안녕하세요 친구!
Happy Reading!⑅꒰✧◝•ᴗ•◜✧꒱⑅
Setelah pembicaraan yang mendalam dan menguras air mata Xena semalam, Darren semakin menjauhi dan menghindari Xena. Bahkan Darren lebih memilih untuk tidur dikamar yang lain, untuk menghindari berinteraksi terlalu dekat dengan Xena.
Sejujurnya dari lubuk hati Darren yang paling dalam, tentang perasaannya kepada Xena masih seperti dulu atau sudah menghilang Darren juga tidak tau. Ia tak bisa menggambarkan perasaannya kepada Xena saat ini, ia mencintai Xena tetapi perasannya tidak sebesar rasa cintanya saat pacaran dulu.
Xena melangkahkan kakinya menuju dapur, Xena melihat Gendhis yang sedang memakan sesuatu disana.
"Gendhis, kamu makan ice cream yang ada di kulkas?" tanya Xena menelisik ice cream yang sedang dimakan oleh Gendhis.
"Iya mbak." jawab Gendhis.
"Kok kamu nggak izin sama saya?" tanya Xena lagi, dengan nada tak suka.
"Maaf mbak, saya nggak tau kalau itu punya mbak." balas Gendhis.
"Tapi saya udah izin sama mas Darren kok, dan dia ngizinin saya makan ini." lanjut Gendhis dengan santai.
"Harusnya kamu izin sama yang punya dong! Saya udah pengen ice cream itu dari kemarin, susah payah saya bikin sendiri terus kamu makan gitu aja." ketus Xena menatap Gendhis dengan tajam.
"Kenapa sih?" tanya Darren yang datang menghampiri keduanya.
"Kenapa kamu izinin dia makan ice cream punya aku? Kamu tau aku udah pengen banget makan ice cream itu, capek-capek aku buat malem-malem." ucap Xena pada Darren.
"Yaudah biarin aja sih, nanti aku beliin kamu ice cream buat gantinya." balas Darren enteng.
"Darren aku nggak masalah dia makan ice cream berapapun, asalkan kalau ice cream itu aku dapet dari beli. Tapi ice cream ini tuh udah aku pengenin banget, sampe aku rela begadang buat bikin, aku pengen makan pagi ini." Xena menatap Darren lesu, rasanya ia ingin mengusir Gendhis dari rumah ini.
"Xena jangan kayak anak kecil bisa nggak? Cuma ice cream loh," tegur Darren.
"Kok kamu belain dia sih?" tanya Xena yang sudah emosi.
"Berhenti ngebesar-besarin masalah sepele." dingin Darren.
"Gendhis kamu nggak papa?" tanya Darren cemas saat melihat wajah Gendhis yang memerah.
"Sakit," kata Gendhis melirih.
Darren melihat ada potongan kecil kacang almond didalam ice cream itu.
"Xena kamu kenapa nggak bilang kalau ice cream itu pake almond, Gendhis alergi almond!" sentak Darren pada Xena.
"Salah siapa?" Xena hanya menatap Gendhis yang terlihat kesakitan.
"Jangan tutup mata kamu, tetep sadar mas mohon. Kita kerumah sakit sekarang." Darren membantu Gendhis untuk berdiri dari duduknya, lalu menggendong Gendhis bridal.
"Darren!" pekik Xena saat melihat Darren yang menggendong Gendhis didepan matanya.
"Minggir!" seru Darren karna Xena menghalangi jalannya.
Darren tidak sengaja mendorong Xena dengan kasar, sampai perut Xena mengenai ujung meja makan.
"Ah!"
"Ssh Darren tolong, perut aku sakit banget." desis Xena menyentuh perutnya.
Darren sama sekali tidak mengindahkan rintihan yang keluar dari bibir Xena, ia malah melangkah lebih cepat untuk segera membawa Gendhis ke rumah sakit.
"Ssh, sakit banget." Air mata sudah menggenang di pelupuk mata cantik milik Xena.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLESS NIGHT
FanfictionStarless Night -- Malam Tanpa Bintang. Perempuannya yang menutup lukanya dengan senyuman atau perempuan yang menangis malam hari karena luka di hati. Tentang seorang istri yang berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan yang sang suami ingink...