bab 6

164 14 0
                                    

Autor

Setelah sesi curhat dan nangis tadi  devi mengajak anisa untuk sarapan bersama di meja makan  di sana sudah ada angga yang sedang duduk sambil membaca koran anisa yang melihat angga terkejut karena itu adalah  pemilik sekolah yang ia tempati walaupun anisa cuek tapi dia  tahu sosok di depan nya ini ialah pemilik sekolah yang sangat baik serta dermawan tempat di  mana ia menimba ilmu   sekarang

Devi yang melihat keterkejutan anisa hanya tersenyum dan berucap

"tenang aja suami tante orang baik kok  tampang nya aja yang kayak gitu menyeramkan "ucap devi sambil tertawa

"bunda ayah dengar loh "ucap angga menegur istri nya itu

"ia ayah bunda minta maaf ya bunda  cuman bercanda ayah " ucap devi sambil menghampiri suami nya lalu memeluk leher suami nya itu

Anisa yang melihat interaksi pasangan itu iri karena pemandangan seperti ini yang ia inginkan dari dulu bagaimna ayah dan ibu nya yang akur serta lelucon pagi yang mengundang gelak tawa di meja makan saat pagi hari  ia berharap semoga ia bisa seperti pasangan itu kedepan nya bersama dengan  suami nya kelak

"ayo  anisa duduk  " ucapan  itu membuyarkan lamunan anisa  yang keluar langsung dari bibir angga    bukan hanya  anisa yang kaget melainkan devi juga kaget pasal nya kemarin  suami nya itu terkesan tidak perduli pada anisa tapi hari ini ia yakin bahwa suami nya itu sudah mulai menerima anisa  di rumah ini dengan senyum yg mengembang anisa menuntun putri untuk duduk di samping nya

"selesai sarapan kita akan langsung ke sekolah apakah kamu juga mau ikut anisa ? " ucapan itu lagi-lagi terlontar pada  mulut angga 

"ikut aja ya  anisa nanti kamu pake kursi roda  kebetulan  tante punya kursi roda  yang pernah dava pake dulu waktu kaki nya  sempat patah  karena jatuh dari motor "ucap devi agar anisa mau ikut dengan ia dan suami nya ke sekolah

"tapi anisa takut tante ke sekolah bareng kalian kan anisa bukan siapa-siapa di keluarga ini takut nanti murid di sekolah menganggap klau anisa bagian dari keluarga tante  padahal anisa hanya numpang di sini " ucap anisa  dengan sedikit menunduk kebawa entah

"anisa  ketika anak tante membawa kamu masuk kedalam rumah ini kemarin kamu sudah menjadi bagian dari keluarga ini " ucap devi sambil memegang dahu anisa agar mau menatap nya

"tapi tante " ucap anisa yg masih binggung dengan ucapan devi

"sudah kamu ngak usah bantah lagi poko nya kamu nanti  juga akan ikut ke sekolah bersama kami kalau ada yang tanya nanti kamu tinggal jawab aja kalau  kamu ponaan tante sepupu nya dava  itu kan yang kamu takut kan "ucap devi dengan  senyuman anisa yang mendengar itu hanya menganggukkan  kepala

Selesai mereka sarapan  mereka bergegas untuk ke sekokah  hanya butuh waktu 20 menit mereka kesekolah karena hari ini jalanan tidak terlalu macet




Sekolah tunas negri

Anisa pov

Ketika tante devi memaksa aku untuk ikut bersama mereka kesekolah aku kaget kenapa tante devi mau mengajak aku bersama mereka orang yang baru mereka kenal , orang yang merepotkan mereka  ketika memasuki area sekolah aku deg -degan tidak karuan karena kalau kalian di posisi ku  kalian akan ngelakuin apa  peegi kesekolah bersama orang nomor satu di sekolah ini pemilik sekolah ini bersama istri nya juga  di sekolah ini banyak yang tidak mengenal aku kerena aku bukan tipe murid yang suka jalan-jalan  keliling sekolah aku hanya pergi ke beberapa tempat aja di sekolah ini

"kamu ngak usah gugup gitu  biasa aja ingat kamu itu bagian dari keluarga tante "ucap tante devi pada ku  tente devi ini baik banget entah bagaimna orang tua nya mendidik beliau dulu sehingga anak nya bisa sebaik tante devi ini

"tante terima kasih banyak " ucap ku sambil tersenyum pada nya  tente devi masih setia mendorong kursi roda ku  kurang beruntung apalagi hidup ku di pertemukan dengan keluarga  sebaik  keluarga ini

Kami masuk dalam aula sekolah tempat di acara sedang berlangsung di atas panggung ada si ketua osis yang lagi mengucapkan sambutan  setelah nya sambutan dari pemilik sekolah dan acara hiburan lain nya setelah dua jam acara berlangsung  akhir nya selesai juga murid-murid mulai meninggalkan tempat tersebut  tanpa sengaja aku melihat satu murid perempuan  memperhatikan ku  dari jauh seperti nya aku mengenali nya   yah benar ternyata itu sindi ketika ia menatap ku akupun menatap nya lalu aku tersenyum pada nya dia pun lari menghampiri aku dan segera memeluk ku

"apa kabar  apakah kamu baik-baik saja ?" ucap sindi yang masih memeluk ku 

aku sudah tidak bisa menjawab pertanyaan nya aku hanya menangis dalam pelukkan nya satu keberuntungan yang masih Allah berikan pada ku yaitu di berikan sahabat yang baik sebaik sindi kalian tahu  ini yang aku suka dari sindi dia tidak pernah marah atau menanyakan pertanyaan yang dapat memojokkan ku dia pasti akan selalu bertanya bagaimana kabar ku  apakah aku baik-baik saja 

"hei kenapa anisa ku  jadi secengeng ini   "

Aku masih memeluk nya sambil  menyalurka seluruh beban yang aku pendam selama ini selain ibu  ada sindi yang selalu menjadi teman curhat ku hampir semua kepelitan hidup ku di ketahui oleh sindi karena sindi adalah sahabat dari aku  mulai menginjak taman kanak-kanak  kehidupan aku dan sindi bagaikan langit dan bumi sindi lahir dari keluarga yang berada dia memiliki keluarga yang lengkap  beda dengan ku yang hanya  hidup dengan keadaan ekonomi pas-pasan  dan hanya ibu satu-satu nya yang aku miliki  sebelum ayah tiri ku datang menghancurkan semua nya

"sudah ya nanti kalau anisa ku ini nangis terus aku bakalan ngambek  ni kamu mau ? "ucapa sindi yang menghapus air mata ku

"maaf " hanya kata itu yang mampu aku ucapkan sekarang karena aku tidak bisa berkata apapun lagi sekarang

"aku tidak akan memaafkan mu  kalau kamu terus menangis okey jadi tersenyumlah anisa khumairah " ujar sindi sambil membuat lengkungan di bibir ku dengan tangan nya











Nulis bab ini jadi mewek sendiri karena aku tu paling baper klau ngomongin tentang sahabat   jangan lupa vote serta coment ya sobat oh ia maaf klau ada typo ya  🤗

nikah mudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang