau ngomong bentar sama lo. Bisa?" Juniel langsung saja mengangguk dan menutup pintu kamar Letta.

Mengikuti Juna sampai di ruang keluarga.

🌱

Pukul 06.30.

Letta baru saja bangun dan menyadari jika Juniel yang semalam bersamanya, sudah tidak ada di sampingnya.

Mulutnya menggerutu sambil turun dari ranjang, dia menghentakkan kakinya keluar dari kamar.

"IEELLLL KENAPA NINGGALIN AKU" Letta menuruni tangga dan menemukan Hera yang sedang melongo menatapnya.

"Iel? Siapa Iel?" Letta tiba-tiba menjadi gugup, dia mana tau kalau Hera ada di sini.

"A-anu, bukan siapa-siapa. Tunggu bentar, gue siap-siap dulu" Letta berbalik dan berlari menaiki tangga untuk masuk ke kamarnya.

Sedangkan Hera bodo amat, tidak ingin tau juga. Dia melanjutkan melihat-lihat time line twitter nya.

Letta berangkat bersama Hera hari ini. Hera sudah hafal. Jika Letta mengalami kecelakaan sekecil apapun yang disebabkan oleh motor, pasti langsung disita sama Juna.

Mereka berdua berjalan di lorong kelas, untung saja pagi ini damai. Tidak ada empat orang menyebalkan (menurut mereka).

Tapi wajah Letta tetap cemberut dari pagi sampai istirahat pertama. Itu membuat tiga sahabatnya kebingungan.

"Let, lo kenapa dah? Cemberut mulu, makanan dimainin doang. Lo kalo ada masalah cerita" ucap Sera yang lelah melihat makanan yang dimainkan hingga menjadi bubur seperti itu.

Dia pecinta makanan, ngga terima dong kalo makanan dimainin doang.

'Gimana gue mau cerita dah, orang kalian ngga tau gue pacaran sama Juniel' batin Letta galau.

Tiba-tiba ada satu orang adik kelas yang memanggil Letta dan menyuruhnya ke belakang sekolah. Letta dengan cepat bangkit dan berpamitan pada tiga sahabatnya.

Letta datang ke belakang sekolah sendirian, dan menemukan Juniel yang sedang menghisap batang nikotin.

Tangan Letta terangkat, mematikan rokok itu dan membuangnya sembarangan. Matanya menatap tajam Juniel yang hanya diam.

Strawberry and Cigarette [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang