12.23
Banyak orang yang berkumpul di MNB Corporation – perusahaan keluarga Manoban –. Mereka sangat bersemangat menyaksikan penerus Marco yang di gadang-gadang memiliki kepintaran jauh di atas Marco sendiri.
Karena ini adalah pengumuman resmi. Jadi, banyak wartawan yang datang untuk meliput berita. Bukan hanya wartawan, tapi semua mintra bisnis MNB datang begitu mendapatkan undangan dari MNB langsung.
Orang-orang saling berbisik tentang anak Marco yang hanya di ketahui namanya itu. Sedangkan yang tengah di bicarakan saat ini baru selesai makan siang bersama istrinya.
Lisa dan Jennie berjalan bersama menggunakan pintu belakang agar tidak ikut berdesakan dengan sebagian orang yang terlibat sangat bersemangat itu. "Hubby, mereka benar-benar bersemangat melihat mu... Jangan ganjen begitu naik eoh,.. lirik-lirik sembarangan ke wanita-wanita yang hadir, tidak ada jatah untuk sebulan penuh!"
Lisa mendekat dan merangkul pundak istrinya itu. "Eoh, tidak akan. Kamu adalah sudah cukup, Wife..... Apalagi, milikmu begitu sempit dan sempurna hehe..."
Plak!
"Ck. Mesum.."
Lisa tersenyum bodoh mendapatkan pukulan pelan istrinya itu pada dadanya. Wajahnya memerah saat Lisa semakin memeluknya. "Jendeuk, kau lama sekali.... Acara sudah di mulai dan sebentar lagi Lisa akan di panggil ke atas.."
Jisoo, gadis itu datang dan membawa keduanya ke aula utama MNB yang ramai dan penuh dengan orang-orang. Di atas panggung, terdapat seorang MC yang tengah menyampaikan beberapa hal penting.
"Baiklah... Hal yang kita tunggu-tunggu telah tiba.... Lalisa Manoban, anak dari Marco Manoban dan Diana Manoban... Pewaris yang akan memimpin MNB mulai sekarang.... silahkan naik ke atas untuk mengucapkan beberapa kata.."
"Baru juga sampai.." Lisa berjalan menaiki panggung dengan langkah penuh percaya dirinya. Menatap orang-orang di depannya dengan penuh intimidasi.
"Halo... Saya Lalisa Manoban.. senang bertemu dengan kalian... Saya harap kedepannya akan ada banyak hal-hal baru yang akan di lakukan MNB.." katanya. Karena tidak tahu harus mengatakan apa lagi, Lisa meng-kode agar MC kembali mengambil alih.
"Ah... Itu dia.. sepertinya Presiden Manoban kita yang baru masih gugup.. baiklah, kami sudah menyiapkan makan sebelum kalian pulang berkerja.. silahkan dinikmati.." pintu lain terbuka dan menunjukkan banyak hidangan yang telah di siapkan.
Orang-orang bersemangat begitu melihat banyak makanan. Setelah satu jam lebih menunggu Lisa muncul, kini mereka mendapatkan hidangan makanan sepuasnya yang telah MNB siapkan. "Lisa, selamat.. eomma turut bahagia untukmu.."
"Mulai sekarang kamu harus mandiri. Mommy dan Daddy sudah membelikan rumah yang tidak jauh dari rumah Manoban... Jaga istri mu dengan baik, kamu sekarang memiliki tanggung jawab yang besar... Untuk rumah, setelah ini mau kamu renovasi atau mengubahnya itu terserah, yang penting tinggal di situ biar mommy tidak terlalu jauh dengan kalian.."
"Dan, Daddy tunggu kinerja terbaik mu... Bersiaplah mulai sekarang untuk pekerjaan yang memusingkan itu.." Marco menatap anaknya itu dengan lembut. Anak yang dia rawat telah dewasa dan akan menjadi kepala rumah tangga yang baik. Dia percaya itu.
______"Hie... Bukankah itu kekasih yang kau bilang?.. benar bukan, jika istri Marco ada hubungannya dengan kekasih mu itu.." Jaeyoung menunjuk ke arah Manoban family dan Kim yang tengah berbincang.
Junghyun menatap ke arah yang di tunjuk Jaeyoung. Matanya menatap terkejut begitu melihat wanita yang pernah begitu dia cintai itu. Dia tanpa basa-basi langsung menghampiri Taehee.
"Taehee-ah.."
Tubuh Taehee terasa dingin begitu mendengar suara yang begitu dia kenal itu. Dia berbalik menatap pria di hadapannya dengan tatapan penuh luka yang tersirat di dalamnya. "Taehee-ah... Aku sangat merindukanmu.." begitu kata-kata itu keluar dan Junghyun ingin memeluk wanita di depannya ini, pipinya langsung terasa panas begitu Taehee melayangkan tamparan ke wajahnya.
Plak!!!
Begitu keras. Untungnya karena mereka masih berada di aula utama dan orang-orang telah berada di dalam dengan menikmati makanan yang tersaji, jadi tidak ada yang melihatnya. Jennie dan Jisoo menatap Taehee dengan terkejut, ini pertama kalinya mereka melihat eomma yang begitu mereka sayangi menampar seseorang.
"Pergi! Aku dan putri ku yang kau buang tidak membutuhkan laki-laki bajingan sepertimu! Jangan pernah muncul di hadapan ku lagi! Aku telah lama membuang jauh-jauh perasaan ku padamu! Kim Junghyun!" Bentak Taehee.
Karena tidak ingin terjadi keributan lebih, Lisa membawa Taehee ke atas agar menenangkan dirinya, sedangkan Junghyun di berhentikan oleh Marco dan Chaeyoung yang berada di sana.
"Tuan Kim, tolong kendalikan dirimu.. aku tidak tahu hubungan mu dengan Nyonya Kim, tapi tolong jangan membuat keributan di perusahaan ku! Nyonya Kim meminta mu pergi.. lebih baik kau pergi sekarang! Aku tidak menyukai keributan yang kau buat dan jika kau ingin bertemu dengannya, kau bisa menunggu di kediaman Manoban setelah ini... Kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik tanpa ada keributan. Jika memang ada perseteruan antara kalian berdua, maka kita selesaikan dengan cepat agar tidak membuat semakin parah.."
"Tap— "
Jaeyoung menahan Junghyun; "Benar yang Tuan Manoban katakan... Kita pergi ke kediaman Manoban malam ini, aku akan ikut menemani mu... Untuk saat ini, lebih baik kita pulang agar tidak terjadi keributan yang lebih parah dari ini.."
Akhirnya Junghyun mengalah dan pergi dengan Jaeyoung. Marco menatap punggung Junghyun yang terlihat putus asa itu. "Chaeng, apa hubungan yang Nyonya Kim dan pria itu miliki sebenarnya? Kenapa Nyonya Kim terlihat begitu membencinya?"
"Dari apa yang aku selidiki dari informasi Nyonya Muda Manoban, jika dia terlahir tanpa seorang Appa dan Nyonya Kim pergi meninggalkan kekasihnya karena sesuatu yang di lihatnya... Jadi, Nyonya Kim membesarkan Nyonya Muda sendirian dan Tuan Junghyun yang sepertinya adalah Appa dari Nyonya Muda tidak pernah memberikan kasih sayang.. mungkin, Nyonya Kim memiliki kekecewaan dan tidak ingin lukanya kembali hadir dah ikut melukai putrinya.."
______"Eomma, kenapa eomma seperti ini, hm? Apa ada masalah? Tolong ceritakan dengan Jennie.." Jennie menggenggam tangan eomma-nya. Menatapnya dengan lembut, memberikan ketenangan.
Melihat tatapan sedih putrinya, akhirnya Taehee perlahan menjelaskan semuanya. Dia mengakui semuanya di depan sang putri, menjelaskan siapa dan kenapa dia begitu marah begitu melihat pria yang tadi muncul itu. Pria yang menghancurkan seluruh masa depan dan kebahagiaannya.
Jennie menatap eomma-nya dengan matanya yang berkaca-kaca. Dia tidak menyangka jika pria tadi adalah Appa-Nya. Sedangkan Jisoo, gadis itu langsung memeluk Taehee dan ikut menangis. Ketiganya menangis dengan berpelukan. Melepaskan rasa sakit yang telah lama terpendam.
"Hah... Ternyata sesulit ini.." Lisa menghela nafasnya. Dia mendekati ketiganya dan ikut memeluknya, memberikan perasaan perlindungan yang sangat berarti.
______________________________________Bakal end cepet, tapi mau fokus yang ini dulu. Cerita ini bakal update tiap hari dan karena juga udah siapin Season 2 juga. Setuju gak kalo cerita ini entar ada season 2 nya? Sama siapa kira-kira nama yang cocok buat pasangan anak jenlisa nanti?
Btw ini kalo gak ketiduran double update yak.
Jangan lupa vote dan komen.
See you next chapter guys.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Heavenly Beauty
FanfictionJennie Ruby Jane. Terlahir dari keluarga yang kekurangan tanpa seorang ayah. Itu membuat Jennie si gadis desa yang di gilai banyak orang ini tidak putus asa dengan setiap godaan untuk menikah muda. ______ Lalisa Manoban. Si berandalan kaya raya deng...