10. Appa Jennie?

1.2K 159 1
                                    

Setelah berhasil membuat Jisoo turun dari atas pohon. Diana menggenggam tangan kedua gadis-gadis ini dengan erat dan tidak ingin melepaskannya. Dia tidak ingin keduanya hilang dan melakukan hal aneh. Benar kata Taehee, jika Jisoo dan Jennie bersama, kesabaran akan teruji oleh mereka berdua.

"Haha... Kau harus menjaga kedua gadis cantik mu ini dengan baik... Terutama menantu perempuan mu.." Somin menatap Diana dengan penuh senyum, perutnya masih sedikit sakit melihat kelakuan dua gadis cantik ini yang sekarang di apit oleh Diana seperti anak kecil.

"Kalian ini... Ck, tahan dulu. Nanti mommy belikan setelah kita pulang... Tidak perlu naik seperti tadi!? Mengerti? Terutama kamu, Jisoo. Jangan naik-naik seperti itu, pakaian mu bisa-bisa robek atau kamu jatuh nanti. Jennie, kamu juga, jangan seperti tadi... Mengerti?" Diana memarahi keduanya seperti seolah memarahi anak kecil. Keduanya menunduk dengan takut.

"Ne.." jawab keduanya serempak.

"Mulai sekarang bertingkah lebih feminim, itu bagus untuk kalian. Apalagi saat di luar seperti ini... Karena pekerjaan kita sekarang hanya menghabiskan uang, terutama Jennie yang sudah menikah. Kita harus wajib menjaga penampilan dan tingkat kita agar suami kita tidak berpaling ke wanita lain... "

"Ne!"

Somin menghela nafas mendengarnya. Tidak ada bedanya sahabatnya ini dari dulu sampai sekarang. Selalu saja tentang uang dan bekerja menghabiskan uang.

Diana tersenyum kesenangan saat dua gadis Kim itu mulai mengikutinya dan menjadi feminim kembali. Dia mengenalkan keduanya pada teman-temannya.

"Aigo... Diana, kau sangat beruntung memiliki menantu cantik seperti ini.. aku tidak sabar melihat anak mereka nanti, pasti sangat cantik dan tampan.. jika kebanyakan, berikan satu padaku.. aku yakin dengan Lisa dan Jennie, pasti sangat bagus.."

"Enak saja! Aku tidak akan membagi cucuku padamu.. uang ku masih banyak untuk merawat sampai 10 bayi.."

Jennie dan Jisoo hanya diam menyimak perdebatan 'cucu' dari Diana dan teman-temannya. Mereka tidak terlalu mengerti akan hal itu dan hanya mengekori Diana sepanjang waktu. "Jendeuk, orang-orang ini aneh, mereka kan bawa masing-masing anak atau menantu di samping mereka, tapi mata mereka menatap kita seperti sebongkah berlian yang ingin di miliki.." berbisik di telinga Jennie, Jisoo menatap orang-orang yang sedari tadi masuk ke taman mereka berdua menjadi pusat perhatian.

"Biarkan saja, itu karena kita terlahir cantik.. jadi orang-orang itu iri, unnie.."

"Woah... Daebak! Kau sangat pintar. Jendeuk, aku ini ternyata cantik. Pantas saja orang-orang ini memperhatikan ku terus sedangkan di desa orang-orang menatapku seperti maling.. mungkin mata mereka buta sampai melewatkan kecantikan Jisoo turtle rabbit Kim ini.." Katanya dengan kepercayaan diri yang begitu tinggi.

Jennie memutar malas matanya. Menyesal rasanya memuji seperti tadi, si Kim satu ini langsung seperti berada di atas angin. Lihatlah, senyumannya seperti psycho. "Ih.. wajahmu menjijikan unnie.. "
______

Di tempat yang sama. Lebih tepatnya di lantai atas yang berada di rooftop, dua orang laki-laki memperhatikan orang-orang yang asik dengan acara mereka. Salah satunya adalah suami si pemilik rumah - Somin - dan temannya yang datang untuk menghadiri acara bersama.

Jung Jae Young - suami Jung Somin - menatap salah satu dari mereka dengan intens. Seolah dirinya tengah mengingat-ingat wajah yang sepertinya cukup familiar di kepalanya itu. Melihat temanya yang begitu fokus, dia mulai menggodanya.

"Eoh... Aku tau banyak wanita cantik di sana dan ada gadis-gadis cantik.. terutama yang istri Marco itu bawa.. tapi kau sudah tua, mereka lebih pantas memanggil mu haraboji.."

"Istri Marco?....... Bukankah kekasih yang kau bilang itu bersama dengannya waktu itu?" Benar, itu adalah wanita yang walaupun hanya pernah dia lihat sekilas, tapi Jaeyoung sangat yakin kali ini.

"Jangan bercanda... Mana mungkin itu- "

"Kau meragukan ku, Eoh? Itu memang wanita yang aku lihat bersama dengan kekasih mu.. begini saja, kita akan menghadiri pengumuman penerus perusahaan Manoban siang ini. Di sana pasti ada Marco dan istrinya pasti datang bukan? Tidak mungkin istrinya itu tidak datang untuk melihat anak mereka yang akan mulai mengambil alih.. kita bertanya langsung padanya.. " Jaeyoung sangat-sangat yakin kali ini. Dia sudah berteman satu dekade dengan pria di depannya ini dan sudah menganggapnya seperti saudaranya sendiri. Tapi, selain membantunya menemukan kekasihnya yang menghilang dengan keadaan mengandung, pria di depannya ini sebenarnya sudah menikah.

Ini terjadi 19 tahun yang lalu. Dimana dia dengan sifatnya yang naif dan tidak terkendali menghamili wanita lain terlebih dahulu dan esoknya menikah dengan wanita lain lagi. Wanita yang dia buat hamil itu pergi begitu mengetahui jika orang yang menghamili dirinya sudah menikah dan karena tidak ingin merebut serta merusak kebahagiaan wanita lain, maka gadis yang di hamil itu pergi jauh entah kemana dengan keadaan baru mengandung.

Setelah bertahun-tahun. Pria di depannya ini memintanya untuk membantu dalam mencari kekasihnya setelah istrinya meninggal dan meninggalkan satu anak laki-laki yang ternyata hamil di luar sebelum pernikahan dengannya. Tapi itu juga anaknya karena setelah Jaeyoung bertanya lebih jelas. Sebelum melakukan perbuatan terlarang dengan kekasih yang dia cari, pria ini lebih dulu melakukannya dengan wanita yang menjadi istrinya dan itu harus membuatnya menikah dan meninggalkan sang kekasih begitu saja.

Terlepas dari semua itu. Jaeyoung tidak yakin pria di depannya ini masih akan di terima. Apalagi mengingat anaknya yang lain telah tumbuh dewasa tanpa seorang Appa. "Junghyun, jika setelah kau bertemu dengannya, apa yang akan kau lakukan? Dia telah membesarkan darah daging mu sendirian, entah laki-laki atau perempuan yang dia lahirkan. Tapi, seorang anak yang tidak pernah melihat dan merasakan kasih sayang Appa-Nya... Tidak mungkin menerimanya dengan baik.. apalagi setelah tahu kelakuan Appa-Nya yang bermain wanita.. "

Kim Jung Hyun. Laki-laki itu menunduk dengan sakit. Perkataan temannya ini benar, sangat benar. Setelah bertahun-tahun dan luka yang dia buat, tidak mungkin dia bisa kembali seperti dulu. "Aku.... Aku akan berusaha untuk meyakinkannya!"

Jaeyoung meliriknya, menatap temannya lekat; "Ini bukan hanya tentang keyakinan dan usaha yang dapat kau lakukan... Tapi, bagaimana kau membuat mereka merasa nyaman saat di samping mu.. terlebih, kau masih harus meyakinkan putra mu itu... Kita berdua tahu seberapa keras kepalanya putra mu itu.. Junghyun, jika salah satu dari mereka tidak akur dan tidak saling menyukai satu sama lain.. kau tidak boleh memaksanya.. kau hanya bisa berusaha, tapi jika antara putra atau kekasih dan anakmu yang tidak setuju... Maka berhentilah."
______________________________________

Maaf yah baru update. Rencananya semalem udah mau di update ini, tapi ketiduran. Abis gak sengaja nyium bau stella langsung pusing sama ngantuk banget. Jadi gk sempet buat di publish.
Jangan lupa vote dan komen.
See you next chapter guys....

Heavenly BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang