Bagian 8 - Receh

2 1 0
                                    

"Gue terlalu mahal buat perjuangin barang murahan"

-Anggasptr



***

Shinta dan angga sampai di depan markas mereka dengan masing masing menenteng kantong kresek bening berisikan minuman yang angga beli tadi.

Katanya alasan dia membeli semua varian rasa itu karna shinta tidak menyebutkan rasa yang dia inginkan, makanya daripada angga harus lama lagi mengantri mending dia beli saja semuanya, Toh ada tong sampah tersedia banyak di markas ini.

Begitu mereka sampai di ambang pintu , semua mahluk yang ada di dalamnya langsung menoleh melirik mereka, lalu sedetik kemudian langsung berlari menyerbu sesuatu yang ada di tangan mereka, lebih tepatnya hanya leon dan aldi sih.

"buset, nyantai woy" kata shinta terkejut mendapat perlakuan mendadak dari aldi.

"kalo bgini mah sering sering aja deh lu berdua jalan" kata reza sambil mengambil 1 minuman boba rasa vanila.

"enak di lu enek di gua" kata angga sambil berjalan ke arah mereka dan duduk di samping davin.

"darren kmn ? gue ga liat dia daritadi" tanya angga pada davin , karna rumah davin dan darren satu arah.

"lah mana gue tau bos , lu pikir gue sepatu nya yang selalu ikut dia" timpal davin.

Shinta melirik leon dan aldi , ngeri melihat mereka meminum minuman dengan sekali tandas , padahal itu minuman boba harusnya di kunyah dulu ga sih.

"lo berdua kaya ga di kasih makan dari orok njir, serem gue tkut ikut dimakan juga" kata shinta sambil mengidik ngeri.

"gue ga doyan lo jo , kerempeng bgtu gada dagingnya" sahut leon setelah selesai menghabiskan satu cup besar boba nya.

"sembarangan lo kalo ngomong" kata shinta sambil melempar bungkus rokok yang ada di depannya kepada leon.

"enak bos minumannya" kata reza

"btw gmn rasanya di tikung sodara bos" kata reza keceplosan.

Semua orang yang ada di tempat itu langsung membeku terdiam , dan rafi saja sampai ikut terdiam membiarkan permainannya sampai kalah.

"buset brengsek si reza dendam pribadi ini mah keliatan" batin leon sambil memelototi reza yang belum sadar dengan perkataannya.

Saat sadar bahwa semua orang tengah terdiam dan menatap dirinya tajam, reza baru menyadari perkataannya.

"anjirrrr setan setan nape si mulut gue , abis ini mah gue dikeroyok" batin reza sambil memukul kecil bibir lemesnya. Reza memejamkan mata nya menunggu reaksi apa yang akan terjadi selanjutnya.

Angga yang menyadari situasi menarik nafasnya yang berat, menyandarkan tubuhnya pada sofa.

"sakit sih za , tapi gue sadar" kata angga.

Semua yang diam langsung menatap angga , menunggu apa yang akan dia katakan selanjutnya.

"sadar kenapa?" shinta memberanikan diri membuka suaranya.

A & STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang