06.Berpisah

773 95 28
                                    

안녕하세요 친구!
Happy Reading!

*⁠✧⁠(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧⁠*

Satu minggu setelah Darren berkunjung ke rumah keluarga Nakala, selama itu pula Xena masih tetap tinggal dirumah Nakala bersama dengan orang tua dan adiknya.

Sampai saat ini juga Yuda belum mengetahui mengenai kehamilan Xena, kehamilan Xena hanya diketahui oleh Xena sendiri, Winda dan juga asisten rumah tangga keluarga Nakala. Dan yang terakhir adalah Shania, Shania tidak sengaja melihat Xena yang sedang meminum susu hamil siang itu.

Saat ini Xena dan Winda sedang berjalan-jalan di mall sekalian Winda ingin membeli suatu barang. Winda dan Xena berjalan dengan bersampingan, setelahnya langkah Xena terhenti saat mata bening miliknya melihat Darren bersama Gendhis yang sedang berada didalam sebuah restoran.

Disana terlihat keduanya sedang duduk disalah satu sofa restoran, dengan Gendhis yang bersandar pada bahu Darren. Dengan berbagai makanan yang tersaji di atas meja makan, juga laptop milik Darren yang ada diatas meja.

Gendhis terlihat seperti sedang menceritakan sesuatu kepada Darren dengan antusias, dan juga senyuman yang terukir diwajahnya. Darren juga terlihat merespon cerita yang keluar dari mulut Gendhis dengan antusias pula, seraya jari jemarinya bergerak lincah diatas keyboard laptopnya.

Hati Xena mencelos melihat itu, mereka terlihat seperti pasangan yang sangat bahagia. Bahkan Darren rela mengerjakan pekerjaannya didalam restoran, hanya untuk menemani Gendhis.

Xena iri.

Dan mungkin juga memang benar, jika Darren benar-benar sudah tidak mencintai dirinya seperti dulu.

Xena memejamkan matanya untuk menghalau air mata, yang akan menetes dari pelupuk matanya. Menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan untuk menenangkan dirinya, ia tidak ingin Winda khawatir.

"Kamu pengen sesuatu nggak, kak?" tanya Winda yang belum menyadari bahwa Xena sudah tertinggal lumayan jauh dibelakang sana.

Merasa Xena tidak merespon pertanyaannya, Winda berbalik untuk melihat Xena. Dilihatnya Xena yang diam mematung dan melihat sesuatu yang entah dirinya juga tidak tau, Winda kemudian berjalan pelan untuk menghampiri Xena.

"Kenapa kak?" tanya Winda setelah menghampiri Xena yang masih terdiam.

Xena bergegas mengajak Winda berjalan menjauh, untuk mengindari Winda yang nantinya bisa melihat Darren. Ia tidak mau membuat keributan disini.

"Bukan apa-apa Bun. Kita pulang sekarang aja yuk, Xena capek." jawab Xena setelahnya. Mengulas senyum manisnya untuk meyakinkan sang ibu.

Tangan Winda tergerak untuk mengusap rambut Xena lalu turun dan mengusap-usap bahu milik Xena. "Yaudah kita pulang ya."

Winda tau ada sesuatu yang mengganjal di hati dan pikiran putri cantiknya itu, ia tidak akan memaksa dan akan menunggu sampai Xena bercerita dengan sendirinya.

*⁠✧⁠(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧⁠*

Setelah sampai dirumah, Xena langsung mengurung diri didalam kamarnya dengan alasan ia ingin tidur. Duduk disisi kanan ranjang dengan sebuah album foto ditangannya, Xena tersenyum saat melihat lembaran foto-foto dirinya dan juga Darren saat masih pacaran dulu.

"Emang dari awal aku yang terlalu berharap dan terlalu maksa kamu." lirih Xena tersenyum getir.

"Dulu aku ngejar-ngejar kamu buat jadi pacar aku, aku juga yang ngemis-ngemis minta kamu buat nikahin aku." lanjutnya dengan tatapan yang masih tertuju pada foto-foto itu.

STARLESS NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang