Bagiann 10 - Luapan emosi

1 0 0
                                    

Jika menjadi baik membuatmu di pandang lemah , maka kejamlah pada orang orang jahat

-Sntwdy

***

Shinta berjalan dengan langkah cepat dengan erika yang berada di sampingnya, dan tiga siswa kelas 10 yang setia mengikuti shinta dan erika di belakangnya. Shinta bejalan dengan wajah yang santai tapi memendam banyak emosi yang selama ini dia simpan.

Mereka melewati koridor kelas 10 dan 11 , semua mata tertuju pada mereka berlima, pasalnya di jam istirahat seperti ini jarang shinta dan erika turun ke lantai dasar, karena memang tidak ada tujuan. Tapi kini mereka jalan beriringan dengan raut wajah menyeramkan.

Hingga mereka tepat berada di depan pintu besar kantin kelas 10 , dan benar saja disana tidak banyak anak kelas 10 yang berani masuk karna ada aurel dan antek anteknya. Aurel sedang duduk di meja tengah dengan kedua teman nya dan satu siswa sepertinya adik kelas mereka tengah menangis sesenggukan dan aurel tetap berbicara pada siswa itu dengan nada kasar.

"BURUAN KASIH DUIT LO CUPU!!" bentak aurel pada junior itu.

Aurel kesal karna murid itu tidak juga memberikan apa yang dia inginkan , hingga sampai dia akan melayangkan sebuah pukulan lagi pada siswa itu. Tapi ketika tangannya sudah mengapung ke atas ada satu tangan kuat menahan tangan aurel.

"Cuih, haha ada pahlawan kesiangan nih" ledek aurel pada shinta yang masih setia menahan lengan aurel dengan kencang.

shinta menahan tangan aurel yang hendak kembali memberikan pukulan pada siswa itu, wajah shinta berubah memerah, nafasnya terengah engah, siap meluapkan semua emosinya. Tidak peduli konsekuensi apa yang akan dia dapat nantinya , yang jelas dia sendiri yang akan memberikan pelajaran pada aurel.

Shinta memutar tangan aurel hingga ke belakang , kini posisi shinta tepat berada di belakang aurel tanpa jarak dengan menahan tangan aurel di punggung gadis itu.

"LEPAS BANGSAT!" Kata aurel tak kalah emosi.

Kedua teman aurel mundur , dia juga takut jika shinta sudah marah seperti itu, mereka berdua lari meninggalkan kantin tersebut. Erika dengan sigap menghampiri murid kelas 10 yang sedang duduk dan masih menangis, erika ikut emosi melihat wajah murid itu sudah lebam di bagian sudut bibir dan sudut matanya. Sial, aurel benar benar psikopat.

"Kom liat muka dia banyak lebam , pasti di hajar sama cewe gila itu" kata erika sambil menunjukan muka junior itu pada shinta.

Shinta tidak bisa lagi menahan emosi , dengan sigap dia langsung memelintir tangan aurel hingga dia meringis kesakitan.

"ANJING LO! GUE GA ADA URUSAN SAMA LO BABI! AARGHHHHH SAKIT TOLOL" shinta tersenyum mendengar rintihan aurel.

"lo liat luka di muka anak itu? gue yang bakal bales , lo seneng kan" aurel melotot mendengar perkataan shinta.

Detik berikutnya shinta menendang kaki aurel hingga dia terjatuh , shinta langsung menindih aurel dan memberikan beberapa tamparan pada kedua pipi aurel.

Semua orang yang ada di kantin hanya diam membiarkan itu terjadi , terutama kelas 10, mereka merasa dendam mereka kini tersalurkan lewat kapten silat itu. Ada pula beberapa dari siswa yang menyaksikan ikut merekam kejadian tersebut. Bahkan siswa kelas 11 dan 12 yang mendengar keramaian di lantai 1 ikut turun ingin menyaksikan fenomena langka ini.

A & STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang