Nira

7.6K 22 1
                                    


"Tuaanhh tidak kuathh. Nghh mhhh." Ejanan lolos begitu saja dari perempuan berambut panjang itu. "Mmmhh nghhh." Ejanan lain menyusul tanpa putus.

Daniel mengumpat. Dia belum puas. Ia masih ingin menikmati tubuh perempuan hamil ini.

"Sekali lagi." Daniel menegaskan. Ia membayar mahal untuk ini, bahkan harus menunggu lama.

Daniel menarik pinggul perempuan itu hingga bokongnya membentur perut Daniel. Ia menekan punggung perempuan itu memaksanya untuk merunduk dan menenggelamkan perutnya di kasur.

Perempuan itu mencuri-curi ejanan, sesuatu yang tidak Daniel sukai.

"Berhenti mengejan."

Perempuan itu menggeleng keras. Bukannya ia tidak mau menahan ejanannya. Tapi tidak bisa, sangat sulit melawan hasrat untuk mengejan yang sudah di ujung tanduk ini.

"Saya bilang, berhenti. Mengejan."

"Maaf. Tapi akhhh nghhh. Tuan saya tidak kuat. Bayinya akan lahir."

"Setelah ini." Daniel tidak ingin dibantah. Lantas ia melesakkan miliknya ke dalam perempuan itu. Daniel tidak dapat mendorong miliknya hingga tertelan sempurna, ada sesuatu yang lebih dulu menguasai lubang perempuan itu. Sepertinya memang bayi itu sudah ada di jalur lahirnya.

Sebenarnya Daniel sudah mendapat pelepasannya berkali-kali, tapi ia masih saja belum puas.

Ia mulai menggerakkan miliknya keluar masuk. Meski hanya bisa terbenam setengah, rasanya tetap nikmat.

Meski Daniel terus menumbuk perempuan itu tidak berhenti mengejan. Perempuan itu mengikuti insting mengejannya, sedangkan Daniel ingin segera menuntaskan nafsunya.

Daniel mengumpat. Miliknya semakin terdorong keluar oleh sesuatu yang keras yang sekarang menguasai lubang perempuan itu. Daniel menyerah, lubang itu tidak lagi bisa dimasukinya.

"Lahirkanlah. Menghadap ke arahku."

Daniel duduk di sofa single yang menghadap kasur, dimana perempuan itu sekarang mengubah posisi menjadi mengangkang mempertontonkan dirinya untuk Daniel.

Perempuan itu membuka lebar kakinya, menunjukkan pada Daniel bagaimana bulatan keras berupa kepala bayi itu pelan-pelan keluar namun masuk lagi. Pengalaman tidak bisa berbohong, karena sudah melahirkan berkali-kali perempuan itu bisa mengatasi masalahnya dengan ejanan panjang tanpa putu.

"Nghhhhh mhhhhhh."

Sementara perempuan yang Daniel sewa sedang berusaha melahirkan bayinya, Daniel mulai memuaskan dirinya sendiri. Mata Daniel sepenuhnya tertuju pada wanita itu. Puncaknya belum dekat, ia berharap bayi itu tidak lahir sebelum Daniel mencapainya.

"Mhhhhh ngehhhhh. Akhhhhh huuhhh huhhhh."

Teriakan perempuan itu menggema keras. Baru saja kepala bayi itu melewati lubangnya dan telah keluar semua. Perempuan itu mengubah posisi menjadi setengah terduduk, kemudian mulai mengejan panjang lagi setelah kontraksi tiba.

Tidak butuh banyak usaha bayi itu lahir dan menangis keras.

Daniel mengumpat. "Sial." Ia belum mencapai puncaknya tapi bayi itu justru telah lahir.

*

"Gimana Rani kemarin?" Madam Anna bertanya. Pasalnya Daniel pelanggan lamanya yang hilang telah kembali, Madam Anna penasaran dengan kesan Daniel kemarin.

Daniel menggidikkan bahunya. "Bad."

"Really?" Madam Anna tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Pasalnya perempuan hamil yang Madam Anna pilih merupakan salah satu yang terbaik. Ia berharap Daniel bisa terpuaskan.

birth collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang