03. Berebut Jennie

1.6K 238 11
                                    

"Yakk!! Kalian berdua! Jangan lari-lari di dalam rumah!" Baru saja sampai. Tapi, Taehee langsung di buat pusing oleh kelakuan putrinya dan Jisoo yang saling kejar. Membuat beberapa pakaian yang belum di lipat berhamburan.

"Ck! Baru setengah hari eomma tinggal dan kalian sudah membuat rumah hancur! Bereskan semua ini!.. abis itu, kita makan. Eomma beli makanan di luar saat pulang.." katanya sambil meletakkan barang-barang yang dia beli dan di berikan oleh keluarga Manoban.

"Eomma dengan siapa pulang?" Taehee menatap Jisoo yang bertanya padanya. "Dengan Uncle Taekyung. Masih ingat kan? Tapi dia langsung kembali karena besok masih harus mengantar Tuan Marco ke luar kota.."

"Eomma, ini barang apa eomma?" Jennie menunjuk beberapa box yang Taehee bawa.

"Ini pemberian keluarga Manoban juga.. Eomma tidak tahu apa isinya.." Taehee membuka box itu. Di dalamnya, ada beberapa makanan dan baju yang masih baru.

"Astaga... Lihat harganya,.. ini benar-benar mahal.." Jisoo mengambil satu potong baju dan menunjukkan rincian harganya.

Taehee dan Jennie melihatnya. Dan benar saja. Bukan hanya satu, tapi semuanya bernilai tinggi. "Keluarga itu... Padahal aku sudah bilang tidak perlu seperti ini.."

"Jennie, besok kita pergi ke pasar membeli baju. Dan ke boutique untuk mengukur ukuran baju untuk gaun pernikahan mu. Jisoo, besok kamu ikut juga, Eoh.. kamu nanti ikut menemani Jennie di pernikahannya minggu depan.." kata Taehee menatap kedua gadis di depannya itu.

"Mwo!? Jendeuk akan benar-benar menikah? Dan itu minggu depan!?" Taehee mengangguk membenarkan.

"Ne. Eomma sudah bertemu dengan calon suami mu. Dia baik dan mengerti apa yang eomma ingin. Juga, dia tampan... Kamu tidak akan menyesal.... Apa tidak masalah jika minggu depan langsung menikah? Jika kamu belum siap, eomma akan meminta mereka untuk memundurkan acaranya.."

Jennie menggeleng. "Tidak perlu. Jennie tidak masalah. Jika itu yang terbaik, Jennie akan mengikuti saja.."

Inilah yang membuat Taehee bangga tapi takut. Dia benar-benar bersyukur putrinya ini sangat penurut dan selalu mendengarkan setiap perkataannya. Tapi, dia takut sifatnya yang patuh itu akan membuatnya mudah di manfaatkan. Tapi, entah mengapa dia percaya pada Lisa. Dari apa yang Taekyung katakan saat di perjalanan. Lisa memang anak yang nakal dan sering sekali membuat kedua orang tuanya pusing dengan kelakuannya yang selalu mengikuti balapan liar. Tapi, selalu mendengarkan perkataan orang tuanya, apalagi Diana. Anak itu bahkan tidak pernah menjalin hubungan cinta hanya karena takut di marahin oleh Eomma-nya.

"Baiklah jika begitu... Sekarang kita makan dulu sebelum makanan ini semakin dingin.."
_____

Pagi harinya.

"Tuan Kwon, aku sudah bilang berulang kali padamu. Aku tidak bisa... Kau dan Jennie terlalu jauh... Aku juga sudah setuju menikahkan Jennie dengan anak yang Taekyung katakan kemarin.." Taehee menekan setiap perkataannya. Bicara dengan seorang Kwon Jiyong ini, benar-benar melelahkan. Dia terlalu keras kepala.

Pagi-pagi sekali saat Taehee akan keluar ke boutique terdekat untuk mengukur tubuh Jennie. Si pria Kwon yang lagi lagi dan lagi datang dengan meminta sang putri menjadi istrinya. Apa perkataannya kemarin juga belum terdengar jelas di telinganya? Atau kepalanya sudah berhenti bekerja?

"Kau menerimanya? Orang yang entah dari mana dan tidak di ketahui seperti apa!? Aku ini lebih jelas. Aku pria yang bisa memberikan segalanya pada putri mu. Aku punya banyak uang, sedangkan orang yang kau terima itu, apa dia memiliki uang untuk menghidupi Jennie? Nyonya Kim, cinta dan keyakinan tidak cukup untuk pernikahan. Uang harus ada untuk bertahan hidup.." Jiyong menatapnya dengan tidak percaya. Bisa-bisanya seorang Kwon Jiyong yang begitu kaya di sini, kalah oleh orang yang entah dari mana.

Heavenly BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang