Malam ini Hisyam tidak berani untuk pulang, ia terus menatap pintu ruangan Ashiya takut jika ada hal yang ia tidak inginkan.
Teman-teman Hisyam pun tidak ada yang berani mengajaknya berbicara, namun Laskar pun langsung maju dan meghampiri Hisyam.
"Yan, lo harus ganti baju terlebih dahulu. Dan pulanglah" Ucap Laskar.
"Bagaimana dengan Ashiya? Ini salah saya" Ucap Hisyam.
"Ashiya biarkan kami saja yang menunggunya, pasti Umma dan Abbamu menunggumu pulang kerumah" Ucap Laskar.
Hisyam pun teringat dengan kedua orang tua Ashiya, mereka juga menunggu Ashiya pulang.
"Saya harus beritahu kedua orang tua Ashiya terlebih dahulu" Ucap Hisyam namun Gebran mencegah Hisyam untuk tidak menelepon.
"Ini semua karnamu, kamu sudah berjanji kepada dirimu untuk tidak balapan lagi kan? Lalu sekarang bagaimana? Hah!" Kesal Gebran.
"Sa-saya.."
Tiba-tiba suara nada dering dari ponsel Hisyam langsung membuat Hisyam terbangun dari tidurnya.
"Astaghfirulahaladzim! Ya Allah... hanyalah mimpi, namun mengapa sangat menyakitkan" Ucap Hisyam kini ia melihat jam di ponselnya.
"Pukul malam, dan tujuh panggilan tak terjawab dari anak-anak markas" Ucap Hisyam kini berdiri dari duduknya dan meletakkan Al-Qura'annya di tempat semula, dan mulai menelepon Laskar.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, Yan. Lo baru bangun tidur? Nggak mau ikut balapan?"
"Daripada kalian balapan namun tidak ada hasil yang bermanfaat, ayo kepesantren. Setoran hafalan ke Saya"
"Aduh, gua baru hafal al-humazah!"
"Nggak papa, ayo. Saya tunggu sekarang, kita berkumpul di aula. Assalamualaikum"
Tut!
Hisyam pun turun dan segera menemui teman-temannya yang ternyata sudah datang, disana Hisyam langsung berjalan bersama teman-temannya ke aula.
Saat mereka duduk, mereka melihat wajah cemas sang ketua mereka. Ada apa ini?
"Kenapa? Ada masalah?" Ucap Irfan kini bertanya kepada Hisyam.
Hisyam mengangguk, dan menjawab "ya, tadi saya bermimpi bahwa kalian mengajak saya untuk balapan lagi. Namun, saat saya sedang balapan ternyata saya menabrak mobil Ashiya" Ucap Hisyam membuat semua sahabatnya terkejut.
"Alhamdulillah... untung aja ya kamu menolak ajakanku" Ucap Laskar kini menepuk pundak Hisyam.
"Jadi, kapan lo mau khitbah Ashiya?" Tanya Gebran.
"Secepatnya, dan itu pun pastinya sudah saya pikirkan dari jauh-jauh hari" Ucap Hisyam dengan tegas.
"Beliau satu ini sedang tidak main-main dengan perasaan" Bisik Irfan kepada Gebran.
"Itu bagus sekali, Yan. Semudah itu ya melamar anak seorang Gus?" Tanya Laskar.
Hisyam pun tersenyum dan menggeleng kecil, "kalian tahu. Ashiya mempunyai sahabat yang begitu jutek dengan wajahnya dan sulit percaya kepada saya" Ucap Hisyam.
"Hah?! Seorang Gus Hisyam tidak dipercayai? Masyaallah" Ucap Irfan kini menggeleng.
"Aduh, yang mana sih dia? Punya fotonya nggak?" Tanya Gebran kini Hisyam menunjukkan akun Syera.
Gebran pun langsung membuka profil akun Syera melalui ponsel Hisyam, dan ia terkejut sekaligus menatap teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Adalah Gus Hisyam
Teen FictionZayyan Hisyamsya Al-Khari, anak Kedua dari Gus Azzam dan Zeraya. dikenal dengan nama Zayyan di sekolahnya dan dikenal sebagai Hisyam di area pesantren. siapa yang tidak kenal dengan Hisyam putra kedua Gus Azzam yang banyak dikenal sebagai lelaki yan...