05

261 34 1
                                    

Kini orang tua iris dengan anak perempuannya serta kedua cucunya itu sudah ada di ruangan  pribadi diistana.

"Ayah, apa ada masalah disana?"

Sang ayah tidak menjawab dan malah meletakkan cangkir tehnya ke piring kecil dimeja. "Tidak, tidak apa-apa. Ayah hanya ingin berhati-hati karena ini menyangkut keluarga edenbell" ujarnya tanpa menatap sang putri.

"Belum banyak yang terjadi setelah perjanjian damai. Kami tetap waspada untuk saat ini" lanjut sang ayah kepada iris yang diam untuk mendengar itu.

"Ngomong-ngomong, aku mendengar rumor aneh dalam perjalanan kesini.."

"Rumor? Rumor apa?" Tanya iris kepada ayahnya. Sedangkan aisha terdiam saat mendengar pembicaraan orang orang dewasa disana.

"Itu.." ayah iris memijit dahinya, ia merasa pusing memikirkan itu.

"Untuk pejamuan ulang tahun aisha dan m/n, aku mendengar kalau mereka mengirimkan utusan dan beberapa hadiah.. apakah itu benar?"

"Ah iya.., mereka bilang akan datang" balas iris dengan aisha benar-benar seperti patung dipangkuan sang ibu.

"Jangan bilang kalau keluarga kerajaan akan datang sendiri?"

M/n yang sedang ada dipangkuan ayah iris itu melirik kearah aisha yang raut wajahnya tidak bersahabat.

'Aisha.. ada apa dengan mu? Dari yang diliat secara jelas.. raut mukanya kayak ketakutan' batin m/n saat melihat itu secara intens lalu kembali tersadar.

"Aku bersyukur mereka datang untuk merayakan ulang tahun aisha dan m/n, tapi.."

"Aku tidak ingin melihat wajah bajinhan itu!!" Ucap ayah iris dengan nada sedikit tinggi.

Aisha semakin memejamkan matanya dengan erat sembari memegang bola mainannya.

'Kunjungan dari keluarga kerajaan? Tolong, apa pun selain itu–'

"Mereka pikir mereka siapa, datang jauh jauh kesini?"

"Ku dengar keadaaan keluarga mereka saat ini ternyata seperti kandang babi.."

"Siapa ya namanya itu, yang dikeluarga kerajaan itu—"

Aisha sontak diam mematung saat mendengar itu, raut wajahnya tergambarkan sedikit rasa shock disana.

Setelah itu, suara tangisan yang berasal dari aisha pun muncul dengan keras hingga membuat iris beserta kedua orang tuanya itu berhenti untuk berbincang yang tentang kunjungan tersebut.

"HUWAAAAAA"

"Ada apa aisha? Apa kamu baik-baik saja?" Tanya iris dengan cemas sembari menenangkan aisha yang masih menangis.

Ayah iris tergagap melihat itu dan dengan mulai khawatir serta cemas. " di– dia kelihatannya sedang kesakitan?"

M/n speeclesh mendengar itu dan membiarkan dirinya diambil oleh sang nenek dari keluarga ibunya.

Kemudian m/n, balita kecil itu hanya menghela nafas lelah dan diam diam menahan tawa gegara sang nenek memukul lengan suaminya dengan kesal.

Plak

Sang nenek tak tanggung-tanggung memukul bahu suaminya, lantaran membuat cucunya kesayangannya itu dibuat nangis oleh sang suami.

"Itu karena kamu tiba-tiba saja berteriak. Anak-anak sangat sensitif!" Ujarnya dengan raut kesalnya, sedangkan suaminya cuman meringis saat pukulan istrinya.

"Ibu benar. aisha biasanya anak yang cukup tenang, begitu pun m/n. Mereka sama-sama tenang, dan m/n sedikit dingin. Aku akan coba menghiburnya dulu " ucap iris yang mulai menghibur aisha untuk berhenti menangis.

[BL] A chance to change destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang