"Waduh, waduh, waduhhh... ada tumpengan. Makan enak kayaknya. Dalam rangka apa nih?"
Oknum bernama Mingyu itu khas sama ciri-cirinya yang berisik. Radius lima ratus meter aja, suasana di sekitarnya pasti heboh kalau dia udah ada. Contohnya sekarang. Tanpa salam tanpa sapaan, laki-laki yang baru pulang kuliah itu sudah berkicau melihat keadaan basecamp—yakni kosannya sendiri dipenuhi makanan enak.
Jangan heran kenapa yang lainnya bisa masuk sementara tuan rumah belum ada. Kosan Mingyu ini memang tempat yang paling strategis buat kumpul-kumpul. Dekat dari kampus juga, jadi pulang kuliah bisa langsung ngadem di sini.
Kosannya juga bukan kayak kosan pada umumnya. Satu dinding emang sama kosan penghuni lain, tapi ruangan kosannya itu udah kayak rumah pribadi. Ada dua kamar, ruang tamu, dan dapur per penghuni. Mirip kontrakan, tapi kosan. Biasalah, kosan premium.
Jangan salah, meski tampang-tampang madesu gitu, Mingyu ini anak orang kaya. Jadi cukup wajar kalau kosannya aja mewah. Sok-sokan merakyat, dengan wajah yang mendukung kalau kata si Juki.
"Dasar. Ngakunya temen, tapi giliran ulang tahun temennya aja lupa." Ini Jungkook yang komentar.
"Waduh? Tanggal berapa emangnya——eeeh, happy birthday deh Eunwoo. Sorry ya, bukannya gue nggak peduli karena nggak inget ulang tahun lo, cuma lo tahu sendiri, otak gue isinya udah penuh. Jangankan ulang tahun orang, ulang tahun gue aja sering lupa. Sekali lagi selamat ya, Bro. Gue doain lo panjang umur dan segera jadi bapak. Btw, persahabatan kita nggak diukur sama inget enggaknya ulang tahun doang, kan?"
Eunwoo geleng-geleng mendengar celotehan panjang temannya itu. Ia menerima jabatan tangan Mingyu sambil terkekeh. "Bisa aja lo, Ming. Santai aja lah."
"Jadi bapak, nikah aja belum anaknya."
"Lo diem, Juk. Kayak nggak tahu aja hubungan temen lo ini." si Mingyu mengangkat alisnya mengisyaratkan maksud kepada Jungkook, membuat laki-laki itu membentuk huruf O di mulut, kemudian mereka sama-sama tertawa karir. "hehehehhe, bercanda, Woo. Ini nasi kuning beserta perintilannya halal, kan?"
"Halah, bilang aja lo mau, Ming." Jaehyun yang sejak tadi diam akhirnya membuka suara.
Membuat Mingyu tertawa lagi. Ada makanan enak sebanyak ini masa iya nggak mau? Tapi berhubung Mingyu ini kan orangnya sangat sopan, jadi nunggu ada yang nawarin dulu dong. Masa iya main comot aja? Basa-basi dulu lah.
"Makan, Ming. Gue bawa kesini emang buat dimakan kok."
Nah gitu kan baru enak makannya. Mingyu segera mengambil piring yang kosong setelah membuang tas nya ke kursi. "Gue makan sendiri nih? Kalian nggak ikutan makan?"
"Lo telat, Ming. Kita mah udah curi start duluan. Lo kebagian sisanya aja btw."
Dasar nggak setia kawan. Apa minggu depan Mingyu ganti circle aja ya? Hehehe, tidak dong, yakali cuma karena makan doang. Eh sebentar...
"Prffftttt....." gelak tawa menyembur begitu saja menyaksikan apa yang ia pandang sekarang, "anj*ng, gelang lo comel banget, Jae, hahahahahhahahahah..." gelang pink yang ada di lengan kiri Jaehyun ampuh memporak-porandakan sisi humor Mingyu. Ia bahkan melupakan niatnya untuk memindahkan nasi ke dalam piring, dan malah lebih tertarik untuk menarik tangan Jaehyun, guna meneliti aksesoris feminim itu lebih seksama. Masih dengan gelak tawa yang tak pernah putus tentunya.
Kampret memang. Jaehyun menarik tangannya sendiri dari pegangan Mingyu. Malu sih dia, tapi demi permintaan ceweknya, Jaehyun bisa apa?
"Beli dimana? Lucu banget, pink pink kayak Barbie. Kiyowo..."
"Diem lo, Ming!"
Mingyu masih tertawa, antara spechless dan ngakak ngelihat Jaehyun makai begituan. Tahu sendirilah se cool apa image temannya yang satu itu. "Gue tebak, pasti disuruh cewek lo ya?" Seratus persen no ragu-ragu, pasti tebakannya bener. Yakin banget Mingyu mah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cindereog
TeenfikceKetika Jisoo si cewek prik pacaran sama Jaehyun yang kalem dan cool abis. Tapi meski begitu, Jaehyun ini tipikal orang yang bucin banget. Nggak percaya? Baca sendiri