Catatan Kecil | Awal

163 7 0
                                    

Kepada dara yang turun hinggap di hatiku, aku punya segudang pertanyaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepada dara yang turun hinggap di hatiku, aku punya segudang pertanyaan.

1. Apa aku pantas lihat kamu dari jauh?

2. Siapa kira2 yang bisa bikin kamu deg-degan kayak aku waktu berusaha cari obrolan?

3. Di mana tempat terbaik buat nembak kamu?

4. Kapan aku bisa panggil kamu sayang?

5. Kenapa harus kamu yang bikin aku gugup sampai gak bisa ngomong?

6. Bagaimana caranya deketin kamu tanpa banyak upaya?

Terakhir sih, kenapa aku berani berkhayal aja?

Jelita malam?

Bukan, Jelita Anjani ...

Aku terpesona.

Kamu gimana?



Teruntuk mereka yang masih punya keinginan untuk mempertahankan budayanya, satu bunga saja tidak cukup sebagai bentuk apresiasi. Hebat, masa kini butuh banyak usaha jika berhubungan dengan kata "kebudayaan", terlebih arti kata "tradisi".

Terus bergerak, kumohon jangan patah semangatnya.

-Tyta-


★★★


⚠︎  young adult(bagian awal), mature(bagian akhir), 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠︎  young adult(bagian awal), mature(bagian akhir), 

harsh words, traumas, mental issues ⚠︎

Asmara adalah karya fiksi.  Nama, karakter, tempat, dan insiden adalah produk imajinasi penulis yang digunakan secara fiktif. Segala kesamaan dengan kejadian nyata, orang hidup atau mati hanya kebetulan belaka.

Face claim yang digunakan dalam cerita ini hanya sebagai muse. Pembaca bebas menggambarkan karakter sesuai imajinasinya.


Selamat datang di kisah Asmara dengan versi narasi lebih banyak, kamu bisa menemukan Asmara versi visual yang lebih banyak di twitterku(tytanulis). Aku tulis sejak 29 Oktober 2022.

Melalui banyak pertimbangan, sepertinya menarik jika Asmara ditulis dalam bentuk narasi secara penuh. Dengan narasi yang lebih matang, ada banyak hal yang mungkin kutambahkan di sini.

Cerita ini diawali oleh kecintaanku pada batik, lalu ide itu mengalir dengan sebuah pemikiran "seperti apa rasanya jika seorang pria yang disalahkan atas selesainya sebuah hubungan, berusaha memperbaiki di hubungan setelahnya." Karena lokasinya di Jogja dan daerah sekitarnya, sesekali aku tulis dialog dalam bahasa jawa tengah(khususnya Jogja).

Selamat membaca!

AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang