안녕하세요 친구!
Happy Reading!*✧(◍•ᴗ•◍)✧*
Malam ini Darren sudah sampai dirumahnya, ia pulang cepat karna ingin bermain dengan sang putri. Nayyara sudah diperbolehkan pulang tiga hari yang lalu, setelah mendapatkan perawatan intensif. Setelah Yara lahir, Darren menjadi tidak semangat bekerja dan hanya ingin bermain dengan Yara.
Memasuki kamarnya, Darren disuguhkan dengan Xena yang berusaha untuk memindahkan Yara yang sudah terlelap dibaby box. Gerakan tiba-tiba dari Yara membuat Xena terkejut, lalu hampir saja membuat Yara terjatuh.
"Bisa ngurus anak nggak sih?! Itu bahaya buat Yara, tubuhnya masih lemah!" Kesal Darren. Darren mengambil alih tubuh Yara, dan menggendong tubuh ringkih Yara dengan hati-hati.
Darren sudah terlewat kesal. Tadi siang ia mendapatkan kiriman foto Xena bersama seorang laki-laki 'lagi', dan nomor itu menyuruh Darren untuk melakukan tes DNA dengan Yara. Mood Darren yang sudah buruk, tambah memburuk saat melihat kejadian seperti ini.
Darren sudah sangat pintar dan lihai dalam mengurus seorang bayi, karena dulu ia ikut andil dalam mengurus El saat masih bayi. Menggantikan tugas Tania, jika Tania sedang pergi ke rumah sakit jiwa untuk melihat kondisi Caca.
Berbeda dengan Xena yang terkesan masih sedikit kaku dalam mengurus Yara, Xena yang masih takut karena tubuh sang putri tidak seperti bayi-bayi yang lainnya.
"Maaf, aku nggak sengaja." Cicit Xena.
"Belajar jadi ibu yang baik, jangan terus-terusan mengandalkan orang lain. Ada waktunya nanti kamu cuma berdua sama Yara, mau minta tolong sama siapa kamu nanti?" Ketus Darren memandang Xena.
"Jangan terlalu bergantung sama orang lain. Kamu udah jadi orang tua, harusnya kamu udah bisa dan selalu belajar gimana caranya ngurus Yara dengan benar. Kasihan Bunda sama Mama aku, bolak balik kesini buat bantu kamu, mereka juga punya kesibukan."
"Coba kamu lihat ibu-ibu baru diluar sana, mereka bisa urus anak mereka sendiri tanpa bantuan orang lain. Jangan jadikan alasan kalau kamu belum punya pengalaman, kamu terlalu santai dan terlalu sering dimanja." Jelas Darren datar. Lagi dan lagi Darren selalu membanding-bandingkan, Xena benci itu.
"Sekali lagi maaf, aku janji kejadian kayak tadi nggak akan terulang lagi." tutur Xena sendu.
"Sayang, maafin Mama ya. Kamu pasti kaget ya tadi. Maaf kalau Mama belum bisa jadi ibu yang sempurna, dan mungkin nggak akan pernah bisa." bisik Xena ditelinga Yara yang sudah terbangun, tapi masih bisa didengar oleh Darren.
Setelahnya Darren keluar dari kamar, dengan membawa Yara di dekapannya. Meninggalkan Xena yang terdiam menatap kosong pintu kamar.
Melangkahkan kakinya menuju meja rias, dan mengambil sebuah salep didalam laci. Xena terlebih dulu mengusap air matanya yang menggenang di pelupuk matanya. Menghembuskan nafasnya pelan, kemudian menyingkap baju yang dikenakannya, lalu mulai mengoleskan salep itu ke luka sayatan bekas operasi caesar.
Luka itu masih terasa begitu nyeri, itu sebabnya mengapa ia membutuhkan orang lain untuk mengurus Yara. Apalagi kadang ia merasa pusing yang berlebihan dan kepalanya terasa menyakitkan, ia hanya takut tidak bisa mengurus Yara dengan baik.
Darren mana tau apa yang sedang dirasakannya, dia hanya tau menuntut agar anaknya diurus dengan sempurna. Melupakan Xena yang sudah berjuang mati-matian, untuk melahirkan Yara ke dunia ini.
*✧(◍•ᴗ•◍)✧*
"Abang," panggil Tania pada Darren, yang duduk dengan menyandarkan tubuh Yara dipundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLESS NIGHT
FanficStarless Night -- Malam Tanpa Bintang. Perempuannya yang menutup lukanya dengan senyuman atau perempuan yang menangis malam hari karena luka di hati. Tentang seorang istri yang berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan yang sang suami ingink...