Kini waktu semakin berjalan hingga Hisyam pun kini berusia memasuki umur dewasa, kedatangannya setelah ia berhasil kuliah di Universitas Islam Madinah dengan lulusan murid terbaik, tentu ia akan pulang dengan membawa kebanggaan untuk orang tuanya.
Diperjalanan pulang Hisyam sengaja tidak memberitahu Abbanya bahkan meskipun Kakak Laki-lakinya yaitu Gus Arka saja yang sudah tahu akan kedatangan Hisyam kepesantren Al-Malik sengaja ia tutup rapat-rapat rahasianya.
Hisyam yang sedang menyetir mobilnya dan terus tersenyum menatap jalan membayangkan betapa senangnya nanti jika ia sudah pulang dan keluarganya terkejut dan bahagia.
"Abba, Umma, Bang Arka, Zayara.." Ucap Hisyam kini ia terus tersenyum.
Saat Hisyam mulai istirahat di area cafe terdekat, dia pun turun untuk membeli roti dan es kopi susu untuknya, saat menunggu pesanannya terlihat mata Hisyam tertuju kepada seorang wanita paru baya yang ketakutan untuk menyebrang, Hisyam menatap sekitarnya dan ternyata orang-orang pun yang berlalu lalang tidak peduli dengan wanita tersebut.
Hisyam pun segera menghampiri wanita paru baya tersebut dan mulai membantunya, disana Hisyam mulai bertanya kepada wanita paru baya tersebut. "Wahai Ibu, dimanakah rumahmu? Saya akan mengantarkanmu pulang, banyak membawa belanjaan seperti ini akan sulit untukmu membawanya sendirian" Ucap Hisyam kini membuat wanita paru baya itu pun tersenyum.
"Tidak perlu Nduk, Saya punya seorang anak gadis yang ikut bersama saya. Mungkin dia sekarang mencari saya" Ucap Wanita tersebut.
"Apa perlu saya mencarikan anak ibu? Seperti apa ciri-cirinya?" Tanya Hisyam kinu Sang wanita paru baya itu pun tersenyum dan melihat kesamping.
"Itu, dia adalah putri ku" Ucap Wanita tersebut kini menatap putrinya yang berlari kearah sang ibunya.
Hisyam tidak menoleh, iya pun menunduk dan kini ia menurunkan pandangannya ketika sang gadis tersebut menghampiri Ibunya.
"Maaf Bunda, Ashiya tadi meninggalkan Bunda saat Ayah tadi telepon" Ucap gadis tersebut kini menatap Hisyam.
Gadis itupun langsung menundukkan pandanganya dan meminta maaf sekaligus berterimakasih kepada Hisyam.
"Saya berterimakasih kepadamu, semoga Allah membalasnya dengan yang terbaik" Ucap gadis tersebut kepada Hisyam.
"Lain kali, jangan pernah meninggalkan ibumu sendirian. Dan jadilah seorang anak yang selalu berusaha menjaga kedua orang tuamu seperti mereka menjagamu" Ucap Hisyam kini membuat gadis tersebut mengangguk.
"Saya menyesal, dan juga akan berjanji lebih menjaga kedua orang tua saya. Syukron sudah membantu Bunda saya" Ucap gadis tersebut kini Hisyam pun berpamitan pergi dan disanalah gadis itu langsung membantu Bundanya.
~~~~🌻🌻🌻~~~~
Sampainya dipesantren kini mobil berwarna putih itu pun turun di tempat parkiran pesantren, supaya orang tidak ada yang mengenalinya.
Tidak lupa meskipun Hisyam memakai sorbannya ia juga memakai kaca matanya, semua santri dan guru disana menatap Hisyam seperti tidak mengenalinya.
Saat Hisyam menatap Seorang lelaki yang sedang mengandeng seorang anak kecil kini menghampiri Hisyam.
"Assalamualaikum, Ammun!" Ucap Zubair kini membuat Hisyam langsung menyuruh Zubair untuk tutup mulutnya.
"Ups, maaf Ammun.." Ucap Zubair kini menatap Abinya.
"Waalaikumsalam, Zubair apa kabar?" Tanya Hisyam kini Zubair pun mengangguk, "alhamdulillah Zubair baik-baik saja" Ucap Zubair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Adalah Gus Hisyam
Teen FictionZayyan Hisyamsya Al-Khari, anak Kedua dari Gus Azzam dan Zeraya. dikenal dengan nama Zayyan di sekolahnya dan dikenal sebagai Hisyam di area pesantren. siapa yang tidak kenal dengan Hisyam putra kedua Gus Azzam yang banyak dikenal sebagai lelaki yan...