11

152 24 1
                                    

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki terdengar. Seorang anak lelaki yang memiliki surai pirang keemasan dengan mata biru permata sedang berjalan kearah taman miliknya, dia ingin mencari ketenangan setelah makan siang bersama keluarganya.

Sebelumya, dia dan keluarganya berkumpul di meja makan dan membincang ria untuk melepas rindu, meskipun mereka selalu bertemu. namun tetap saja kalau mereka tidak ingin hubungan keluarga renggang jika tidak ada seorangpun yang mencari akal untuk mendekatkan diri pada anggota keluarga masing-masing agar tetap terhubung.

Makan siang bersama keluarga memang sangat indah namun entah kenapa didalam diri orang itu sudah terbiasa. Lebih tepatnya dia sudah membiasakan diri pada mereka. Tapi ada rasa hangat yang bisa saja muncul di hatinya

Anak lelaki itu berhenti dan duduk di kursi panjang yang terbuat dari bahan kayu, yang dicat warna putih polos. Tak lupa ada pohon yang lumayan tinggi nan besar, dan memiliki daun yang sangat banyak sehingga nyaman untuk berteduh dibawahnya karna ada angin lembut.

Mata biru permata yang terlihat ceria itu menatap kearah langit sejenak dan menatap kedepannya. Ada satu pikiran yang sedikit menganggu pemikiran nya sejak pembicaraan yang terbuka di meja makan tersebut.

Tentang pesta yang tak lama lagi akan diadakan di kerajaan obelia, debutante untuk seorang putri yang telah diberbincang oleh seluruh rakyat di wilayah disana. Seorang putri yang mendapatkan kasih sayang dari seorang raja.

Kasih sayang yang berlimpah, dan itu adalah impian dari semua orang yang merasa kesepian akan kasih sayang orang tua.

Anak lelaki itu terkekeh kecil, terdengar pelan namun ada kemirisan didalam kekehan tersebut. "Bagaimana bisa? Ini sangat menyebalkan" celetuknya sembari menghela nafas kasar.

"Dari sekian yang aku harapkan, kenapa dia malah memberikan semuanya pada putri itu? "Gumamnya yang merasa kesal sendiri tapi ada rasa yang membuatnya muak karna dirinya tidak bisa cemburu.

"Menyebalkan!" Lagi lagi anak lelaki itu kembali menyebutkan kata menyebalkan untuk melampiaskan rasa kesalnya terhadap sesuatu.

"Padahal dulu aku juga menginginkannya tapi malah sia-sia!"

Anak lelaki itu tampaknya tidak terima dengan semua yang terjadi padanya, bukan apa apa tapi percayalah bahwa didalam dirinya tersebut ada rasa kekecewaan serta rasa sakit yang mendalam dihatinya.

Anak lelaki yang memiliki mata biru permata itu menunduk kebawah dengan tangan yang mengepal erat, berharap pada hatinya untuk tidak melakukan hal yang keji. Hatinya terlalu lembut untuk melakukan perbuatan kotor yang dibenci oleh alam.

Dia menunduk kebawah hingga dimana ada suara yang bersuara, berhasil mengambil entensi nya.

"Tapi sekarang, tidak ada yang namanya sia-sia. Bukan waktunya untuk bahagia ketika dulu, dan sekarang kebahagiaan sudah ada. Sejak kamu impikan dari dulu hingga sekarang" seorang lelaki yang memiliki surai emas panjang dengan diikat satu kebelakang itu berdiri didepan pemuda bermata biru pertama.

"Bukankah seharusnya kamu bersyukur akan kesempatan? Dengan apa lagi yang ingin kamu inginkan m/n..?"

M/n menatap kearah lelaki itu yang tak lain adalah luminas yang menatapnya datar, dan menatap kearah langit sambil bersuara. "Aku tidak tau tapi aku masih merasakan luka yang dulu belum tersembuhkan" balasnya dengan tatapan sedikit seduh saat melihat kearah langit yang tampak cerah.

"Belum memaafkan nya?"

M/n menggeleng kepala pelan, ia sudah memaafkan orang yang dimaksud tapi ia sangat kesulitan untuk memaafkan perbuatan orang tersebut. Luka yang didalam hatinya telah membesar dan akan sulit untuk disembuhkan.

[BL] A chance to change destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang