12

1.8K 60 1
                                    

"Mas endra!!!!!"

"Jlebbbb"

"Oghhhh pelan2 bangsaatttttt asuuuu endra kontolmu masuk asuuuuuu sakitttttt"

Tangan mas dewa mencengkram paha endra dengan kuat. Rasa sakit menjalar di tubuhnya, tanpa persiapam endra tanpa sengaja melesakkan kontolnya di anus mas dewa karena pas gibran teriak tadi kepala kontolnya pas berada di anus mas dewa.

Gibran masih berdiri di pintu dengan wajah marah dan kecewanya. Endra sebagai sosok yang dihormati setelah bapaknya itu ternyata main sama lelaki dan lebih parahnya sama yang lebih tua darinya dan satu lagi tepatnya sama gurunya sendiri.

"Bran...brannn, ehhhh sini masuk dulu mas jelasin ke gibran sini"

Ucap endra ke gibran tanpa melepaskan kontolnya dari anus mas dewa.

"Aku nggak nyangka mas endra berbuat seperti ini sama pak dewa seorang guru ngaji dan guru agama yang ternyata suka main kontol"

Gibran berucap dengan nada sedih, ditutupnya pintu itu lalu dikuncinya juga. Dia akan menyelesaikan masalah yang dia lihat sekarang.

Gibran berjalan ke arah 2 orang itu dengan pandangan kosong dan lesu. Lalu duduk di samping mas dewa tanpa menoleh kearah mereka, dia cukup kecewa dengan pemandangan ini.

"Bran, mas endra minta maaf, tolong dengerin penjelasan mas ya, jangan marah"

Endra membujuk gibran dengan memegang tangannya, namun dengan kurang ajarnya dia membujuk gibran tapi kontolnya masih menancap di anus mas dewa tidak mengeluarkan samasekali. Kaki mas dewa juga masih mengangkang namun wajahnya menghadap berlawan dari gibran duduk, dia tidak melihat gibran rasa malu menyerang dirinya, malu dari segala hal.

"Bran tatap mas, biarkan masmu menyelesaikan ini dulu, kasian mas dewa, mas cuma bantu mas dewa nggak ada hubungan lebih kok"

Tangan endra berada di bibir gibran jempolnya mengusap bibir gibran dan telapaknya menopang dagu adiknya itu.

Lalu endra menggenjot dewa dengan tempo pelan, dewa mati2an menahan sakit dan nikmat secara bersamaan, endra tadi mendiamkan kontolnya didalam cukup lama karena ada gibran tadi, baju endra dan mas dewa yang masih terpakai dengan kancing terbuka semua dan celana yang sudah ditanggalkan membuat kontras sekali dengan profesi guru dan murid itu.

Satu tangan endra mengocok kontol mas dewa satu tangan satu lagi dibuat untuk menopang wajah adiknya yang diarahkan ke arah wajahnya sendiri. "Engghhhhhh eengghhhh" desahan tertahan dari mas dewa, punggung tangannya menutupi mulutnya supaya tidak mengeluarkan desahan dengan kencang, dia masih saja memiringkan wajahnya menghadap berlawanan dengan gibran.

"Aghhhhh agghhhh oghhhhhh mass bo'olmu sempit banget mas dewaaaa oghhhhh oghhhhhhh asuuuuu enakkkk oghhhhh" lalu dengan sengaja endra menampar pipi mas dewa.

10 menit dengan posisi itu membuat dewa capek, lalu dia menghadap ke endra, lalu endra yang tau dan peka dengan pasangan ngentotnya itu lalu mencabut kontolnya, dilihat ada bercak darah tipis2 dikontolnya. Lalu endra duduk disamping gibran yang saat ini menahan sange juga karena melihat persetubuhan yang berada disampingnya.

Mas dewa yang sudah cuek dengan gibran lalu berdiri tanpa melepas bajunya, endra lalu duduk dengan kontol yang mengacung ke atas tanpa di sentuh dan dipegang. Sangat tegak menantang, dan pemandangan itu tidak luput juga dari gibran. Bocah kelas 3 smp itu tertegun dengan kontol masnya. Tidak jauh beda dengan miliknya.

Lalu mas dewa mengangkangi kontol endra dengan posisi berhadapan, tangan mas dewa memegang kontol endra dan mengarahkan tepat dianusnya, lalu dengan sengaja endra melesakkan dengan cepat ke dalam membuat mas dewa ambruk ke depan.

Benang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang