안녕하세요 친구!
Happy Reading!*✧(◍•ᴗ•◍)✧*
"Xena." panggil Darren setelah dirinya mengikuti Xena sampai ke lorong pintu apartemen.
"Kamu ngikutin aku?!" kaget Xena. Darren memegang pergelangan tangan Xena dengan erat, seakan-akan tidak ingin kehilangan Xena lagi.
"Lepas!" seru Xena.
"Aku nggak akan lepasin tangan kamu, sebelum kamu lihat mata aku." datar Darren.
"Darren tolong lepas! Ini perih," lirih Xena menatap mata Darren dengan mata berkaca-kaca miliknya. Darren yang melihat itupun seketika panik, lalu segera melepas cekalannya.
"Maaf." gumam Darren meniup pergelangan tangan Xena yang sedikit memerah.
"Boleh aku masuk? Nggak enak kalau ngomong didepan pintu." pinta Darren. Memang keduanya berdiri pas didepan pintu, tapi Darren memang tidak tau diri dan malah meminta untuk masuk.
Xena menghela nafasnya lelah, dan tangannya bergerak untuk membuka pintu apartemennya.
"Kamu ngapain ada disini?" tanya Xena setelah keduanya duduk disofa.
"Aku mau jemput kamu pulang, ayo pulang kerumah kita. Maafin aku, aku bakal lebih jagain kamu dan makhluk kecil yang ada didalam sini." ucap Darren seraya mengelus pelan permukaan perut Xena, yang membuat Xena melotot kaget.
"Kamu tau dari mana!?"
Xena menyentuh punggung tangan Darren yang masih nyaman bertengger diperut datarnya, lalu menyingkirkan tangan besar Darren dari perutnya.
"Nggak penting aku tau dari mana. Aku mohon sama kamu, kamu pulang kerumah kita ya?" pinta Darren menggenggam jari-jari lentik milik istrinya itu.
"Kamu ajak aku pulang, karna kamu tau aku lagi hamil? Kalau semisal kamu nggak tau tentang kehamilan aku, apa kamu bakal kayak gini juga?" tanya Xena yang membuat Darren terdiam.
"Kalau kamu ajak aku pulang karna anak ini, mendingan nggak usah, Darren. Pernikahan kita udah nggak sehat, kalau kamu emang udah nggak mau, ya jangan dipaksain. Sesuatu yang dipaksakan itu nggak baik, kan?" tanya Xena lagi dengan lembut, mengingat mereka menikah juga karna paksaan dari dirinya.
"Anak ini, walaupun hubungan kita udah selesai nantinya, dia bakal tetap jadi anak kamu, anak kita. Aku nggak akan ngelarang kamu buat ketemu dia, dan dia bakal tetap jadi anak yang dapet kasih sayang yang lengkap dari ayah ibunya." terang Xena.
"Lagipula Gendhis masih ada dirumah, aku nggak enak sama dia." ucap Xena.
"Kamu aneh," heran Darren.
"Aku tau." sahut Xena.
Tidak aneh bagaimana? Seorang istri sah, malah merasa tidak enak dengan perempuan asing yang hadir ditengah-tengah rumah tangganya.
Keheningan mulai menyelimuti keduanya, yang larut dengan pikirannya masing-masing.
"Kalau kita udah pisah, kamu harus cari pasangan yang lebih baik dari aku. Gendhis, mungkin..?" ucap Xena yang memelan diakhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLESS NIGHT
FanfictionStarless Night -- Malam Tanpa Bintang. Perempuannya yang menutup lukanya dengan senyuman atau perempuan yang menangis malam hari karena luka di hati. Tentang seorang istri yang berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan yang sang suami ingink...