안녕하세요 친구!
Happy Reading!*✧(◍•ᴗ•◍)✧*
Xena mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, hatinya terasa sangat sakit saat mengingat perkataan menyakitkan dari mulut Darren. Air matanya tidak berhenti keluar, Xena bingung harus pergi kemana sekarang.
Ia tidak percaya dengan apa yang menimpa dirinya saat ini, disaat ia bahagia karna ada janin yang berkembang didalam rahimnya, tapi ia juga harus menelan pil pahit karna sebentar lagi Darren akan menceraikannya dan ia akan menjadi seorang single parent.
Tidak fokus dalam berkendara, mobil Xena keluar jalur dan menjadi ada di jalur lawan arah. Kemudian ada sebuah mobil yang melaju menuju mobil Xena, Xena yang panik pun langsung membanting setir kearah kanan dan langsung menabrak pohon besar.
Xena meringis saat merasakan sakit diperutnya, tubuhnya tidak terluka sama sekali tapi perutnya terasa sangat sakit.
"Maafin Mama nak, tolong tetap bertahan ya sayang." lirih Xena mengelus perutnya berusaha meredakan sakitnya. Setelahnya ada beberapa warga yang membantu Xena untuk keluar dari mobil, dan segera membawa Xena pergi kerumah sakit untuk mendapatkan tindakan yang lebih lanjut.
*✧(◍•ᴗ•◍)✧*
"Sayang, itu Xena bukan sih?" tanya Maveen saat melihat seseorang yang mirip dengan Xena, terbaring dibrankar yang didorong dengan beberapa perawat, dengan mata yang terpejam.
Mata Caca memicing melihat arah yang Maveen tunjuk. "Iya itu kak Xena! Ayo cepetan kita liat kesana kak, aku takut kak Xena kenapa-napa." cemas Caca.
"Iya kita lihat tapi pelan-pelan jalannya, ingat anak kita." peringat Maveen.
Mereka berdua mengikuti perawat-perawat itu dengan cepat tetapi tetap berhati-hati. Sampai Xena masuk kedalam UGD membuat Caca mendesah kecewa didepan ruang UGD, karna pintu UGD terlebih dulu tertutup sebelum Caca dan Maveen sampai.
Dua orang laki-laki berjalan mendekati ruang UGD, Caca yang melihat itupun langsung mendekati kedua orang itu.
"Pak maaf saya mau bertanya, kalian lagi nunggu orang yang baru dibawa kesini?" tanya Caca dengan sopan
"Iya mbak, mbak kenal sama dia?" tanya balik salah satu orang itu.
"Iya, saya kenal. Dia kakak saya, namanya Xena. Kalau boleh tau kakak saya kenapa pak?" tanya Caca lagi, raut kekhawatirannya tidak bisa Caca tutupi.
"Tadi dia kecelakaan mbak, mobilnya nabrak pohon." ungkap orang yang lainnya. Caca dan Maveen langsung saling menatap, dan bertambah khawatir.
"Karna mbak keluarganya, saya titip barang-barang milik korban sama mbak ya.".
Salah satu dari kedua laki-laki itu memberikan barang-barang milik Xena pada Caca, mereka berdua yakin karna tadi Caca menyebutkan nama Xena. Karna mereka juga sudah membaca indentitas Xena dan mereka tau kalau nama korban tersebut adalah Xena.
"Terimakasih banyak ya pak, sudah menolong kakak saya." ucap Caca menerima barang itu, dan mengucapkan rasa terimakasihnya.
"Iya mbak, kalau gitu kita permisi dulu." pamit kedua orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLESS NIGHT
FanfictionStarless Night -- Malam Tanpa Bintang. Perempuannya yang menutup lukanya dengan senyuman atau perempuan yang menangis malam hari karena luka di hati. Tentang seorang istri yang berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan yang sang suami ingink...