Malam ini Aqilla beserta mama dan papanya sedang kumpul bersama diruang keluarga, mereka memang sengaja menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama jika sudah memasuki jam 8 malam seperti ini, karena kesibukan mereka masing-masing.
Aqilla yang ikut menonton televisi bersama pun hanya melamun sedari tadi padahal acara televisi hari ini sangat seru. Menyadari ada yang tidak beres dengan putri semata wayangnya, Axel mengkode sang istri dengan kode mata miliknya membuat Bilqis beralih menatap Aqilla yang sedang melamun sembari meminum Cimory rasa matcha tersebut.
"Sayang ada apa?" tanya Bilqis kepada putri semata wayangnya tersebut.
Menyadari pertanyaan itu menuju kepadanya Aqilla hanya tersenyum kikuk kepada kedua orangtuanya "Hehe Gak apa-apa kok Ma Pa" ujar Aqilla
"Kamu itu anak kami, buah hati kami satu-satunya kalau ada masalah bilang sayang, kita orang tua kamu jangan kamu simpan sendiri" ujar Bilqis menasehati putrinya tersebut.
"Iya ma" jawab Aqilla masih ragu-ragu.
"Sayang cerita sama papa ada masalah apa?" Kini giliran Axel yang turut berbicara.
"A-anu ma pa" jujur Aqilla bingung harus mulai darimana, ia ingin bilang bahwa dirinya akan dipindah tugaskan dikalimantan. Tapi ia takut kedua orangtuanya khawatir dan tidak setuju.
"Kenapa sayang, ada yang perlu diomongin?" ujar Bilqis yang memang paham dengan sifat serta gerak gerik putrinya tersebut.
"Kalau ada masalah bilang sayang" ujar Axel memberitahu.
"Ini ma pa" ungkap Aqilla kemudian memberikan sebuah amplop kepada orang tuanya.
"Apa ini sayang?" tanya Bilqis memandang amplop tersebut, begitu juga Axel membuat keduanya bingung dan saling pandang.
"Mama papa baca dulu deh, setelah itu Aqilla jelasin" ujar Aqilla kemudian.
Setelah beberapa detik keduanya membaca Bilqis mulai angkat bicara" kamu dipindah tugaskan ke Kalimantan?" tanya Bilqis memastikan.
"Iya ma, aku berangkat nya minggu depan jika menyetujui surat itu" ungkap Aqilla kemudian.
"Apa gak bisa disini saja Aqilla?" tanya Bilqis raut wajahnya mulai menunjukkan kekhawatiran"Kalimantan itu jauh loh Qilla" ujar nya khawatir.
"Tapi disana butuh Qilla ma, akses pelayanan masyarakat termasuk pelayanan kesehatan cukup sulit dijangkau oleh masyarakat" ujar Qilla menjelaskan maksud dirinya dipindah tugaskan.
"Tapi sayang Kalimantan itu jauh luar Jawa, mama khawatir nak" ujar Bilqis tidak rela jika harus berjauhan dengan putri semata wayangnya itu.
"Tapi ma-"
"Qilla papa boleh tanya beberapa hal?" Kini giliran Axel yang bertanya
"Iya pa, papa mau tanya apa?" tanya Qilla membiarkan papa nya untuk bertanya.
"Kira-kira jika kami melepas kamu-" belum sempat Axel bicara Bilqis sudah lebih dulu memotong pembicaraan.
"Pa!"
"Ma biar aku tanya Qilla dulu, mama jangan keburu emosi ya" ujar Axel menenangkan istrinya.
"Sayang kira-kira jika kita melepas kamu atau mengizinkan kamu buat mengabdi disana apakah kamu benar-benar ikhlas menjalankan tugasnya?" tanya Axel melanjutkan kata-katanya tadi.
"Qilla ikhlas pa, Qilla memang punya niatan buat bantu mereka. Disana gizi sangat buruk pa, stunting merajalela belum lagi akses kesehatan yang kurang gimana jadinya kalau ada warga yang dalam kondisi darurat, sedangkan tenaga medis saja kurang" ujar Qilla menjelaskan kepada mama dan papanya, ia berharap kedua orangtuanya mengerti maksud dan tujuan dirinya ditempatkan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TO MARCH
Teen FictionAqillah Shaqueena Zahrah dokter muda cantik, baik hati, serta ramah ia harus menerima tugas bahwa dirinya harus di tempatkan disebuah pelosok desa yang fasilitas kesehatannya belum memadai. Taufiq Dirgantara Al-Hafidz teman masa kecil Aqillah sekali...