09. Party Teh! J + J absurd

1.5K 191 7
                                    

"Ada apa dengan wajahmu itu? Kau begitu jelek jika menampilkan ekspresi menjijikan seperti itu.." pria yang menghentikan Taehee sebelumnya itu, menatap tajam teman yang mengejeknya.

"Tutup mulutmu!" Katanya dengan kesal. "Aku baru saja bertemu dengannya... Tapi, dia tidak mengingat ku.." melihat keseriusan perbincangan di matanya. Teman pria itu duduk dengan tegap dan menatapnya serius.

"Maksudmu? Wanita yang kau maksud itu...."

"Ne... Kekasih ku dulu.."

Mengerti, jadi begitu rupanya kenapa temannya ini tadi berlari dengan cepat dan membuat keributan. Untung saja dia datang tepat waktu sebelum orang-orang berpakaian hitam itu menghajarnya.

"Kurasa tidak. Jika dia tidak mengingat mu... Dia tidak akan bertingkah seperti itu... Dia hanya tidak ingin bertemu dengan mu... Kelakuan bejat mu pasti membuatnya jijik, dude.." mendengar ejekan temannya. Pria itu tersenyum tipis tanpa ada niatan untuk membalas. Semua yang di katakan temannya ini, mungkin memang benar adanya. Dia hanya bisa bersabar untuk bisa bertemu kembali dengan kekasihnya.

"Jung, bantu aku mencari dimana rumah kekasih ku itu... Aku akan membantu mu mendapatkan nomor wanita yang kau sukai saat di pasar tadi pagi.." katanya menatap temannya yang nampak berbinar.

"Eoh, akan ku lakukan!"
_____

1 Week Later.

Satu minggu berlalu. Setelah satu minggu lebih berada di Paris menikmati hari-hari honeymoon singkatnya. Lisa dan Jennie kini harus kembali ke Korea untuk mempersiapkan acara pengumuman Lisa yang akan mengambil alih perusahaan keluarga Manoban.

Lisa sebenarnya tidak ingin kembali secepat ini. Tapi karena dia telah berjanji pada Daddy-nya. Dia harus kembali. Mungkin setelah dia menjadi CEO setelah ini, dia akan mengatur liburan dalam waktu yang lama agar bisa menikmati hari-harinya bersama istrinya yang cantik itu setiap hari tanpa memikirkan pekerjaan.

Butuh waktu sekitar 14 jam lebih untuk sampai di Korea. Karena Lisa dan Jennie mengambil penerbangan pagi hari. Jadi begitu sampai di Seoul, hari mulai berganti malam. Langit-langit Seoul di penuhi bintang-bintang berkilau begitu Lisa dan Jennie menginjakkan kaki mereka di kediaman Manoban untuk pertama kalinya sebagai suami-istri.

Lisa masih belum membeli rumahnya sendiri, tapi setelah ini mungkin dia akan memilih tinggal sendiri dengan Jennie. Akan lebih banyak waktu bersama jika tinggal berdua dan dengan begitu tidak perlu khawatir ada orang yang mengejeknya karena terlalu bucin.

"Ouh.... My Dear, kamu kelelahan, hm? Apa sudah makan? Jika sudah, kamu langsung bersih-bersih dan istirahat. Tidak perlu turun ke bawah lagi eoh.." begitu masuk, Jennie langsung di sambut oleh pelukan hangat mertuanya.

"Ne. Jennie sudah makan.. kalau begitu Jennie dan Lisa Oppa ke atas dulu..."

"Istirahat! Jangan bertingkah seperti anak kecil!" Jennie menggembungkan pipinya begitu mendengar suara sang eomma yang menyuruhnya istirahat tapi juga mengejeknya.

"Sudah.. ayo kita istirahat.. "

Sebelum benar-benar sampai di kamarnya, Jennie menoleh ke belakang dan menjulurkan lidahnya. "Wlek... Eomma bau.."

"Yakk! Dasar kucing!"

Diana tertawa di buatnya. Kelakuan gadis-gadis cantik dan eomma ini benar-benar membuat perutnya sakit. Mereka selalu bertengkar entah apa dan selalu membuat orang tertawa begitu melihat kelakuannya.
______

07.15

Jennie nampak begitu cantik pagi ini, gadis itu mengenakan make up tipis yang membuat kecantikannya lebih terasa. Melihat istrinya yang begitu cantik turun dari kamarnya, Lisa tersenyum kesenangan sebelum bertanya; "Wife, mau kemana pagi-pagi sekali sudah secantik ini?"

"Mommy meminta ku ikut ke acara sosialita. Katanya acara minum teh bersama teman-temannya dan di minta untuk membawa keluarga..." Jennie menjelaskan. "Hubby, bukankah siang ini pengumuman mu mengambil alih tempat Daddy?" Tanyanya sambil merapihkan dasi Lisa yang sedikit miring.

Lisa mengangguk; "Eoh, pagi ini meeting dengan petinggi-petinggi dan karyawan, baru siangnya pengumuman. Kamu datang yah nanti siang bersama mommy.." Tangan Lisa terulur mengelus pipi istrinya yang seperti mandu, sangat menggemaskan memainkan pipi gembulnya ini.

"Hm, aku pasti akan datang bersama mommy... Aku akan datang lebih awal agar kita bisa makan siang bersama terlebih dahulu.."

"Jendeuk, ayo cepat!... Mommy sudah menunggu, kita akan terlambat jika harus menunggu mu selesai bermesraan dengan suami mu itu!"

"Ck. Menganggu saja.." Jennie membersihkan ciuman di bibir Lisa sebelum pergi. "sampai jumpa nanti siang, Hubby!"
______

"Disini tempatnya?.... Woah... Banyak orang disini.. dan mobil-mobil itu terparkir banyak sekali. Tapi lebih banyak milik Daddy sih.."

"Ne, kita berkumpul di sini. Ini rumah teman dekat mommy saat masih di sekolah dasar.." Diana menanggapi pertanyaan Jisoo.

Begitu mobil berhenti, Diana keluar di ikut kedua gadis itu yang mengekor di belakangnya. Sepertinya ayam kecil yang takut kehilangan induknya.

Disini banyak teman-teman Diana dan anak ataupun menantu dari teman-temannya itu. Mereka biasanya membawa anak ataupun menantu perempuan untuk memamerkan kecantikan gadis yang di milikinya. Seperti haus akan pujian, tapi sebenarnya ini hanya candaan agar hubungan pertemanan mereka tetap terjalin dengan baik dan lama.

Melihat sahabat dekatnya waktu sedari sekolah dasar telah datang. Si pemilik rumah yang menjadi tempat berkumpul – Jung Somin – menghampirinya dengan menarik seorang gadis di tangannya. Menyambut kedatangan Diana dengan pelukan hangat penuh rindu, mereka sudah lama tidak bertemu akibat kesibukan masing-masing, terutama Diana yang sibuk menemani Marco pergi menjalani bisnis ke luar negeri dan persiapan pernikahan Lisa dan Jennie sebelumnya.

"Diana, lama tidak berjumpa. Kau terlihat semakin muda saja, eoh.." memaparkan tatapan menggoda, Somin menatap Diana yang terlihat awet muda ini.

"Kau juga semakin cantik... "

"Wah.. siapa dua gadis di belakang mu ini, eoh? Apa mereka menantu mu?... Wait, kau cuma punya satu anak... Jangan katakan kau membiarkan anakmu yang manis itu menikahi dua gadis sekaligus.." Somin menatap Diana penuh selidik. Matanya menatap dua gadis cantik yang berada di belakang sahabatnya ini.

"Ck! Mulutmu! Tentu tidak! Itu tidak mungkin.... Ini Jennie, dia yang menantu ku, istri Lisa... Dan ini Jisoo, kakak Jennie.." jelasnya, menarik lembut keduanya agar berdiri di sampingnya. Memperkenalkannya dengan bangga.

"Mwo!? Lisa menikah!? Kenapa kau tidak mengundang ku!?.. aku benar-benar merasa tersakiti.. hiks... Sahabat terbaik ku tidak mengundang dan melupakan ku di pernikahan anaknya.."

Diana memutar malas matanya melihat drama sahabatnya ini. "Aku sudah mengirim undangan padamu. Kau sendiri yang bilang tidak bisa karena harus mengurus cabang perusahaan di luar yang terganggu.."

"Hehe... Untuk itu maafkan aku.. aku benar-benar sibuk saat itu.... Ayo gadis-gadis cantik, kita berkumpul dengan yang lain di taman belakang.. tidak perlu canggung, ikuti saja mommy kalian agar lebih cepat mengenal... Rileks, kita akan sering bertemu di acara seperti ini.."

"Ayo, mommy ingin mengenalkan mu pada teman-teman mommy yang tidak bisa hadir saat pernikahan. Jisoo,..... Yak! Jisoo! Apa yang kau lakukan Eoh!?"

"Hanya ingin buah ini hehe.."

Diana dan Somin menatap gadis yang baru saja terlihat feminim itu kini berada di atas pohon mangga yang cukup tinggi dengan gaun yang telah di ikat agar tidak susah saat memanjat. "Hah.... Untung menantu ku tidak sepertinya.." Diana mengelus dadanya, untung Jennie tidak seperti Jisoo yang melakukan hal ajaib tidak tahu tempat. Sekarang mereka menjadi pusat perhatian beberapa teman Diana yang masih berada di taman depan.

"Jisoo unnie! Aku juga ingin! Ambilkan satu! Aku tidak bisa memanjat dengan gaun ini!"
______________________________________

Sorry baru bisa update lagi setelah dua hari. Nulis udah mau kelar semalem malah ketiduran. Jadi baru bisa lanjut sekarang.
Jangan lupa vote dan komen.
See you next chapter guys.....

Heavenly BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang