02. Dia, perempuan yang seperti Bintang

269 27 0
                                    

"Untuk apa kita diciptakan di dunia? Bersenang-senang di dunia tanpa ada rasa takut diakhirat nanti seperti apa? perbaiki dirilah sebelum semuanya terlambat."

~~~🌻🌻🌻~~~

Sore ini Gus Azzam memperkenalkan Hisyam kepada Gus Fiki dan Ning Manzil, tentu mereka membawa putrinya yang dimana Hisyam yang duduk di samping Abba dan Ummanya pun terkejut melihat gadis tersebut.

Karna Hisyam tidak terlalu mengenali tamu Abbanya ia pun hanya mengangguk, menunduk, dan terdiam saja hanya mendengarkan Abbanya mengobrol bersama Gus Fiki.

"Oh iya Gus Azzam beruntung karna mempunyai putra yang baik sekali. Saya berterimakasih banyak kepada putra beliau karna dia sudah membantu istri saya menemukan Anak saya. Jika Ashiya tidak cerita kepada saya, mungkin saya tidak akan tahu jika itu adalah putra beliau" Ucap Gus Fiki membuat Gus Azzam menatap putranya.

"Kedatangan Gus Fiki dan keluarganya ingin bersilaturahmi, Hisyam. Kamu jangan berfikir jika Abba akan memaksa keputusan sebelum bertanya kepadamu" Ucap Gus Azzam kini membuat Hisyam mengangguk.

"Putri tunggal saya, Ashiya Shaqillah As-Shalfalah. Dan saya adalah Gus Fiki Shaqi Al-Falah. Pemimpin Pesantren Al-Falah, dan ini istri saya, Ning Manzilatul Aisyah. Kami bertiga berterima kasih banyak kepada Gus Azzam dan Gus Arka sudah banyak membantu persantren kami" Ucap Gus Fiki kini diangguki oleh Gus Arka.

"Itu semua kami lakukan agar bisa bermanfaat untuk santri dan calon santri baru dipesantren Al-Falah" Ucap Gus Azzam dengan senyumnya.

"Oh iya Nak Hisyam lulusan kuliah dimana?" Tanya Ning Manzil kepada Hisyam.

"Saya lulusan Universitas Islam Madinah, Ning" Jawab Hisyam dengan jelas.

Ashiya pun terkejut mendengarnya, dia pun juga lulusan disana. "Loh sama juga ya seperti Ashiya. Apa kalian tidak pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Ning Manzil.

"Saya tidak pernah bertemu dengan Aisyah, eh- Ashiya. Ning" Ucap Hisyam kini dia lupa nama gadis tersebut.

"Tapi Ashiya pernah melihat Gus Hisyam bersama teman-temannya" Ucap Ashiya kini menundukkan pandangannya karna tidak berani menatap Hisyam.

"Afwan saya sepertinya tidak melihat saat itu" Ucap Hisyam.

"Tidak masalah Nak, namanya juga nggak kenal. Oh iya Ning, jika diperbolehkan Biarlah Ashiya di pesantren ini untuk menjadi Ustadzah sementara, apa boleh? Supaya dia punya pengalaman juga disini" Ucap Ning Manzil.

Zeraya pun mengangguk, "boleh, tentu saja saya tidak akan menolak Ashiya. Dia bisa menjadi pengganti Ustadzah Hilma untuk sementara" Ucap Zeraya dengan senang hati menerima Ashiya.

"Syukron Ning, saya akan amanah menjaga pesantren ini" Ucap Ashiya kini diangguki oleh Zeraya.

~~~~🌻🌻🌻~~~~

Sore ini Zeraya mengantarkan Ashiya di aula pesantren khusus santriwati berkumpul. Dan juga disisi lain Hisyam, Gus Arka, dan Gus Azzam kini berada di aula santriwan untuk mendata siapa saja yang sudah berkumpul.

Namun di tempat yang berbeda, tepatnya di asramah Khadijah 1 masih ada beberapa santriwati yang masih sibuk mencari kitabnya yang memang ukurannya sangat kecil jadi mudah sekali untuk hilang atau lupa menaruhnya dimana.

Dia Adalah Gus HisyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang