Bagian 7 - Di traktir sadboy

3 1 0
                                    

Namanya juga temen , kalo ga jadi perisai yaa jadi BEBAN

-Anggasptr





Hari ini cuaca mendukung dua insan berbeda gender yang tengah asik diatas sebuah motor sport, sambil sesekali melirik kanan kiri menikmati perjalanan keduanya. Setelah di tarik keluar oleh ketuanya Shinta senang akhirnya dapet gratisan banyak nih pasti. kini mereka berdua tengah di perjalanan menuju sebuah tempat sesuai arahan dari Shinta, Angga hanya menurut saja pada perempuan itu daripada dia habis di ledek temen temen nya di markas.

"Ngomong aja Lo modus mau jalan jalan sama gue kan, Halah basi alesan Lo" kata Angga kencang yang jelas di dengar oleh Shinta.

" Bagus pak pede Lo meningkat cuman ga ngotak aja" jawab Shinta yang hanya di balas kekehan kecil dari Angga.

Mereka sampai di sebuah bazar di dekat alun alun kota , banyak sekali orang orang menghabiskan waktu disini , keluarga , teman , pasangan semua terlihat sedang dengan dunianya masing masing. mata Shinta mengedar mencari apa saja yang ada dalam list otaknya untuk di beli.  Angga berjalan mengikuti arah tujuan perempuan di depannya ini, dengan lemah, letih, lesuh dan ga mood. dia tidak suka keramaian. kaki Shinta berhenti tepat di depan pedagang martabak mini , dia membeli nya dan Angga membayar dengan uang 20rb. lalu tatapan Shinta beralih menuju pedagang takoyaki , dan segera menghampiri pedagang tersebut, Angga hanya pasrah dan mengikuti dari belakang. toh tugas dia hanya membayar kan jadi nurut saja tanpa protes. setelah selesai dengan takoyaki Shinta mengedarkan matanya mencari pedagang minuman kesukaannya, mokat alpukado. yapp dapat , tidak pikir panjang langsung saja Shinta berlari hingga dia menabrak seseorang hingga dia sedikit terhuyung.

brukkk

"E-eh sorry sorry gue ga sengaja" kata Shinta sambil menatap seseorang yang baru saja dia tabrak. begitu terkejut melihat orang yang sudah lama tidak dia lihat, diaa Vano , mantan kekasih satu satunya. cinta pertamanya yang sekarang tengah bersama seorang perempuan cantik dengan kalung Salib di lehernya. melihat itu Shinta gelagapan entah apa yang harus dia katakan lagi. untung saja Angga yang sedari tadi hanya menyaksikan kini menghampiri dia dan menyelamatkan dia dari situasi canggung tersebut.

"Ceroboh , kan bisa pelan pelan" kata Angga sambil menyentil kening Shinta hingga Shinta meringis kesakitan.

"Lo Gpp?" tanya Vano dengan raut wajah yang entah, tidak bisa diartikan. Shinta yang mendengar itu langsung gelagapan , suara itu kembali terdengar lagi setelah hampir 1 tahun tidak dia dengar. Melihat raut wajah temannya Angga mengerti bahwa mereka harus menghindari situasi ini.

"Dia Gpp, kita cabut dulu sorry" ucap Angga sambil menarik tangan Shinta menjauh dari pasangan tadi.

Angga menarik tangan Shinta menuju salah satu kursi yang kosong dengan posisi di ujung alun alun, sehingga hanya sedikit yang melewati area itu , tetapi mereka dapat melihat orang ramai di depan mereka. tidak ada yang berani membuka suara, hanya hening dengan pikirannya masing masing, bahkan shinta melupakan makanannya. sampai angga memberanikan diri mengatakan rasa penasarannya.

"Mantan Lo?" tanya Angga yang terus menatap ke arah depan nya. Shinta hanya mengangguk membenarkan pertanyaan Angga. Angga memangut dan kembalik bertanya.

"Dia kayanya masih peduli sama Lo, ekhemm putus kenapa?" tanya Angga ragu. Shinta tersadar dari pikirannya menghela nafasnya , masa bodo lelaki itu dengan wanita manapun toh dia dan lelaki itu sudah lama tidak berhubungan bukan. Shinta membuka bungkus takoyakinya dan memakan dengan lahap.

"bweda twuhwan" jawab Shinta dengan mulut penuh dengan takoyakin. Angga menatap bingung , apa yang dia katakan tadi tidak jelas.
Shinta menghabiskan makanan pada mulutnya lalu memperjelas perkataannya.

"gue sama dia beda tuhan" kata Shinta dan di angguki oleh Angga.

"udah setahun lebih gue putus sama dia bahkan tanpa komunikasi apapun, tapi liat dia jalan sama cewe tadi kaya aneh aja" jelas Shinta sambil kembali memakan takoyakinya. Angga hanya mendengarkan , menunggu kelanjutan dari kisah ratunya itu.

"Lo pasti ga percaya, dia satu satunya yang pernah jadi pacar gue , selain sama dia gue ga pernah pacaran, beruntung si gue pernah berhubungan sama dia, dia cowo baik , baik banget yaaa cumaa gitu, pesona beda agama" Shinta tersenyum kecut mengingat betapa senang nya dia dulu.

"oiya , kejadian semalem-" Kata Shinta yang sedikit berpikir untuk menanyakan hal tersebut, dia tau Angga tidak pernah mau bercerita detail tentang kehidupannya.

"dia cewe gue , jalan sama sepupu gue" Kata Angga sambil kembali menatap ke arah depan tanpa berani menatap orang di sampingnya. Shinta hanya diam mendengarkan apa yang akan ketuanya itu katakan, sepertinya ketuanya berniat menceritakan keluhan yang dia pendam sendiri.

Angga tersenyum miris mengingat kejadian itu, berapa bodohnya dia menghajar sepupunya hanya demi wanita itu, sial.

"udah hampir 3 bulan ini sikap cewe gue-- , emm mksdnya mantan gue , dia beda. gue udah paham sama perubahan dia , dan gue udah ga peduli gue cuman nunda perpisahan aja , nunggu dia nunjukin kesalahannya dan kagetnya ternyata dia main sama sepupu gue sendiri" jelas Angga panjang lebar dan dia tersenyum ternyata mengutarakan isi hatinya kepada orang lain tidak buruk juga.

"kenapa ga Lo tanya sama mantan Lo dari awal kenapa dia berubah? kan itu bisa selesai masalah Lo kalo Lo Masi mau mertahanin dia"

"haaaah emang udah waktunya pisah mungkin, semesta ga ngizinin gue buat perbaiki sesuatu sama dia, udh sering dia kaya gitu dan skrg gue cmn bisa diem menunda perpisahan , dan skrg udah waktunya" Kata Angga sambil menyandarkan punggunya pada belakang kursi yang mereka duduki. Shinta hanya mengangguk mengerti apa yang sedang di rasakan ketuanya itu. Shinta menyodorkan martabak manis dan takoyakindi tangannya menawari Angga agar ikut makan bersama, toh ini makanan dia juga kan. Angga melirik dan menggeleng pertanda dia tidak sedang dalam mood makan.

Shinta teringat dia tidak membeli minum kesukaannya, lalu dia menggoyangkan tangan lelaki di sampingnya, mendapat perlakuan itu Angga menoleh menatap Shinta dengan kebingungan.

"gue mau beli minum, tapi liat mokat disana ngantri, males banget" kata Shinta sambil menunjuk ke arah pedagang mokat di depannya, angga mengikuti arah pandang Shinta dan kembali menyandarkan punggungnya.

"beli yang lain ga usah ribet" kata Angga singkat lalu dia memejamkan matanya. tapi tiba tiba lengannya di tarik hingga dengan terpaksa dia harus berdiri dan berjalan mengikuti kemana tujuan perempuan itu.

"gue tetep mau ini , dan Lo yang harus ngantri , gue gamau tau" tegas Shinta ketika mereka sudah berada di barisan orang yang sedang mengantri membeli minuman itu.

"gue ketua Lo, berani Lo nyuruh gue hah?" kata Angga hendak berbalik tetapi di tahan oleh Shinta. Angga menatap Shinta lekat dan Shinta sudah memasang wajah memohon nya. oh shittt sejak kapan cewe aneh ini jadi menggemaskan , tidak tidak dia sebagai ketua harus tetap berwibawa dan tegas jangan kalah sama wajah menggemaskan itu.

"oke" kata Angga dan ikut memasuki barisan pembeli minuman, merasa menang Shinta hanya tersenyum penuh kemenangan.

"gue tunggu di tempat tadi ya boss huhuy" kata Shinta girang dan berlalu menuju kursi tempatnya duduk tadi.

tak lama Angga datang dengan membawa 2 kantong kresek berisi minuman mokat dengan berbagai rasa, Shinta bingung padahal dia hanya ingin satu saja tapi kenapa lelaki itu membelikannya begitu banyak. Angga menyodorkan semua minuman itu ke depan wajah Shinta.










A & STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang