Prolog🌻

486 27 1
                                    

Setiap Shubuh, pukul 4 pagi selalu ada suara-suara yang begitu berisik di luar kamar hingga membuat anak laki-laki itu langsung bangun dan membuka kedua matanya meskipun sangatlah berat.

"Tok,tok,tok!!"

Suara yang tidak pernah berhenti sebelum anak kecil itu membuka pintu kamarnya, akhirnya tanpa lama-lama ia pun membuka pintunya sambil mengusap matanya.

Seorang setengah paru baya itu pun tersenyum, menatap putranya yang masih menggunakan baju tidur dengan rambut berantakan.

"Ayo siap-siap, sebentar lagi adzan shubuh" Ucap Seorang tersebut kini menggandeng tangan anak kecil tersebut masuk kedalam kamarnya.

Kini setelah bersiap-siap, anak kecil tersebut langsung mengandeng tangan Abbanya menuju masjid pesantren, tampak senyuman yang terukir di bibirnya saat melihat teman-teman seusianya sudah berada di shaf kedua.

"Hisyam, ayoo kesini!" Ucap Bima kini langsung tanpa lama Hisyam segera menghampiri Bima dan teman-temannya.

"Oh iya, bagaimana adikmu? Apakah dia sudah pulang?" Tanya Bima kini membuat Hisyam tersenyum dan mengangguk.

"Umma dan adik perempuanku akan pulang nanti pagi, adik aku cantik banget loh!" Ucap Hisyam dengan antusiasnya.

"Kita jadi ikut senang deh, eh ayo berdiri shalatnya mau dimulai" Ucap Affan kini segera berdiri dan merapatkan shafnya.

~~~🌻🌻🌻~~~

Pagi ini Hisyam sudah siap menunggu kedatangan Umma dan adik perempuannya, tentu saya Hisyam yang masih digandeng oleh Jiddiynya agar tidak lepas dari mata Jiddiya.

"Jiddiy, kapan Umma akan sampai? Kenapa Abba lama jemputnya?" Tanya Hisyam kini bertanya kepada Abraham, orang tua dari Zeraya.

"Sabar ya Nak, Hisyam tidak sabar bertemu sama Umma atau sama adik bayi?" Tanya Abraham.

"Sama Ummaa dong! Kan Hisyam nggak bisa jauh dari Abba dan Umma. Hisyam bukan seperti Abang Arka" Ucap Hisyam kini sudah bisa memanggil Arka.

Abraham pun terkekeh melihat Cucu kesayangannya sangat antusias, dan akhirnya mobil hitam kini sudah masuk area pesantren terlihat, Zeraya yang sudah di gandeng keluar dari mobil oleh Gus Azzam, dan bayi perempuan mungil yang digendong oleh Bunda Keira itu kini berjalan menghampiri Zeraya.

"Terimakasih Bunda, sini biarkan Zeraya saja yang gendong Zayara" Ucap Zeraya kini diangguki oleh Bunda Keira.

Saat Bunda Keira memberikan Bayi tersebut kepada Zeraya, kini Hisyam yang sudah tidak sabar langsung mendekati Ummanya.

"Ummaaa!" Panggil Hisyam kini segera mendekati Zeraya.

Zeraya pun tersenyum dan mengusap puncak kepala Hisyam yang kini memeluk ummanya.

"Assalamualaikum Abang Hisyam" Ucap Zeraya kini tersenyum menatap Hisyam.

"Waalaikumsalam Ummaaa, ayo masuk Ummaa" Ucap Hisyam kini mengandeng gamis Zeraya.

~~~~🌻🌻🌻~~~~

Kedatangan Zayara di keluarga baru Gus Azzam kini membuat Hisyam tidak berhenti menatap sang adik yang terus menatap Ummanya.

"Kenapa tangan Zaya kecil sekali, Umma?"  Tanya Hisyam.

"Karna Zaya masih bayi, baru lahir kedunia" Ucap Zeraya kini menggendong Zayara.

Dia Adalah Gus HisyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang