Pertemuan singkat dengan teman masa kecilnya, tidak membuat Naruto lupa. Setiap lekuk wajah tampan itu ia ingat-ingat sampai detik ini.
By. Reni_Handai
Sebelum baca, please follow me and vote juga Yach 💖
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . .
"........"
Mikoto menatap tak percaya pada mate-nya. "Apa? Anata yakin itu?!"
"Emmh!!" Fugaku merenggangkan otot-ototnya yang kaku, setelah itu menatap lembut Mikoto. "Kita harus selangkah lebih maju sebelum Kyubi melihat calonnya itu"
Mikoto terdiam, setelahnya berujar... "Kyuu sudah tahu jika dijodohkan?"
Fugaku menggeleng pelan. "Belum, tapi sebentar lagi pasti mengetahuinya"
"Bagaimana dengan Itachi?"
"Anak itu sudah tahu lebih dulu"
Mikoto mengangguk pelan. Ia sudah menduganya. "Mungkin Itachi akan memberi tahu kyuu"
"Bisa jadi"
"Tapi... aku yakin kyuu tidak akan berpaling dari putra kita"
"Aku tahu itu. Sebelum semua itu terjadi, salah satu dari kita harus menemui Minato dulu"
Mikoto terdiam seraya mencerna perkataan mate-nya. "Salah satu dari kita? Maksudnya aku atau Anata sendiri, begitu?"
Fugaku tersenyum sambil membelai rambut panjang Mikoto. "Bukan kau ataupun diriku. Tapi Itachi sendiri. Anak itu harus menemui Minato dulu, baru kita"
Mikoto tidak langsung menjawab, hanya saja ia masih belum paham dengan perkataan mate-nya.
'semoga tidak terjadi apa-apa'
. . . . . . . . . . . .
BEBERAPA HARI KEMUDIAN...
CEKLEK..
Naruto keluar kamar dengan perasaan campur aduk. Hatinya langsung menclos saat tidak menjumpai Sasuke dikamar. Manik sapphire-nya terus mencari-cari keberadaan sang kekasih.
'sebenarnya dia kemana!!'
"Kau mencari Sasuke-kun?"
DEGH!!
Naruto terperanjat seraya menoleh kebelakang. Ternyata dari kejauhan ada Mikoto yang tersenyum ramah kearahnya.
"I-ibu" Naruto menunduk malu-malu.
Padahal Naruto sudah sering melihat Mikoto, tapi entah mengapa ia merasa tidak punya harga diri saat melihat kecantikan ibu mertuanya itu.
