07. Hot Morning J+L Warning 2!

2.2K 218 4
                                    

Pagi datang, sinar matahari pagi masuk ke dalam kamar sepasang pengantin baru melalui jendela dan membangunkan salah satunya. Lisa yang bangun terlebih dahulu mengusap matanya sebelum menatap gadis di pelukannya yang masih nyaman dengan tidurnya.

Teringat tentang kejadian semalam membuat Lisa kembali menginginkannya lagi, dapat dia rasakan miliknya kembali mengeras di bawah sana.

Perlahan Lisa mendekatkan wajahnya, menekan bibinya pada bibir Jennie yang masih membengkak akibat ulahnya semalam. Tindakan Lisa yang mencium bibir Jennie membuat sang istri terbangun dengan menatapnya sayu.

"Good morning, Hubby.." seraknya dengan suara bangun tidur yang terdengar begitu seksi di telinga Lisa.

"Morning too, Wife.."

Ciuman Lisa kembali menyambar bibir istrinya itu dan tak lama keduanya pun saling mengulum bibir satu sama lain, dan memainkan lidah, saling bertukar liur, hawa terasa semakin begitu panas, membuat pagi ini terasa hanya milik mereka berdua.

"Hubby, aku mau ke kamar mandi.." belum sempat Jennie berdiri, baru duduk, Lisa menarik perutnya dengan cepat dan kembali membuatnya terbaring di atas tempat tidur, menciumi bibir favoritnya dengan lembut dan basah. Hal ini membuat Jennie mengerang pelan di buatnya.

"Nanti saja, Wife... Kita mandi bersama supaya lebih cepat.... Aku juga masih menginginkan mu.." Perlahan ciuman Lisa menuju leher Jennie yang terdapat banyak tanda keunguan, menjilatinya, membuat Jennie mendesah nikmat merasakan geli dan sensasi yang membuat tubuhnya merinding.

"Aaahh..mmm.." Jennie mengigit bibirnya, tangannya meremas bantal melampiaskan apa yang dia rasakan.

Lisa menjilati leher Jennie dan menghisapnya dengan kuat, membuat leher putih itu hampir tertutupi oleh banyaknya tanda yang Lisa buat. Satu tangan Lisa turun meremas-remas payudara besar Jennie dan tangan lainnya menekan-nekan dan mengelus vagina istrinya yang semakin basah itu.

Jennie merasa jari-jari panjang Lisa masuk menyusuri liang vaginanya, memainkan klitorisnya dengan cepat dan sedikit kasar, membuatnya di buat keenakan.

"Slowly... Aaahhhh...mmm.."

Tidak butuh waktu lama badan Jennie bergetar dengan hebat dan menggeliat seperti cacing kepanasan, pinggulnya terangkat, dan orgasme pertamanya di pagi hari keluar dengan begitu luar biasa.

"Hubb... Aaaahhhhh!!"

Dengan lembut Lisa memangku istrinya itu, memeluk tubuh yang masih bergetar itu dengan lembut. Diletakkannya tubuh kecil Jennie di atas kedua pahanya. Kakinya di buat melingkar di punggungnya.

Lisa mendekatkan wajahnya, menginginkan bibir Jennie yang membuatnya tergila-gila dan Lisa mengurut penisnya sebelum dengan perlahan memasukkan penisnya yang benar-benar sudah siap untuk memberikan kenikmatan pada Jennie ke dalam vaginanya.

Lisa kemudian memompa penisnya dengan menaik turunkan tubuh Jennie di atas pangkuannya, membuat Jennie menggelinjang penuh nikmat. Sambil menikmati Jennie yang perlahan mulai naik turun sendiri tanpa di bantu, Lisa melepaskan ciumannya dan menikmati kedua payudara Jennie yang mengeras dan bulat itu bergerak naik turun mengikuti tubuh Jennie.

"Aaaah...aaah... aahh..." Jennie mengigit jari-jarinya merasakan penis Lisa yang begitu dalam dan semakin lama dia bergerak semakin cepat.  Jennie merasakan vaginanya kembali berkontraksi, tubuhnya bergetar begitu cepat dan bergetar.

Jennie memeluk kepala Lisa dengan erat saat orgasme datang untuk kedua kalinya di pagi ini. Tubuhnya bergetar dengan hebat saat pelepasan. Jennie mendongak dengan mata memutih dan mulut yang terbuka begitu mencapai pelepas yang begitu nikmat.

"Aaaaaaahhhh!!!"

Tidak ingin membiarkan istrinya istirahat, Lisa dengan paksa menarik turunkan tubuh Jennie mengejar puncak kenikmatannya yang memabukkan. Rasa hangat sperma kental Lisa memenuhi perutnya saat Lisa semakin dalam menekan penisnya.

Nafas keduanya berburu saat saling memeluk. Lisa tersenyum puas, dia harus berterima kasih pada mommy yang memberikannya istri yang begitu cantik dan sangat patuh. Tanyanya mengelus surai hitam istrinya yang berantakan juga basah itu dengan lembut.

"I love you, Wife.."

Jennie tersenyum tipis. "I love you too, Hubby.."

Cup!

Saling memandang dengan tatapan penuh cinta. Setelah itu keduanya kembali berciuman dengan lembut dan beberapa saat kemudian baru mandi dan di dalam kamar mandi. Suara ambigu yang membuat siapapun yang melihatnya akan memerah. Suara itu memenuhi kamar mandi dengan di selingi suara air.
______

11.25

Di bawah hotel, Chaeyoung dengan kesal menunggu Lisa yang belum juga turun. Sebenarnya hotel yang Lisa dan Jennie tempati dan bandara tidak terlalu jauh jaraknya. Tapi tetap saja, pasangan baru itu lama sekali. Chaeyoung yakin mereka masih melakukan hal mesum.

"Ck.. kemana sih kucing itu... Lama sekali.."

Chaeyoung melirik Jisoo yang sedari tadi ngomel-ngomel sendiri melampiaskan kekesalannya menunggu Jennie dengan menggerutu kesal. "Bocah, berhentilah mengomel. Telinga ku mau budeg rasanya sedari tadi mendengar ocehan tidak berguna mu itu.."

"Diamlah! Tupai bodoh!"

Chaeyoung membulatkan matanya. Berani sekali bocah ini memanggilnya bodoh. "Kurang ajar... Kau memanggilku bodoh, bocah? Kau mau aku tinggalkan di sini sendirian, eoh!?" Chaeyoung menatap Jisoo dengan kesal. Jisoo membalasnya dengan menatapnya tajam seolah menantangnya.

"Tupai bodoh, kau tidak akan berani melakukan itu. Kau tahu aku kakak dari istri bosmu itu. Mana mau berani.." katanya dengan remeh. Tatapan seolah mengejek Chaeyoung.

"Kau!!!"

"Berhentilah, Chaeng. Kau tidak akan pernah menang melawannya jika berdebat.." Lisa datang dengan Jennie yang berada di pelukannya, menghentikan perdebatan tidak berguna dua orang ini yang entah apa yang tengah mereka ributkan.

"Hie, apa yang terjadi pada mu, Jendeuk? Apa yang kau lakukan pada Jendeuk ku, eoh!?" Jisoo menatap tajam Lisa saat melihat Jennie yang terlihat lemas berada di pelukannya dengan hampir seluruh lehernya yang di penuhi bercak merah keunguan.

"Itu hal biasa. Itu biasa bagi suami-istri. Kau tidak perlu khawatir bocah, Jennie tidak apa-apa... Dia hanya butuh tidur dan istirahat.." kata Chaeyoung menarik lengan Jisoo yang ingin menyentuh leher Jennie.

"Tanyakan saja pada eomma. Dia akan menjelaskannya padamu nanti.... Chaeng, apa semua barang-barang ku sudah kau bawa?" Chaeyoung mengangguk. "Ayo kita pergi sekarang, sebentar lagi aku akan take off. Dan kau tolong masukkan koper ini juga.." lanjutnya dengan menunjuk koper yang sebelumnya dia bawa sebelum turun.

Setelah memasukkan koper ke bagasi mobil. Chaeyoung langsung menyetir mobil menuju bandara. "Hati-hati di jalan. Jangan lupa cepat-cepat berikan aku keponakan!" Chaeyoung berteriak sambil melambaikan tangannya.

"Jendeuk! Buatkan aku dua bayi. Satu untuk mu satu lagi untuk ku!" Jisoo ikut melambaikan tangannya.

Chaeyoung menggelengkan kepalanya. Bisa-bisanya bocah ini mengatakan semudah itu. Tidak tahu saja membuat bayi itu susahnya seperti bekerja tiap hari dengan cepat tanpa henti walaupun hanya butuh beberapa jam saja.

"Mereka ada-ada saja.." Lisa dan Jennie terkekeh geli. Dua orang aneh itu, apalagi yang utama adalah Jisoo, selalu membuat dia terheran-heran. Bagaimana mungkin seorang gadis sepertinya memiliki kepercayaan tinggi dan melakukan sesuatu yang biasanya sering di lakukan oleh laki-laki.

"Biarkan saja, Jisoo unnie memang seperti itu.. kadang pintar, kadang juga bloon.."
______________________________________

Yang Undercover Bastards [UB] gak up dulu yah. Lagi pusing dikit. Rencananya mau up langsung bareng-bareng, tapi belum selesai karena pusing sama otak lumayan buntu, alurnya belibet bener itu cerita. Rada nyesel bikinnya klo bikin pusing gini tiap mau update.
Jangan lupa vote dan komen...
See you next chapter guys...

Heavenly BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang