13

172 24 1
                                    

Semua orang yang ada diruangan isis melihat kearah m/n maupun aisha, mereka berdua sedang membuat lingkaran sihir untuk memanggil sprith menengah, sesuai dengan petunjuk dari buku sihir.

M/n dan juga aisha tetap menggambar lingkaran sihir meskipun ada rasa lelah yang menyelimuti tubuh mereka, sekali pun ada keringat membasahi kulit mereka.

Mata biru permata berubah menjadi tatapan serius saat lingkaran sihir telah tergambar sempurna dilantai kamar isis.

"Selesai" m/n menoleh kearah aisha dan menyuruh sang adik untuk meletakkan batu sihir milik vion ke tengah lingkaran sihir tersebut, untuk melakukan langkah berikut.

"Aisha. Taruh batu sihir itu ketengahnya"

Aisha mengangguk kecil dan meletakkan batu sihir tersebut ketengah lalu kembali ke posisi semula, dengan m/n yang kini meletakkan tangannya diatas lingkaran sihir.

Mata biru permata melihat kebawah dan tidak menyadari bahwa ada perubahan warna di bagian bawah matanya, warna kekuningan.

"Wahai sprith-sprith yang membuat segala sesuatu"

Lingkaran sihir menjadi menyala dan tulisan-tulisan sihir juga bersinar dengan angin yang mulai muncul sehingga semua orang berlindung untuk tidak terlempar mundur akibat angin tersebut.

Semuanya berlindung dari angin lembut itu. m/n maupun aisha tidak mempedulikan angin itu dan melanjutkan ritual mereka untuk bisa memanggil sprith menengah.

Aisha dan m/n melihat kearah tengah lingkaran sihir tersebut lalu berucap dengan sama-sama.

"Datanglah pada ku dan jadilah kekuatan ku!"

Sriinggg

Batu sihir yang diletakkan ditengah lingkaran sihir itu memancarkan sebuah sinaran merah keatas dengan dahsyat beserta lingkaran sihir yang semakin terang. M/n serta adiknya merintah kecil ketika ada aliran listrik kecil menyentuh permukaan kulit mereka.

'sangat jauh daripada dugaanku ' tangan m/n bergerak kedepan dan menciptakan sebuah blazer untuk dirinya maupun aisha agar tidak terkena aliran listrik kecil yang dipancarkan oleh batu sihir tersebut.

M/n melihat kedepan dengan rasa sakit yang perlahan muncul ketika dia mengeluarkan sihir pelindung. Keringat yang membasahi kulit mereka berdua perlahan terjatuh kelantai, keduanya hampir menyentuh batas kemampuan mereka namun mereka berdua tidak mau menyerah.

'sedikit lagi'

'sedikit lagi!' m/n dan aisha memejamkan mata, berharap jika usaha mereka membuah hasil. Keduanya memejamkan mata sampai dua tetesan keringat jatuh kelantai dengan bersamaan sinaran dari batu sihir itu semakin dahsyat, menciptakan sedikit ledakan disana.

Semua orang melihat itu dengan takjub dan terkejut. Sinaran merah perlahan memunculkan sebuah bayangan, yang mungkin adalah sprith menengah.

Wuushhh

M/n membuka matanya bersama aisha untuk melihat siapa yang akan muncul. Tak begitu lama, akhirnya sosok dari sprith menengah muncul dengan surai pirang panjang serta pakaian yunani ciri khas sprith cahaya.

Mata m/n dan mata aisha saling bertemu dengan mata datar dari sprith cahaya menengah yang mulai bersuara.

"Senang bertemu dengan mu. Namaku adalah 'rimie', sprith cahaya kelas menengah"

Raut muka anak kembar perlahan melunak saat mendengar itu dan artinya bahwa mereka berdua tidak sia-sia akan memanggil sprith kelas menengah. M/n menghentikan sihir pelindung nya dan menepuk beberapa kali dipundak aisha untuk berdiri dan menghampiri sprith cahaya itu.

[BL] A chance to change destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang