22|Rencana Jangka Panjang

351 70 21
                                    

"Loh, Bang?"

"Siapa, Jen?"

Teriakan mamanya dari dalam membuat Jeno membuka daun pintu lebih lebar. Membiarkan mamanya menyaksikan sendiri siapa tamu yang datang.

"Eeh, Jaehyun?" Minah berseru dari dalam. Tampak juga mengiring langkah menuju kedua putranya. "dateng kok nggak ngabarin Mama? Harusnya tadi bilang dong, biar Mama masak makanan kesukaan kamu."

Jaehyun hanya menyahutnya dengan senyuman tipis. Bukan itu maksud kedatangannya kemari. "Papa ada, Ma?"

"Hm?" Tiba-tiba betul anaknya nanyain papanya. "kamu kayak nggak tahu papamu aja. Masih sibuk kerja lah jam segini," merinci penampilan sang anak sekali lagi, Minah seperti melihat ada sesuatu yang serius dari wajah Jaehyun. "kenapa? Kamu ada masalah? Yuk masuk dulu."

Jaehyun tidak menjawab, melainkan hanya mengikut saat diajak masuk. Duduk di sofa ruang tengah yang berhadapan langsung dengan mamanya, sementara Jeno ada di sofa lain.

"Jadi kenapa? Yuk cerita sama Mama."

Mendapat pertanyaan begitu dari mamanya, maka Jaehyun akan langsung pada inti persoalan. Dimulai dengan menghela napas terlebih dahulu, ia menatap wajah mamanya. "Jaehyun berencana mau nikahin Jisoo, Ma."

Lantas saja wajah Minah sedikit kaget. "Heh? Buru-buru banget?" Jujur, Minah memang ingin Jisoo menjadi menantunya, tapi mendengar keputusan Jaehyun yang terkesan tiba-tiba bilang begitu, wajar kan dia sedikit syok? "kamu serius?"

Mengangguk mantap, Jaehyun sudah memikirkan hal ini dengan sungguh-sungguh, dan jawaban atas tindakannya adalah ini. "Aku udah tidur sama Jisoo."

Diberitahu begitu, Minah menutup mulutnya yang terbuka lantaran merasa lebih kaget lagi setelah ucapan putranya barusan. "Jangan bercanda kamu!"

"Serius, Ma. Kita kebablasan, dan no pengaman."

Enteng betul anaknya ini ngomong, sampai mamanya hampir dibuat sesak napas. Untung Minah nggak punya riwayat masalah jantung. "Astaga, Jaehyunnn..." ungkapan kekesalan adalah hal yang wajar. Minah merasa makin pusing. Tangannya kini beralih memberi pijatan di pelipis. "kamu apa nggak mikir? Masa depan anak orang loh itu!"

Karenanya Jaehyun ingin bertanggung jawab. Meski perbuatan mereka adalah kesalahan, tapi Jaehyun tidak merasa menyesal sudah melakukannya. Namun ia hanya khawatir jika Jisoo akan mendapat masalah. Sebab tahu sendiri, hubungan seperti itu, yang paling besar menanggung imbasnya adalah pihak perempuan.

"Terus sekarang Jisoo hamil?"

Kepala Jaehyun menggeleng. "Belum. Jisoo emang belum ngeluh telat datang bulan atau ada tanda-tanda lainnya." tiba-tiba saat kemarin Jisoo ngotot minta seblak, kembali lagi menghantui pikiran Jaehyun. Hal itu memang tidak dapat dijadikan sebagai acuan, hanya saja karenanya Jaehyun jadi berpikir panjang. Semisal Jisoo benar-benar hamil, keputusan untuk mereka menikah akan lebih baik bila segera dilaksanakan.

"Jujur, Mama pusing. Mama masih nggak nyangka sama perbuatan kamu."

"Maafin Jaehyun, Ma. Untuk itu Jaehyun mau nikahin Jisoo sebelum anaknya lahir. Kalau emang Jisoo lagi hamil."

"Heh! Jadi maksud kamu, kamu cuma bakal nikahin Jisoo kalau dia terbukti beneran hamil?" Wajah Minah tampak galak sekarang. Apalagi anak laki-lakinya tidak memberikan respons apapun dalam raut bingungnya. Membuat Minah tidak tahan untuk tidak segera menjewer telinga Jaehyun. "bocah gandeng! Mau pacar kamu hamil atau enggak, kamu tetap harus bertanggung jawab. Yang udah kamu ambil dari dia bukan hal sembarangan. Itu masa depannya! Paham kamu?!"

"Iya iya, Ma. Jaehyun paham."

Sementara itu ada Jeno yang mengulum senyum sendiri melihat abangnya dijewer. Jeno takut tiba-tiba bersuara, soalnya kan sejak tadi dia belagak nggak ngerti aja sama apa yang mama dan abangnya bicarain. Padahal aslinya Jeno juga udah paham. Btw, mantap juga nih abangnya.

[[👠]]

"Kamu abis dari mana?"

Jaehyun yang baru memarkirkan motor dan membuka helm, langsung ditanya oleh sosok Jisoo yang sudah menunggu di pinggir teras. Laki-laki itu memberikan usapan dengan tangannya yang besar pada puncak kepala sang kekasih. Memperlakukan Jisoo seperti anak kecil adalah kebiasaan Jaehyun. Padahal aslinya itu cewek lebih tua dari dia, tapi siapa yang peduli? Perbedaan tinggi mereka membuat Jaehyun memang banyak.

"Tadi ada urusan sebentar." jawabnya. Mungkin untuk rencananya yang ingin menikah, biarlah Jaehyun sendiri yang memikirkan untuk saat ini. Lagipula ia tidak ingin pernikahan mereka akan menjadi pilihan wajib bagi Jisoo. Maksudnya, mereka memang akan menikah, hanya saja Jaehyun juga ingin melakukan lamaran personal untuk gadis ini terlebih dahulu.

Alis Jisoo naik, merasa curiga. "Urusan apa? Kamu nggak habis jalan sama cewek lain kan?"

Mulai...... Jaehyun cuma terkekeh. Digandengnya punggung gadis itu untuk kemudian diajak masuk ke dalam. "Ngawur. Tadi aku abis beliin kamu es buah yang di perempatan itu. Katanya suka, kan?"

"Beneran?!" Jisoo auto melupakan sekebat kecurigaannya setelah Jaehyun membicarakan es buah yang enak itu. Bukan salah Jisoo, tapi es buahnya beneran enak! Tapi minusnya sering banget kehabisan stok. Kadang kali kalau mau pesan harus antre panjang dulu. Padahal rasanya enak, tapi kayak jadi hal langkah banget buat dapet. Makanya Jisoo semangat.

"Iya, aku request yang nggak ada kacangnya. Kamu suka eneg kalau kebanyakan kacang, kan?"

"Kok kamu tahu sih? Aku kan nggak pernah bilang."

"Ya masa nggak tahu. Udah berapa tahun coba kita pacaran?"

Kepala Jisoo mendongak. Pikirannya tiba-tiba menerawang jauh. Ditanya kapan dan berapa lama mereka udah sama-sama, membuatnya agak tercengang. Kalau diingat-ingat emang udah lama juga ya? Tak terasa, mereka udah dewasa juga sekarang.

"Kamu perhatian banget. Secinta itu ya sama aku?"

"Iya lah."

Okee..... Rasanya mau meleleh. Jisoo cengar-cengir sembari mengeratkan pelukannya di tubuh Jaehyun, meski mereka masih dalam posisi berjalan. Emang deh, pacarnya ini beneran paket lengkap.

"Tanggal wisuda aku udah di acc. 21 bulan ini. Pokoknya kamu harus cancel semua jadwal, buat jadi PW aku dari pagi." Lagipula kapan lagi Jisoo bisa gandeng pacar gantengnya sambil dipamerin sana-sini? Iya sih, hubungan mereka udah terlalu menyala dan terang-terangan, yang mungkin semua orang juga udah tahu. Tapi tetep aja! Punya pacar ganteng paripurna masa nggak dipamerin? Rugi dong.

Jaehyun yang sedang membukakan plastik sendok es buah untuk Jisoo mengangguk. Tanggal 21, yang artinya masih ada dua minggu lebih. Sebelum itu, Jaehyun sudah harus punya plan buat ngelamar Jisoo secara personal. Jadi nanti pas orang tua Jisoo di sini, dia bisa sekalian kenalan sekaligus mengungkapkan niat keseriusannya tanpa harus membuat sang kekasih kaget lagi.

Agak deg-degan juga kalau bayangkan. Tapi Jaehyun merasa pasti dia bisa. Yang harus Jaehyun lakukan sekarang adalah berbicara dengan keluarganya, terutama papanya. Semoga saja semua niat baik yang sekarang ia usung akan mendapat jalan yang mudah.

 Semoga saja semua niat baik yang sekarang ia usung akan mendapat jalan yang mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cie yang mau nikah🥰

Nanti aku bikinin undangan, dan kalian wajib hadir ya😌

CindereogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang