10. Wanita seperti bidadari itu istriku

179 19 0
                                    

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan."

~~~~🌻🌻🌻🦋🌻🌻🌻~~~~

1 bulan ini setelah melewati Khitbah, dan akhirnya keluarga Ashiya dan Keluarga Hiysam memutuskan untuk secepatnya melangsungkan pernikahan mereka berdua.

Siang ini keluarga Hisyam dan keluarga Ashiya sedang berada di butik Syera, disana semua motif baju pengantin syar'i sangatlah bagus dan juga mewah disana Syera sangat membantu Ashiya memilih yang cocok untuk sahabatnya.

"Ini bagus, nah ini cocok banget-banget" Ucap Syera kini langsung membuat Ashiya tersenyum.

"Bundaaaa ini cocokkan dipakai Ashiya?" Ucap Syera menunjukkan gaun yang Ashiya pakai kepada Ning Manzil.

Zeraya pun tersenyum mengangguk, "Syera, itu sangat cantik sekali. Saya jadi ingat dulu ketika menikah" Ucap Zeraya membuat Syera mengangguk dan tersenyum.

"Terimakasih banyak Ning" Ucap Syera kini menatap Ashiya.

"You are very beautiful because of your heart and also your sincerity" Ucap Syera.

Ashiya pun mengangguk, kini Syera pun memberikan pakaian untuk Hisyam. "Bagaimana jika anda memakai ini, Gus? Pasti akan serasi dengan Ashiya" Ucap Syera.

"Saya setuju-setuju saja, melihat Ashiya senang. Itu sudah cukup" Ucap Hisyam kini membuat kedua pipi Ashiya memerah seketika.

~~~~🌻🌻🌻~~~~

Malam pun tiba, Ashiya yang sedang menata pakaiannya untuk di masukkan ke koper dibantu oleh Ning Manzil.

"Bunda, Ashiya pasti akan rindu Ayah" Ucap Ashiya.

Ning Manzil pun tersenyum, "kamu setelah menikah, harus sering-sering main ke pesantren ya. Supaya Ayahmu tidak kesepian karna tidak ada putri kecilnya lagi" Ucap Ning Manzil.

"Tapi katanya Ayesha akan kesinikan? Besok kepernikahanku?" Ucap Ashiya namun Ning Manzil menggeleng.

"Ayesha bilang jika dia harus menetap kuliah di sana, Bunda rindu dia. Sepupumu yang jauh itu tetaplah putri kesayangan Bunda dan Ayah kan" Ucap Ning Manzil.

"Iya, bagaimana keadaan Qillah Ayesha Putri Aisy. Nama yang Ayah berikan untuk Ayesha" Ucap Ashiya kini membuat Ning Manzil tersenyum.

"Aku harap bisa berjumpa dengannya" Ucap Ashiya.

"Ya mungkin satu tahun atau lebih, Ayesha dia adalah gadis yang ingin berilmu tinggi. Aisyah jika dia masih ada mungkin dia sudah bangga dengan putrinya" Ucap Ning Manzil kini meneteskan air matanya.

Ashiya pun langsung memeluk tubuh Bundanya, "Bunda, jangan pergi dulu ya. Ashiya tidak bisa hidup tanpa Bunda" Ucap Ashiya dengan lirihannya.

~~~~🌻🌻🌻~~~~

Sambutan santri-santri dengan iringan Shalawat dan disambut penuh bahagia oleh keluarga Ashiya, datangannya keluarga Hisyam dan juga sahabat-sahabatnya yang sebagaian membawa mobil mereka sendiri seperti Gebran dan Laskar, dan yang lain dengan montor mereka.

Mobil hitam Hisyam pun berhenti dan ia pun turun, disana Gus Azzam pun sudah menggandenga lengan putranya bersama Zeraya.

Gus Fiki pun langsung tersenyum sekaligus kagum dengan penampilan menantunya itu, setelah penyambutan kini mereka pun langsung dibawa ke tempat akad, disana santri-santri dan para tamu langsung menyaksikan acara sakral ini.

Dia Adalah Gus HisyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang