Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Skripsi rampung, revisi kelar, tugas selesai, sekarang kebagian jatah senangnya aja.
Enggak sia-sia perjuangan Jisoo yang harus melawan masa malas demi semester akhirnya. Terbukti kan, sekarang dia bisa leha-leha tanpa beban pikiran sambil nunggu jadwal wisuda. Apa itu revisi mepet menjelang wisuda? Hehe, usaha memang tidak pernah menghianati hasil.
"Sikat, Ji!"
"86."
"Mampus!"
Yakali nggak tewas berjamaah? Jisoo ini kan top global Nana. Udah pasti sekali ulti musuhnya pada mokad semua. Berguna juga si Jimin jadi tank. Biasanya kalau dipaksa jungler mah beban grup mulu. Untung sekarang personil mabar mereka nambah satu sama adik ipar:)
Jeno jago bener mainin jungler yang tipe fast hand. Jisoo aja spechless sendiri ngelihat permainannya. Udah kayak Kairi Onic, serius. Pantesan cepet naik rank. Ternyata emang se jago itu.
Victory!
"Mantap. Lagi nggak nih?"
"Yakali enggak? Kapan lagi win streak sampai tujuh kali gini. Gas gas."
Ocehan Jimin dan Yoyo memenuhi ruang obrolan yang terdengar dari speaker ponsel Jisoo. Gadis itu lagi duduk sendiri dalam posisi santai di sofa kontrakan, dan fokus pada game yang ia mainkan bersama teman-temannya dan juga Jeno.
"Lanjut nggak, Jen?"
"Lanjut, Kak!"
"Gas lah! Nanggung, baru jam segini." Si Jimin nyelutuk lagi. Kalau lagi menang terus emang suka lupa waktu buat main. Coba aja kalau kalah, pasti langsung bete dan badmood buat main. Se mood swing itu emang lelaki yang satu itu.
Jisoo yang keasikan main game online bareng teman-temannya, tidak menyadari pintu kontrakan terbuka, dan ada langkah asing yang masuk.
"Lagi ngapain?"
Untung yang datang bukan orang jahat, tapi pacar gantengnya. Jisoo mengadah dan melambai sebentar pada sosok Jaehyun, kemudian kembali fokus pada layar HP. "Lagi mabar nih. Ikutan nggak?"
Begitulah punya cewek random. Pikirannya susah ditebak. Kadang isinya makanan, teka-teki, pantun, puisi, dan sekarang main game.
"Nggak." Jaehyun sebenarnya juga pernah main game, tapi bukan spesies kecanduan yang susah berhenti. Dia orangnya lebih ke penasaran ke yang namanya game, pas udah dicoba, yaudah hilang excited nya.
Jisoo tidak memaksa. Ia pun kembali fokus pada permainannya yang saat ini tengah memilih hero untuk di banned. Saking fokusnya, Jisoo bahkan tidak memprotes saat tahu-tahunya tangan besar Jaehyun sudah mengangkat tubuhnya untuk duduk di dalam pangkuan laki-laki itu.
Sadarnya saat merasakan napas Jaehyun yang berhembus di perpotongan lehernya, barulah Jisoo bertukar pandang dengan laki-laki itu. Adanya jarak yang pendek, membuat wajah Jisoo merah, tapi anehnya bukan memutus tatapan, melainkan betah melihat wajah tampan itu dalam jarak sedekat ini.
"Woi, Jisoo. Kok nggak di ban sih?"
Teriakan Jimin yang terdengar di speaker membuatnya sadar dari keterpukauan. Jisoo meringis sendiri. "Sorry-sorry."
Jaehyun tersenyum. Asik juga kayaknya buat diganggu. Sehingga tanpa berpikir panjang, tangan Jaehyun yang melingkar di perut Jisoo kian ia eratkan.
"Jaehyunnn.....!!!" Tentu Jisoo protes. Dia lagi fokus main malah diganggu.
"Apa?" Sekenanya Jaehyun malah menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher gadis itu. Mengendus bagian sana yang bertujuan mengurai konsentrasi pacarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cindereog
Fiksyen RemajaKetika Jisoo si cewek prik pacaran sama Jaehyun yang kalem dan cool abis. Tapi meski begitu, Jaehyun ini tipikal orang yang bucin banget. Nggak percaya? Baca sendiri