4# Salah Paham

845 115 29
                                    

Mendapat kabar dari kepolisian jika Ricky baru saja terlibat tawuran dan mengalami kecelakaan ringan hingga harus dibawa ke rumah sakit, Kakak-Kakaknya praktis terkejut bukan main. Malam ini seharusnya mereka semua sedang bersantai di dalam rumah, tapi begitu mereka mendengar kabar buruk tentang Adik bungsunya itu akhirnya mereka semua bergegas untuk menuju ke rumah sakit.

"Itu bocah makin ke sini makin liar aja gue lihat-lihat. Habis ini disita ajalah motornya, biar kapok. Dulu katanya janji nggak akan jadi bocah nakal, tapi sekarang apa? Malah tawuran kayak gini bahkan sampe ketangkep polisi. Ngerugiin semua orang."

Omelan Rayyan adalah suara pertama yang terdengar memenuhi seisi mobil. Harris yang duduk di sebelahnya- sedang menyetir mobil- hanya melirik sekilas ke arah Rayyan kemudian menghela napas berat.

"Tadi kata polisinya gimana kondisi Ricky? Parah apa nggak?" Rayyan menatap Harris.

"Tulang bahunya patah." Harris menjawab singkat.

"Emang pantes, biar dia kapok."

Adik-Adiknya yang duduk di belakang praktis terkejut. "Bang, nggak boleh bilang begitu. Ricky lagi kena musibah loh." Ucap Milo.

Rayyan langsung melirik Milo melalui kaca mobil. "Musibah itu yang nyiptain juga dia sendiri. Biarin, biar dia kapok. Lagian salah siapa pake tawuran segala?" Katanya.

"Emangnya Abang nggak kasihan sama Ricky?"

"Ngapain kasihan sama bocah nakal yang susah diatur?"

"Kok Abang bilang gitu sih? Berarti Abang nggak sayang sama Adik bungsu Abang?"

"Justru Abang begini karena Abang sayang sama Ricky."

"Gitu mulu jawabannya."

"Eh kok malah pada ribut sih?!" Valen tiba-tiba menyahut.

"Kenapa, Valen? Mau belain Ricky juga? Mau sampe kapan sih belain bocah yang udah jelas-jelas salah dan nakal kayak Ricky begitu?" Rayyan menoleh ke arah belakang, menatap Valen yang duduk dengan Shaka di kursi paling belakang.

"Abang apaan sih? Aku kan cuma nanya doang! Kenapa malah ngomelin aku?!"

"Siapa yang ngomelin kamu? Abang juga cuma nanya doang."

"Bang? Lo tuh daritadi ngomel terus!!" Ucap Shaka kemudian. Dia tidak terima dengan ucapan Rayyan barusan. Karena sudah jelas jika Abangnya itu mengomel dari tadi dan yang memulai pembicaraan ini juga Rayyan sendiri.

"Ya terus kenapa? Gue ngomel juga karena gue khawatir sama Ricky." Jawab Rayyan.

"Lo ngomel-ngomel kayak gini tuh percuma, Bang. Anak yang lo omelin lagi nggak ada di sini, jadi dia nggak akan ngerti."

"Yes, that's right. And we also haven't heard a direct explanation from Ricky." Lean menyahut.

"What other explanation? What is clear is that Ricky was involved in a fight and was arrested by the police." Jawab Rayyan, masih dengan pendiriannya tidak mau kalah.

Lean langsung menghela napas berat. Sedangkan Shaka, Valen, dan Milo hanya bisa plonga-plongo karena tidak mengerti dengan ucapan kedua Kakaknya itu. Mereka kalau adu argumen selalu memakai bahasa Inggris, jadinya susah dipahami.

Harris yang sejak tadi diam kini terlihat menarik napas panjang, kemudian menepikan mobilnya di pinggir jalan dan berhenti. Menoleh ke arah Rayyan.

"Ray? Udahlah, nggak usah ngomel-ngomel mulu. Kalo mau ngomel nanti aja pas ada Ricky, nasihatin dia supaya dia berubah. Kasih tahu dia mana yang baik dan mana yang buruk. Tapi jangan main hakim sendiri pake kata-kata sarkas lo itu. Percuma entar, anaknya nggak akan ngerti dan malah makan hati doang yang ada." Ucap Harris.

Awesome Lil' Brothers 2 | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang