안녕하세요 친구!
Happy Reading!*✧(◍•ᴗ•◍)✧*
Darren menarik tangan Xena dengan kasar untuk masuk kedalam rumah mereka.
"Aku mau kita cerai," dingin Darren yang membuat Xena terkejut.
"Kenapa?"
"Kamu nggak bisa ngasih aku keturunan, umur aku udah dua puluh delapan dan aku nggak bisa nunggu lagi." jujur Darren.
"Darren aku mohon, jangan ceraiin aku. Kita udah berusaha, udah periksa juga dan kita berdua sehat-sehat aja kan. Please tunggu sebentar lagi, aku yakin kita bakal jadi orang tua secepatnya." tekad Xena, berusaha meyakinkan Darren agar bersabar terlebih dahulu.
"Aku juga pengen cepet hamil, aku pengen kasih kamu keturunan!" lanjut Xena yang sudah sensitif, ia benci pembahasan seperti ini.
"Aku capek Xena! Aku muak!" marah Darren.
"Terus kamu pikir aku nggak capek?! Aku capek selalu digunjing sama orang-orang, mereka anggap aku itu mandul Darren!" teriak Xena tepat didepan wajah memerah Darren.
"Kamu selalu aja diem dan nggak pernah sedikitpun belain aku kalau aku diomongin, seakan-akan disini aku yang nggak subur dan bermasalah." tambah Xena.
"Karna emang itu faktanya!" bentak Darren menahan emosinya yang bisa saja meledak-ledak dan melukai Xena. Darren berlalu pergi keluar rumah, meninggalkan Xena yang masih menahan tangis.
"Darren kamu mau kemana!"
Tangis Xena pecah saat Darren sudah menghilang dari pintu, dirinya juga ingin segera memiliki buah cintanya dengan Darren. Ia juga lelah selalu berpura-pura tegar, didepan orang-orang yang menjelek-jelekkannya.
Xena kadang berpikir yang dinikahinya itu bukanlah Darren, karna setelah menikah tidak ada perlakuan lebih dari Darren untuknya. Tidak ada perlakuan manis yang biasa Darren lakukan waktu pacaran dulu, sekarang hanya perilaku yang biasa saja.
Xena menikah dengan Darren juga karna, Xena yang terus menerus menagih janji Darren untuk menikahinya. Karna Xena yang selalu menagih janji, akhirnya Darren mengiyakan untuk menikahi Xena. Hanya jarak satu bulan saja, pernikahan mereka terlaksana sejak ucapan Darren waktu itu. Dihari pernikahan mereka juga Darren terlihat tidak bahagia, Xena menyadari itu tapi Xena pikir Darren sedang kelelahan.
Tapi setelah mereka hidup dan tinggal bersama, tadinya Xena pikir dirinya akan menjadi perempuan yang paling bahagia karena menikah dengan Darren pria yang amat dicintai dan ia tunggu-tunggu. Tapi nyatanya, ia tidak merasakan kehadiran Darren sama sekali sebagai suami yang baik untuknya.
Flashback on
"Darren stop! Aku mau ngomong sama kamu, jangan menghindar lagi aku mohon." mohon Xena dengan mencekal pergelangan lengan Darren.
"Xena aku-"
"Sebentar aja please," sela Xena menatap mata Darren. Tatapan keduanya bertemu, kemudian Darren langsung memutus pandangan itu dengan cepat.
Darren menghela nafasnya lalu mengangguk, Xena tersenyum senang saat melihat itu. Mereka berjalan untuk duduk disalah satu kursi taman, duduk berdampingan dan hening sejenak.
"Aku seneng kamu udah balik ke kota ini lagi, selama ini aku selalu nungguin kamu. Lima tahun itu waktu yang cukup lama Darren, dan aku masih pegang janji kamu dulu." ungkap Xena memegang tangan milik Darren, tapi Darren dengan cepat menarik tangannya agar tidak dipegang oleh Xena. Xena tersenyum kecut melihat Darren, bahkan Darren tidak mau disentuh olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLESS NIGHT
FanfictionStarless Night -- Malam Tanpa Bintang. Perempuannya yang menutup lukanya dengan senyuman atau perempuan yang menangis malam hari karena luka di hati. Tentang seorang istri yang berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan yang sang suami ingink...