안녕하세요 친구!
Happy Reading!*✧(◍•ᴗ•◍)✧*
Setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Xena pulang kerumah kedua orangtuanya. Akhirnya Yuda mengizinkan Xena untuk tinggal dirumahnya untuk sementara waktu, sudah empat hari ini Xena tinggal dirumah Yuda dan Winda.
Dan selama dirinya tinggal disini, Darren sama sekali tidak mengunjungi dirinya. Terakhir kali ia melihat Darren adalah waktu ia pulang dari rumah sakit, setelah itu Darren tidak menghubunginya sama sekali. Xena tidak ingin mengemis pada Darren, ia akan menunggu sampai Darren datang dengan sendirinya tanpa permintaan atupun permohonan dari dirinya.
Xena hanya takut Gendhis dan juga Darren menjadi lebih dekat, kemudian mereka mempunyai hubungan. Xena takut Darren akan menceraikannya, sungguh dirinya sangat mencintai Darren. Walaupun setelah semua yang dilakukan Darren kepadanya, rasa cintanya pada Darren tidak pernah berkurang.
Tetapi untuk Tania, ibu mertuanya itu hampir setiap hari datang kesini mengunjungi dirinya. Tania juga sering menyuruh Darren untuk mengunjungi Xena, tapi Darren selalu berkata kalau dirinya sedang sibuk.
"Buna mau ke supermarket?" tanya Xena pada Winda yang sedang melihat-lihat isi kulkas.
"Iya, kakak mau titip sesuatu?" tanya Winda lembut tapi atensinya masih meneliti isi kulkas.
"Bun, Xena mau ikut ke supermarket ya. Ada yang Xena butuhin, Xena mau beli sesuatu." ucap Xena, melihat Winda yang sudah menutup kulkas besar itu.
"Kamu yakin, kak? Emangnya udah kuat dipake jalan yang lama? Perutnya udah nggak sakit, kan?" tanya Winda bertubi-tubi seraya mengelus perut Xena sekilas.
"Udah nggak apa-apa kok, udah sembuh." Xena meyakinkan sang ibu bahwa ia tidak apa-apa.
"Yaudah nanti kita kesana, kamu istirahat dulu aja. Bibir kamu masih pucat gitu, obatnya udah diminum belum?" tanya Winda pelan.
"Udah, tapi masih rada pusing aja." jawab Xena. Winda hanya menganggukkan kepalanya, kemudian hening beberapa saat.
"Rasa susu hamil, lebih enak yang rasa apa Bun?" tanya Xena tiba-tiba yang membuat Winda mengerenyitkan alisnya.
"Kak? Kamu?" tanya Winda dengan mata membulat, menatap wajah dan perut Xena bergantian.
Xena menganggukkan kepalanya pelan lalu menunjukkan 5 jari tangannya pada Winda dengan tersenyum. "Lima minggu."
"Buna seneng banget kak!" Winda memeluk tubuh Xena dengan antusias.
"Kamu mau ngasih tau Darren atau nggak?" lanjutnya.
"Nggak, kalo mau Xena udah kasih tau waktu dirumah sakit. Biarin aja dia sama perempuan itu, biar dia tau sendiri." Sekarang ia sangat malas jika membahas tentang suaminya itu.
"Buna kayak nggak percaya kak, pokoknya kamu nggak boleh capek-capek ya." ujar Winda.
Xena mengangguk setuju. "Xena juga masih nggak percaya, rasanya kayak mimpi."
"Tolong jangan kasih tau siapa-siapa dulu ya Bun, termasuk Mama juga. Biarin aja cuma kita yang tau, buat yang lainnya Xena belum siap." ungkap Xena pelan.
Winda menganggukkan kepalanya paham, lalu mengusap kepala Xena lembut. "Iya kak, kita jaga bareng-bareng ya."
*✧(◍•ᴗ•◍)✧*
Saat ini Darren sedang fokus mengerjakan pekerjaannya, sampai suara ketukan menghentikan gerakan jarinya pada keyboard laptop.
"Masuk!" ucap Darren dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLESS NIGHT
FanfictionStarless Night -- Malam Tanpa Bintang. Perempuannya yang menutup lukanya dengan senyuman atau perempuan yang menangis malam hari karena luka di hati. Tentang seorang istri yang berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan yang sang suami ingink...