02.Gendhis

470 47 0
                                    

안녕하세요 친구!
Happy Reading!

*⁠✧⁠(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧⁠*

Keesokan paginya, Xena terbangun dengan kondisi demam. Mungkin karna dirinya semalam yang tidak mengenakan pakaian dan suhu AC yang terlalu dingin. Berusaha untuk duduk dengan hati-hati, meringis karna merasakan sakit di bagian bawahnya. Menarik selimutnya yang sedikit melorot, untuk menutupi bagian atasnya.

"Tolong kasih Xena kesempatan buat hamil keturunan dari Darren, Ya Tuhan." monolog Xena berdoa. Memejamkan matanya berharap Tuhan mendengar doanya dan segera mengirimkan suatu janin didalam rahimnya

"Kalian cepet jadi ya, Mama tunggu salah satu dari kalian." gumam Xena tersenyum sembari mengelus perutnya.

Turun dari ranjang dengan tertatih, seraya membenarkan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dari bekas kegiatannya bersama Darren semalam.

Setelah ritual mandinya selesai, Xena berjalan kearah ranjang dan melepas seluruh bed cover untuk dicucinya. Mengganti dengan bed cover dan selimut yang baru terlebih dahulu, lalu Xena membawa bed cover dan selimut kotor ke laundry room. Mencucinya dengan bersih, sekalian mencuci pakaian miliknya dan milik sang suami.

Setelah mencuci dan menjemur semua pakaian dan yang lainnya, Xena masuk untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang lain. Seperti biasanya Xena mengerjakan pekerjaannya sendiri, tanpa campur tangan dari asisten rumah tangga. Sebenarnya Xena ingin menggunakan asisten rumah tangga, tapi Darren mengatakan tidak perlu.

Darren bilang jika dirinya tidak bisa memberikan Darren keturunan, maka ia harus jadi istri yang lebih berguna dengan mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri.

Setelah semua pekerjaannya selesai, Xena duduk disalah satu kursi pantry. Meregangkan otot-otot tubuhnya yang pegal, kemudian mengelus perutnya yang kembali terasa sakit. Perutnya masih terasa sakit, tidak terlalu sakit seperti tadi malam tapi cukup menganggu aktivitasnya.

Untuk Darren, Xena tidak melihat keberadaan suaminya itu dimanapun. Mungkin setelah membersihkan diri dari kegiatan mereka semalam, Darren langsung pergi lagi entah kemana.

Xena rindu dengan Winda dan Yuda, tapi ia tidak bisa bertemu dengan mereka jika kondisinya yang kacau seperti ini. Jika ia pulang kerumah orang tuanya sekarang, semuanya malah akan bertambah runyam.

Xena mengambil smartphone miliknya dan mencoba mencari informasi terkait program kehamilan, setiap harinya ia mengunjungi halaman halaman tentang pengalaman orang-orang yang pernah menjadi pejuang garis dua.

Semua sudah Xena ikuti dari makanan atau minuman yang harus dikonsumsi jika melakukan promil. Gaya hidupnya juga sudah ia rubah pelan-pelan, agar berpengaruh terhadap kesehatan rahimnya. Tapi belum berhasil juga.

*⁠✧⁠(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧⁠*

Darren menghentikan mobilnya didepan teras pintu utama perusahaan miliknya. Turun dari mobilnya dan langsung disapa oleh karyawan-karyawannya.

"Selamat pagi, pak Darren." sapa salah satu satpam di perusahaan Darren, yang bernama Indra.

"Pagi juga, semalam bukannya pak Indra udah ambil shift malam?" tanya Darren. Seingatnya semalam ia juga bertemu dengan pak Indra.

STARLESS NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang