08

292 32 0
                                    

"Apakah kalian barusan saja memanggilku dengan namaku?" Lirihnya dengan menatap kearah kedua adiknya, lalu segera berdiri dari duduk dan berdiri didepan kedua adiknya.

"M/n, aisha, baru saja kalian.."

"Kalian memanggilku isis kan? Akhirinya!" Isis belum bisa menyangka itu, sementar aisha dan m/n telah memandangnya dengan tatapan lembut.

'Iya, itu benar'

'Aku penasaran, apa bagusnya sih dipanggil dengan namamu sendiri, padahal cuman sekali itu sudah cukup membuatmu menangis' batin m/n dan aisha.

Sementara isis berusaha kembali supaya aisha dan m/n kembali menyebut namanya lagi.

"Sebut namaku lagi! Isis, katakan lagi!" Ucapnya dan tidak menyadari bahwa kedua orang tuanya datang dengan raut heran.

"Apa yang terjadi isis?"tanya iris dengan penasaran dan bertanya-tanya, sambil menghampiri mereka dan diikuti oleh tyrion disampingnya.

M/n dan aisha diam dengan perasaan bingung, mengapa isis sangat tulus mencintai mereka? Padahal dari dulu, mereka tidak pernah merasakan itu tapi sekarang.. mungkin telah bisa merasakannya.

Isis segera mendekati iris yang sontak menahan isis, biar pangeran kecil itu tidak terjatuh.

"Ibu iris! Aisha dan m/n! Mereka-!"

"Apa yang terjadi sesuatu dengan aisha dan m/n? Tenanglah dan berbicara perlahan" ucap iris yang sedikit kewalahan untuk menenangkan isis.

Suasana berubah menjadi panik dan bingung. Iris yang fokus kepada isis tersebut segera teralih kepada aisha dan m/n yang bersuara untuk kedua kalinya.

"...mama" iris terdiam dengan mata membulat tak menyangka.

Wanita cantik itu memandang kedua anaknya dengan tatapan terharu, dan saking terharu nya dia sampai menutup mulutnya dengan tangannya.

"..m-m/n.. a-aisha.."

M/n dan aisha tersenyum lalu beralih menatap kearah tyrion yang begitu cepat menghampiri mereka. "Bagaimana denganku? Bicaralah padaku" ucapnya yang ingin juga dipanggil oleh kedua anaknya itu.

Sebuah senyuman keluar dan tergambar jelas secara tulus, dan keluarlah suara lembut yang memanggil tyrion dengan sebutan ayah.

"Papa" tyrion tertegun sejenak saat mendengar itu lalu dengan penuh rasa bahagia nya segera menggendong keduanya.

"...benar sekali" ucapnya sembari membawa m/n dan aisha kedalam gendongannya dengan penuh kehangatannya.

"Iya, akulah ayah kalian.. putra-putriku.." tuturnya sembari memandang m/n dan aisha dengan penuh kelembutan.

Rasa bahagia serta penuh terharu tersebut telah menyelimuti mereka. Iris dan isis sudah menangis bahagia, sedangkan tyrion hanya bisa tersenyum lembut.

Mata m/n dan mata aisha menatap dalam kearah tyrion lalu kemudian mereka tersenyum, sampai tidak sadar kalau mereka meneteskan airmata.

Air mata bahagia, bukan lagi kesedihan.

'Keluargaku..'

Keluarga kecil itu bahagia karena aisha dan m/n akhirnya memanggil mereka dengan sebutan khusus untuk mereka. Mereka bahagia dan tentu disaksikan oleh utusan dari kekaisaran edenbell, yaitu arsene.

Arsene sedaritadi menyaksikan kejadian hangat itu dari bawah pohon tersebut.

"Putra mahkota isis.. pangeran m/n.." gumamnya sembari menatap kedua sosok itu dari bawah pohon lalu matanya beralih menatap kearah sosok aisha yang berada digendongan tyrion.

[BL] A chance to change destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang