Mega Mendung Sekar Jagad

23 3 0
                                    

Agak panjang, semoga tetap enjoy di baca ya:')

Makasih sudah hadir di sini! 

Tidak perlu menjadi bunga setaman untuk dikatakan pantas tampil dipermukaan, tapi sungguh lumrah jika wanita merias diri demi menunjukkan kecantikan yang ia miliki. Bukan demi menarik para bujangan di luar sana, tapi ini perihal keinginan hati dan kesenangan pribadi.

"Aku sih dandan karena suka ya," ujar Indri sambil memandang cermin miliknya, memastikan riasannya sempurna.

"Jeng, intonasimu kayak cewek pick me."

Langsung saja dua mata Indri melirik ke arah Jelita, kemudian ia tersenyum penuh arti dan mulai beraksi.

"Aduh! Iya! Iya! Maaf!" 

Jelita tertawa geli ketika sahabatnya tak henti menyentuh pinggangnya, harus diakui jika itu bagian yang paling sensitif.

"Bukan pick me tahu."

Jelita yang baru lepas dari rasa geli itu masih berupaya mengontrol tawanya. "Terus?"

"Beneran, asli, sungguhan. Cause I'm enjoy every step and every moment."

Perdebatan itu selesai karena taksi online sampai di tempat yang dituju. Rama Shinta Garden Resto, ruang terbuka itu kerap kali digunakan dalam berbagai acara, termasuk manten. Istilah manten kerap kali dipakai untuk acara pernikahan. Makan malam romantis sembari mencicipi kuliner nusantara begitu lengkap dengan pemandangan indah dari Candi Prambanan.

Alunan gamelan menggema dari pengeras suara. Kebo Giro menjadi ciri khas pernikahan adat Jawa. Alunan musiknya memberikan harapan, Kebo yang berarti simbol penuh berkah dan Giro yang berarti siklus. Kebo Giro menjadi harapan akan adanya kehidupan rumah tangga yang harmonis dan langgeng.

Kebo Giro dimainkan saat prosesi temu manten, artinya saat pasangan pengantin bertemu. Seolah menjadi tanda akan kehidupan yang baru. Kedua mempelai berjalan melewati para tamu undangan, menebarkan senyuman dan sapaan.

Di sanalah Aryasena Diraya, ikut berdiri menyambut pasangan pengantin dari tempat duduk bersama dengan dua anak kos lainnya. Bu Harini membiarkan ketiga anak kosnya hadir menggantikan dirinya.

Di saat yang lain memperhatikan prosesi kedua mempelai berjalan menuju pelaminan, Arya termenung memikirkan sang kekasih. Batang hidungnya belum terlihat hingga saat ini. Seingatnya Jelita memberitahu jika taksinya terjebak di lampu merah, ia mengaku terlalu lama bersolek. Arya tahu dan mengerti perihal kebiasaan tersebut, ia hanya takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kemeja batik Arya adalah batik satu-satunya yang ia bawa dari Semarang, Maminya berpesan jika dirinya harus siap sedia jika sewaktu-waktu hadir di acara formal. Namun, kemeja batik satu-satunya ini cukup membuatnya risih dengan lengan panjangnya. Beberapa kali ia naikkan sedikit ujung lengannya agar tidak merasa gerah.

Langit semakin gelap, tamu undangan pun disuguhi lampu dan hiasan indah sebagai dekorasi. Sejak awal, anak-anak kos itu menjadi sorotan beberapa tamu. Entah, mungkin jiwa muda mereka begitu menarik.  Namun, yang dikatakan jiwa muda itu ada saja pemikirannya. Padahal acara begitu sakral.

"Bakso atau zuppa soup ...?" bisik Panji.

"Bukannya kambing guling dulu, Mas...?" balas Dewa yang ikut berbisik.

AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang