Bab 17

1 0 0
                                    

Anisa pov

Dari pulang sekolah aku masih melihat mas dava sepertinya masih marah, aku bisa merasakan aura yang tidak enak di wajahnya, itu membuat ku ngak tenang makanpun jadi tidak berselera  puncaknya malam ini aku sudah membulatkan tekat ku untuk meminta maaf padanya karena aku ngak mau tidur dalam keadaan suami ku tidak ridho atau bahkan marah dengan ku

" maaf mas  jangan diamin anisa begitu, anisa ngak bisa kalau mas marah -marah sama anisa rasanya sakit banget mas"  Ucap ku pada mas dava karena aku sudah tidak sanggup untuk didiamkan dari tadi,  mas Dava tidak merespon ucapan ku bahkan di diam sampai beberapa menit aku merasakan ada yang mencintai kepala ku dan mengusap kepala ku

" Kamu tahu ngak kenapa mas marah? "

"Engak, mas marah karena apa? "

" Tadi sore kamu pulang dengan Arif  sayang dan kalian berduaan didalam mobil kamu ngak takut digoda saiton kalau berdua dengan yang bukan mahrom mu?

" Iaa mas maaf anisa ngaku kalau anisa salah sudah menerima ajakan arif tadi tapi sumpah mas tadi aku ngak berdua ku, sama arif karena ada ponaanya didalam mobil jadi kami tidak berdua "

" Tetap aja sayang itu ngak boleh nanti akan muncul persepsi negatif orang-orang tentang kalian dan mas sunggu  sanggat cemburu sayang " Aku bisa melihat tatapan kecewa pada mata  mas dava  akupun cepat-cepat memeluknya lebih erat

" Maaf mas suami, maaf aku janji tidak akan seperti itu lagi, aku hanya mencintai mu mas, aku mencintai mas karena Allah "

" Iaa mas maafkan lain kali jangan begitu ya sayang"

" Terimakasih ya mas, jangan bosan untuk terus bimbing aku ya mas agar bisa menjadi istri yang baik untuk kamu"  Ucapku kepada mas dava aku sangat bersyukur karena Allah mempertemukan ku dengan mas dava sehingga aku merasa ada sosok yang menjaga dan aku merasa sangat berharga karena mas dava menghargai ku dengan luar biasa sangat mulia terimakasih Tuhan telah mengirikam manusia seperti suami ku ini akhirnya malam ini aku bisa tidur dengan nyeyak didalam pelukan suami ku

Dava pov

Ketika aku melihat air mata istri ku rasanya hati ku runtuh dan sakit akupun memutuskan mencium keningnya dan berusaha untuk memaafkan serta meridhoinya aku beristigfar dan membalas pelukkannya karena aku paham anisa gadis yang masih harus banyak belajar

" Sayang maafkan mas juga yaa, ayok kita tidur jangan banyak nangis ya nanti sakit kepala lagi kamu"  Akhirnya kami tidur saling berpelukkan setelah kami saling ridho dan memaafkan satu sama lain, aku berharap ketika ada ujian-ujian kedepan aku mampu untuk melewatinya dengan baik bersama anisa, karena ketika aku memutuskan untuk menikahinya maka aku harus siap menerima konsekuensinya, Tuhan bantu aku agar mampu membersamai istri ku.






Alhamdullilah setelah sekian purnama akhirnya  bisa update lagi.

nikah mudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang