Bagian 11 - Penasehat

0 0 0
                                    


Raja dan pengawalnya hancur jika gagal menjaga ratunya

-Brizn



***


Enam motor sport hitam telah terparkir rapi di depan markas bertuliskan BRIZONE AREA, mereka telah duduk melingkar di sofa ruang tengah markas tersebut, ke enam remaja laki laki menatap tajam ke arah satu satunya perempuan yang ada di lingkaran mereka. Sedangkan yang di tatap melirik ke arah lain guna menghindari tatapan mengerikan teman temannya.

"jelasin!" tegas angga yang berada tepat di sebrang shinta.

"iya iyaa, sorry gue ngehajar dia" kata shinta menundukan kepalanya. Tak berani menatap mata ke enam teman nya.

"gue di depan lo" jelas angga. Mendengar itu shinta mengangkat kepalanya memberanikan diri menatap ketuanya itu.

"gue ngelakuin itu juga pake alesan angga, dia dari dulu emang psikopat, harusnya gue abisin tadi" jelas shinta tidak bisa menyembunyikan kobaran emosinya mengingat hal tadi.

"konsekuensi yang lo dapet dari sekolah?" darren yang berada tepat di samping shinta, menatap lekat wanita itu.

shinta diam tidak berniat menjawab pertanyaan darren. sedangkan semua orang yang ada disitu geram menunggu jawaban dari shinta.

"jawab!" suruh angga tegas kepada shinta. Shinta menghela nafasnya berat, kalau sudah ketuanya yang nyuruh dia bisa apa?.

"ck hilang jabatan osis sama kapten silat" jawaban shinta jelas. Mendengar jawaban itu ke enam lelaki itu menggelengkan kepala nya.

Shinta menghela nafasnya , tidak benar benar tidak bisa menyembunyikan apapun dari teman temannya.

Tiba tiba terdengar gebrakan seseorang membuka pintu markas dengan kencang.

Brakkk

Otomatis semua orang yang ada di ruangan tersebut menoleh ke sumber suara, ternyata pelakunya adalah leon. Bukannya leon mengantar erika? secepat ini?

"loh, lo udah anter tmn gue? perasaan rmh dia jauh, cepet amat lo anter dia" tanya shinta pada leon.

Pasalnya jarak rumah erika ke sekolah membutuhkan waktu sekita 40 menitan , dan dari rumah erika menuju markas sekitar 1 jam lewat 20, tapi leon sudah ada di markas selang beberapa menit dari mereka.

Leon menghela nafasnya, melirik ke arah belakang. Sedetik kemudian menampilkan kepala erika yang berada tepat di belakang tubuh lelaki itu, erika tersenyum dengan lambaian tangannya menyapa teman yang lain.

"hai" sapa erika sambil tersenyum manis ke arah orang orang yang ada di ruangan.

Leon memutar bola matanya malas, erika benar benar wanita mengesalkan yang pernah leon temui dan dia tidak tahan.

Leon berjalan menghampiri teman temannya di buntuti dengan erika di belakangnya.

"ck lo ngintilin gue mulu , demit lo?" geram leon pada erika yang kini berada di sampingnya.

"gausah sembarangan kalo ngomong lo" sahut erika.

Leon duduk di ujung sofa, dan erika hanya berdiri di samping lelaki itu. ke tujuh orang yang lain hanya diam menyaksikan perdebatan kecil dua manusia berbeda gender itu.

A & STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang