Bagian 12 - Orvez

1 0 0
                                    

MUSUH TIDAK DICARI, BERTEMU DI HINDARI, SEKALI DI MULAI TITIK MATI BARU BERHENTI


-BRIZONE

***

Tujuh hari setelah kejadian tragis yang menimpa aurel, kini shinta datang ke sekolah dengan seragam kejuruannya bernuansa abu dipadukan biru dongker, seragam khusus jurusan pemasaran. Shinta berjalan di koridor arah lapangan hendak menuju kelas nya yang berada di lantai teratas sekolah ini. Merasa aneh dengan tatapan semua murid terhadapnya tetapi dia tidak menghiraukan hal tersebut.

Shinta masuk ke dalam kelasnya dan duduk di kursinya yang terletak di barisan kedua terakhir dengan sebelah kanannya sudah ada sahabatnya , erika.

"Kesambet apa lo jam segini udah nangkring disini?" kata shinta sambil menggeser bangku nya sedikit ke belakang dan meletakkan tas nya, lalu duduk dan kembali menatap temannya.

Erika tidak menjawab pertanyaan shinta, dia masih sibuk dengan seluruh buku yang ada di hadapannya, dia memejamkan matanya lalu bibir nya komat kamit seperti sedang membaca mantra. Shinta menatap aneh temannya itu dia menyatukan alisnya pertanda bingung.

"Er lo-- lo ga sakit kan?" kata shinta heran sambil memegang dahi temannya, tetapi dia tidak panas , dia sehat.

"diem kom gue lagi ngafalin rumus" kata erika menyingkirkan tangan shinta dari dahinya dan kembali pada fokusnya..

"ngafalin rumus apa si? tumben, biasanya lo kaya gini pas mau ulangan doang" kata shinta lalu kembali duduk di kursinya.

"lo bodoh apa gimana si kom, memang hari ini ulangan bego , lo lupa? MAMPUS LO!" kata erika kesal.

Shinta melotot mengingat kelas mereka hari ini akan di adakan ulangan fisika. Sial, bisa bisanya dia lupa dan lihat? 10 menit lagi bel berbunyi dan dia tidak ada bekal apapun untuk ulangan, double shit.

--

Sedangkan ke tujuh pria berseragam putih abu dengan balutan rompi dan almamater abu nya kini tengah berada di lapangan futsal. hari ini seluruh siswa sedang memiliki jam kosong karena seluruh guru sedang mengadakan rapat untuk persiapan PTS semester awal. Angga, rafi dan darrenn hanya duduk di tribun lapangan menyaksikan ke 4 temannya sedang saling mengejar satu bola yang kini tengah ada di kaki reza, ke tiga temannya sepertinya sudah kelelahan berlari tetapi tidak mendapatkan sedikit saja sentuhan bola pada kaki mereka.

"Lo maen sendiri aja za sono" kesal leon karna tidak sama sekali mendapatkan kesempatannya mendrible bola itu.

"gue mending beli bola baru aja za daripada harus ambil bola dari lo" kata aldi yang sedaru tadi hanya lari lari saja.

"alah cemen lo, ambil nih buruan!" ledek reza pada aldi dan leon.

"OGAH!" kata aldi dan leon kompak, lalu mereka berdua menghampiri ketiga temannya yang berada di kursi tribun.

Reza menendang bola keras ke arah davin yang menjaga gawang.

Bugh

"ANJING REZA MUKA GANTENG GUE!" teriak davin saat bola tepat mengenai wajahnya, sedikit perih banyak sakitnya.

"Haha sorry sengaja" balas reza dan ikut berlari menghampiri temannya di tribun disusul dengan davin di belakangnya.

A & STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang