03. Siapa pemimpin itu?

265 26 1
                                    

Pagi ini tepat semua santri dan guru sudah berada di aula yang besar, semua keluarga Gus Azzam berkumpul untuk acara penggantian seorang pemimpin.

Tentu sebelum acara dimulai mereka semua masih menunggu orang utamanya datang, siapa dia? Iya yang dimaksud adalah, Hisyam.

Disisilain Hisyam yang sedang berjalan melewati area ndalem agar cepat menuju tempat aula, namun ia mendengar langkah kaki yang begitu cepat. Seperti ada yang berlari namun tidak ada seseorang kecuali dia.

"Minggir!!" Sentak gadis itu kini berlari hingga menabrak tubuh gagah seorang Hisyam.

Bruk!

"Ustadz! Jangan sampai dia kabur!" Ucap salah satu dewan pesantren kini menghampiri Hisyam.

Hisyam pun langsung menatap gadis itu yang jatuh akibat menabraknya.

Gadis itu pun perlahan mulai berdiri dan menatap tajam kearah Hisyam, seperti tidak punya salah.

"Kalau ada orang itu minggir!" Sentak gadis tersebut kini merapikan hijabnya.

Saat hendak kabur Hisyam pun menarik tas gadis tersebut hingga gadis itu langsung menghentikan langkahnya.

"Disaat ada kegiatan dipesantren kamu malah kabur?" Ucap Hisyam kini dengan nada dinginnya.

Dewan pesantren pun tiba, kini ada seorang wanita yang dimana dia adalah keamanan santriwati.

"Vera! Ayo ikut saya ke hadapan Gus Azzam di aula sekarang. Kamu butuh dipermalukan agar tahu kesalahan kamu!" Ucap wanita tersebut kini menggenggam tangan gadis tersebut dengan kasar hingga rasanya tangan kanannya terkilir.

"Aargh! Sakit bego!" Umpat gadis tersebut kini melepaskan tangannya, karna umpatannya membuat wanita itu pun emosinya semakin meletus akhirnya langsung menampar gadis tersebut di hadapan Hisyam dan dewan pesantren.

Plak!

"Kamu memang santriwati yang nakal, dan tidak berguna! Bukannya kamu menjadi santri yang beradab namun malah menjadi kurang ajar seperti ini!! Saya akan mengadukan semua perbuatan kamu kepada orang tua kamu!" Ucap wanita tersebut dengan sentakannya membuat gadis tersebut berhasil membuatnya menangis.

"Gue nggak punya orang tua! Silakan cari mereka di pemakamannya!" Ucap gadis tersebut membuat wanita tersebut terdiam.

"Saya akan adukan kamu kepada keluarga kamu!" Ucap wanita tersebut.

"Itu tidak akan berguna" Ucap gadis tersebut terus saja menjawab.

"Mbak, mendingan bawa saja santri ini dihadapan Gus Azzam dan Ning Zeraya" Ucap salah satu dewan pesantren.

"Jangan" Ucap Hisyam kini ia menatap gadis itu yang sedang menundukkan pandangannya.

"Saya tidak ingin ada yang merusak acara di pesantren, bawa dia di hadapan keamanan Santriwati atau langsung dihadapan Ning Zahira. Paham?" Pintah Hisyam kini diangguki oleh dewan pesantren.

Gadis itu pun menatap Hisyam saat Hisyam sangat tajam menatap gadis itu.

~~~~🌻🌻🌻~~~~

Semua orang berkumpul untuk mengikuti acara, kini Gus Azzam, Zeraya, dan juga Hisyam kini memulaikan acara.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaruh, Saya. Gus Azzam Gevanda Al-Khari, yang dimana nama saya yang sudah dikenal oleh semua kalangan santri disini mau pun yang sudah alumni santri, di hari ini Saya akan mengumumkan pengganti pemimpin yang akan turun kepada putra kedua saya. Zayyan Hisyamsya Al-Khari. Kini ia berinjak di umur yang cukup untuk menjadi pemimpin pesantren Al-Malik" Ucap Gus Azzam kini menepuk bahu putranya.

Dia Adalah Gus HisyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang