2minggu setelah acara tahlil dan lain2 kehidupan keluarga Angga juga bisa dibilang sudah normal seperti biasa penjualan bakso yang kemarin sempat tutup juga sudah kembali buka, untuk catering akan tetap dilanjutkan sama adik ipar Angga yaitu mas Yudi, mas Yudi ini berumur 33 tahun sudah menikah tetapi belum lama ini bercerai dari istrinya, karena istrinya ketahuan sedang ngewe bareng tetangganya. Selama ini Yudi ngikut tinggal dirumah Istrinya yang beda kabupaten dengan rumah asli Yudi, jadi dia juga belum lama ini balik ke rumah orangtuanya.
Rumah Angga dan mertuanya memanglah agak jauh sudah beda dusun dengan angga sekitar 20menit dan saat ini Yudi pun setelah bercerai dia tinggal bareng orangtuanya lagi. Tetapi usaha catering ini masih tetap ada di rumah Angga kemungkinan Yudi juga akan pindah kesini. Untuk anak Angga yang masih bayi di bawa mertuanya, takutnya Angga malah nggak bisa ngurus karena kesibukan di dunia bisnisnya.
"Yud kalo awakmu pindah disini gimana to, biar ndak bolak balik kerumahmu, jadi biar fokus kesini aja, toh disini juga masih ada kamar kosong 2 dari pada kosong mending kamu tempati wae gakpopo". Ucap Angga yang saat ini tengah istirahat di warungnya bersama yudi, jadi selama ini warung bakso di pusat dipegang sama angga dan untuk cabang 1 lagi dipegang sama adik kandungnya dengan sistem bagi hasil. Di warung pusat Angga ditemani Yudi dan hanya berdua saja. Karena karyawan kemarin udah berhenti kerja bareng Angga dan digantikan dengan Yudi. Posisi warung dan rumahnya itu hanya berdampingan.
Kondisi warung yang saat ini tengah agak lengang dari pembeli mungkin karena dihari pertama buka setelah libur panjang. Yudi dan Angga berada di dalam dapur lesehan disana antara warung depan dan dapur belang di tutup menggunakan tembok dan menyisakan ruang untuk 1 pintu. Bagian dapur belakang dilengkapi kasur palembang 1 unit untuk istirahat,
"Wah jadi ngrepoti mas Angga kalo gini, sebenernya bapak juga nyuruh tinggal kesini mas, cuma ya agak sungkan kalo disini. Apalagi embak juga udah nggak ada jadi makin sungkan kalo sama Mas Angga hehe".
Ucap si yudi, dia saat ini tengah menikmati rokoknya bersama Angga.
"Ngrepoti gimana to, udah nggak popo disini aja, anggep aja aku masmu kandung biar nggak sungkan, meskipun kamu punya mas Huda sebagai mas kandungmu tapi kan dia jauh to, kalo disini sama aku wae gak usah sungkan" balasan dari Angga.
"Walah kalo nggak ngrepoti yo gakpopo mas, aku tak pindah besok2 kalo senggang dicicil sekalian biar nggak banyak bawaannya, tapi aku ameh ngomong mas, iki juga cuma basa basi aja, jadi misal usaha catering ini meh tak pegang misalkan tak beli sekalian gimana mas kayak perlatan dan nama tapi produksi tetep ditempatmu mas, cuma hak milik saja tak beli, biar nanti untuk sistem pendanaan juga gampang nggak bingung juga. Karena kalo udah beda tangan kan tetap beda rasa takutnya malah kalo nggak sesuai selera nanti yang kena nama mas Angga, kalo namaku kn udah pasti tanggung jawabku mas biar sekalian ajalah maksudnya gak usah nanggung2 lagi". Perkataan Yudi ini membuat bimbang Angga karena dampaknya juga akan berpengaruh, sisi positif dan negatif juga akan tetap ada kan, toh yang pegang usaha juga keluarga sendiri bukan orang lain juga. Tapi disisi lain Angga dan mendiang sang istri membangun usaha ini sudah cukup lama juga dengan hasil nabung dari jualan bakso ini.
"Wah wah wah kalo seperti itu mending tak pikir dulu yud takut salah langkah nanti bisa berabe, sambil nunggu karyawan baru juga kn ini kamu udah bantu2 disini aja dulu" balasan dari Angga.
"Baik mas pikiran matang2 saja dulu toh ini juga buat kedepannya biar nggak ruwet".
Setelah itu dia menangani pembeli sampai tutup warung.
Pukul 9 malam Angga pun pulang kerumahnya jam 8 tadi warung sudah tutup, Yudi pun pulang kerumahnya.
"Assalamualaikum"
Ucap Angga yang tengah memasuki rumahnya, "walaikumsalam" jawaban dari Endra dan Gibran dari arah dapur. Saat ini kedua anak Angga tengah makan malam setelah membeli ayam goreng tadi, Angga pun sebenarnya sudah memasak untuk kedua anaknya cuma mungkin sudah habis juga karena dia masak hanya sedikit yang penting cukup nggak mubazir. "Jam segini baru makan kalian le" tanya Angga setelah sampai di dapur, "nggeh pak tadi beli ayam goreng di simpang 5 sana sekalian tadi beli voucher kuota" jawaban dari endra. "Owalah yaudah bapak mau kedalam dulu mandi trus istirahat, kalian jangan bergadang sampai malam" setelah mengatakan itu angga pun pergi kekamarnya untuk memakai handuk dan mandi. Kamar mandi mereka berada didekat dapur tidak didalam kamar. Setelah melepas semua pakaian Angga keluar kamar dan menuju kearah kamar mandi melewati Endra yang tengah mencuci piring, Gibran kemungkinan sudah selesai dan masuk kamarnya.
*Endra POV*
Setelah mencuci piring bekas makanku bersama adikuu tadi aku duduk kembali ke meja makan untuk scrol tektod, suara guyuran dari arah kamar mandi dapur sangat jelas, entah bapak lupa atau karena lupa aku tidak sengaja melihat pintu kamar mandi yang terbuka sedikit seperti tidak dikunci.
Selama ini aku menyimpan rahasia yang mungkin semua orang bakalan kaget dan tidak percaya, dan rahasia terbesarku adalah aku Gay. Tidak ada seorangpun yang tau tentang orientasiku ini. Penyakit gay atau apalah ini orang menyebutnya berawal saat aku tidak sengaja melihat kontol bapakku saat mengentot mendiang ibuku, saat itu bapak dan ibu ngewe di sofa ruang tamu pukul 12 malam, kejadian itu saat aku berusia 15 tahun hingga saat ini aku berusia 17 tahun, itu artinya 2 tahun yang lalu. Aku yang saat itu akan pergi ke kamar mandi melihat adegan itu dengan jelas sejelas2nya, ibukku menjilati kontol bapak dari atas kebawah diulang terus menerus tangan bapak juga tidak tinggal diam meremas payudara ibu sampai keras sekali kulihat, karena disaat itu kamar mereka sedang direnovasi dan kamar tamu juga lagi dibangun, gibran pun masih tidur denganku, jadi bapak dan ibu tidur di sofa kamar tamu yang sudah tersedia kasur dll pindahan dari kamar mereka.
"Ughhhh deekkkkkk seponganmu mantep sekali dekkkkk ohhhhhhh terussssss dek sepong kontolku deekkkkkk ahhhhhhh" racau bapak terus menerus,
"oggghhhh oghhhhh oghhhhhh kwoonhhhthollll baaghhhpak enakkkkghhhhhh" ucap ibu yang masih menelan kontol bapak, usiaku tidak mungkin aku bodoh akan hal itu. Kelas 1 smp aja aku udah coli bareng teman2ku .
Bapak kemudian mengangkat ibu dengan kontol pentungan itu aku kira panjangnya 20cm dan tebalnya 4cm sangat besar, dan itu menurun ke genku sekarang kontolku 18 cm jika ngaceng full diameter 4cm juga pernah aku ikur waktu itu.
"Jangan berisik dekkk nanti anak2 bangun" setelah itu bapak membaringkan ibu di sofa dan kedua kakinya diletakkan di pundak bapak, memek ibu yang saat di masuki kontol bapak terlihat jelas, aku mengintip dari kamarku karena berhadapan langsung dari samping sofa dan kubuka sedikit pintu kamarku.
Kemudian bapak memasukan kontolmya kedalam memek ibu yang jembutnya lebat jika dilihat, jembut bapak pun juga sama lebatnya, "oghhhhh dekkkk masih sempit gini memekmu ohhhhhhhh dekkkkk jepit kontolku dekkkk" bapak mulai memaju mundurkan pantatnya memompa memek ibu, tangan bapak juga tidak lepas dari cengkraman payudara ibu dengan kuat, tangan ibu menutup mulutnya sendiri dan kepalanya bergerak kenanan kiri dan menatap penuh nafsu kearah bapak.
Entahlah aku disini malah fokus melihat kontol bapak yang besar itu memek ibu bahkan tidak aku perhatikan,
Setelah 1 jam mereka mengentot dan puncaknya bapak ngecrot di mulut ibu aku jadi membayangkan jika bapak mengentoti mulutku ini dan menyemburkan pejuhnya disini. Tetapi pikiran itu segera aku tepis mengingatkan aku kalo masih normal.
Setelah mereka masih mengatur nafas ngos2an aku sengaja keluar kamar dengan berpura2 menguap, dan kulihat mereka gelagapan menutupi tubuh mereka menggunakan selimut tebal. "Lohhhhhhh ndra ngapain bangun jam segini hah hahhh hahhh hahhhh" tanya bapak kearah ku. " Ahhh ini mau ke kamar mandi pak, kebelet ini, bapak lagi ngapain itu kok ngos2an" aku bertanya seolah2 masih polos padahal udah sering ngocok aku.
"Ohhhh ini melakukan sunah nabi dan rosul. Udah sana pergi anak kecil nggak boleh lihat lama2 dosa" ucap bapak, "aku dah gede pak udah ngerti hahaha" setelah itu aku kabur ke kamar mandi, tapi setelah kembali aku melihat bapak dan ibu terbaring di kasur lagi.
Semenjak kejadian itu aku u sering mengintip kegiatan mereka ketika mengentot.
Kembali ke sekarang, sudah 20menit bapak tidak keluar kamar mandi entah apa yang dimandikan selama itu.
Aku yang penasaran pun langsung mengintip dari celah pintu kamar mandi yang terbuka dengan jalan berjinjit aku sampai disana dan kuintip kedalam. Ternyata bapak sedang............
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Biru
RomanceHOMOPHOBIC LANGSUNG MINGGAT!!! CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DEWASA!