"Gilaa enakk bangett ahhh"
Bella membuang pandangannya, enggan menatap ke pria yang sedang mencari kepuasan melalui tubuhnya. Ia menunggu dengan tidak sabar, berharap pria diatasnya segera selesai.
"Juan adek lo gila enak banget."
Hujaman laki-laki itu semakin cepat. Bella refleks memeluk perutnya yang sedikit menggembung itu. Ia takut terjadi sesuatu pada kandungannya yang masih muda dan rentan itu.
"Hhhh pelannh." Bella mendorong dada pria di atasnya, berharap pria itu menurunkan tempo gerakannya yang menggila.
Pergelangan Bella justru dicekal dan ditahan di atas kepala, pria itu begitu menikmati sensasi lubang Bella yang meremas miliknya. Hingga akhirnya pria itu berada di batasnya. Tubuh Bella terdorong kebelakang hingga kepalanya menabrak kepala ranjang akibat kalapnya hentakan pria itu.
"Fuck ahhh!"
*
"Udah?"
Bella mengangguk singkat. "Ini yang terakhir kan?"
Juan memicing tidak suka. "Tergantung."
"Kak!"
"Apa?" Juan menantang, tidak suka disentak oleh adiknya.
"Aku lagi hamil. Mana ada yang mau sama perempuan hamil gini."
"Emang. Salah siapa lo mau gedein bayi itu. Bikin repot aja."
Helaan nafas Bella terdengar berat. "Aku nggak mau tahu, aku mau berhenti. Bukan cuma pas hamil dan setelah melahirkan aku ngelakuin pekerjaan ini lagi. Pokoknya aku mau berhenti seterusnya, aku nggak mau Kak."
Juan mencengkram bahu Bella erat, satu tangannya lagi ia gunakan untuk mendekatkan ujung rokoknya yang menyeala ke pipi Bella dengan jarak yang sangat tipis.
"Lo cuma boleh berhenti atas perintah gue. Selain itu, lo harus nurut. Inget, tanpa gue lo tu udah mati. "
Satu persatu air mata Bella turun membasahi pipinya. Bibirnya bergetar menahan isak tangis agar tidak keluar. Dunia memang kejam. Kakak yang harusnya menjadi pelindung kala kedua orang tuanya sudah tiada kini justru begitu jahat padanya.
*
Bella sudah menjalani hal menjijikkan ini sejak ia lulus dari SMA. Semua berawal dari teman Juan yang memujinya cantik dan ingin mencicipi Bella. Juan yang kala itu memang membutuhkan uang untuk membayar kontrakan rumah mengizinkan temannya untuk menyentuh Bella asalkan membayar sesuai nominal yang disebutkan Juan. Setelahnya, Juan terus memaksa Bella untuk melakukan itu, sekeras apa pun Bella menolak, Juan terus memaksanya.
Kehamilan Bella ia anggap sebagai berkah karena dengan ini tidak ada yang mau lagi dengan tubuhnya. Bella akhirnya bisa bebas dari jeratan dosa itu setelah bertahun-tahun terperangkap. Perut Bella semakin besar, membuat Bella semakin tidak menarik. Apalagi kini tubuh Bella lebih bengkak dari biasanya.
Meski setiap saat Bella harus mendengar amukan dan sumpah serapah dari Juan, Bella tidak masalah. Toh meski begitu Bella tetap bekerja. Meski hasilnya sangat jauh dari pekerjaan sebelumnya setidaknya Bella berpenghasilan.
Ponsel Bella sejak tadi berbunyi, Juan tidak berhenti menelponnya. Dari balik meja kasir Bella bisa melihat Juan yang sedang duduk di atas motor dengan wajah kesal. Dari pagi Juan memang meminta uang pada Bella, bahkan sempat mengancam Bella bahwa ia akan menjual bayi Bella ketika ia lahir nanti kalau Bella tidak memberikannya uang.
Bella tidak menyangka Juan akan mendatanginya juga sampai di tempat ia bekerja.
"Mbak, Maaf." Seorang pria bertubuh tinggi dan tegap menghampirinya, tampak kebingungan. Bella mematikan ponsel dan menyimpannya di laci.

KAMU SEDANG MEMBACA
birth collection
Romantikcollection of birth short stories ⚠️🔞 pregnant and birth kink minors please dont interact