13 : Tidak Mungkin Ayah Dan Anak Seperti Ini

272 33 3
                                    

Cup!
Meen mengecup leher belakang Perth, dan pelukannya pun semakin erat. "I love you papa!" Ungkap Meen tulus sambil membelai tangan Perth.

"I love you more!" Balas Perth juga dari hati namun maknanya berbeda dari ungkapan hati Meen.

Terdengar helaan nafas panjang dari Meen, namun dia tidak bisa marah dan memilih tuk mengecup pipi Perth sebelum dia mulai memejamkan matanya.

Mata keduanya semakin berat, dan tak lama kini keduanya sudah terlelap.

Esok malamnya...

Setelah panggilan telepon berakhir Perth menaruh ponselnya di sampingnya dan mematikan lampu tidurnya. Dia benahi kain selimut putranya lantas dia meminum susu yang sudah Meen buatkan tadi, susu itu sudah dingin. Begitu susu itu habis dia teguk, dia naik keatas ranjang dan berbaring di sebelah Meen yang sudah tidur nyenyak. Kemudian dia memejamkan matanya dan terlelap dalam tidurnya.

Tiba-tiba hujan turun dengan deras dan petir menyambar-nyambar diatas langit. Terlihat bayangan seseorang memperhatikan Perth yang sedang tertidur. Ternyata orang itu adalah Meen, dia bangun tuk mengeksekusi rencananya. Mendekati Perth secara perlahan-lahan dan memperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah. Paha mulus pujaan hatinya itu terekspos jelas sampai membakar gairahnya.

"Kamu sangat cantik pa, aku tidak akan membiarkan kamu menjadi milik orang lain," Ucap Meen sambil menjilat bibir bawahnya. Tangan Meen bergerak untuk menyentuhnya tapi tiba-tiba saja Perth mengeluarkan suaranya. Dia mendesah oleh sentuhan Meen yang semakin kurang ajar, bahkan kini Perth sudah setengah telanjang dibuatnya.

Kejadian itu terus terjadi tanpa Perth sadari karena dia pikir itu hanya mimpi semata.

⏩️⏩️

Perth terbangun dari tidurnya dan memicingkan matanya karena merasa silau. Tubuhnya terasa pegal dan rasanya rontok. Aroma masakan Jennie menyadarkannya kalau dia harus segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas tuk bersiap
Ke kantor. Ini hari Senin, hari yang tidak diinginkan dan sangat sibuk bagi para pencari nafkah.

Perth menoleh kesamping dan melihat sang anak tak lagi berbaring disampingnya. Perlahan Perth mencoba untuk duduk dan menutupi dengan kedua tangannya, dia menghela nafas panjang. Sebab bisa-bisanya dia memimpikan sex dengan putranya. Dan itu selalu setiap malam dan dia pikir itu gila. "Dasar cabul!" Maki dia pada dirinya sendiri.

Setelahnya Perth tersentak saat entah dari mana Meen melompat ke atas ranjang dan berada diatas tubuhnya.

Meen segera mencium-cium pipi Perth dengan gemas. Matanya berbinar terang tampak bahwa hatinya merasa senang. "Selamat pagi papa!" Sapa dia semangat nan full senyum.

Wajah Perth memerah karena mimpi semalam kembali menari-nari hebat di kepalanya. Di mimpi itu dia mendesah hebat oleh oral sex yang Meen lakukan.

"Apa ab—abang sudah mandi?" Tanya dia berusaha setenang mungkin dan mengenyahkan memori senonoh tersebut.

Meen mengangguk semangat, "Abang bahkan sudah membuatkan sarapan untuk papa." Ucapnya semangat.

Mata Perth menyipit, dia tidak percaya Meen bisa masak.

"Iya deh, bibi Jennie yang masak. Tapi abang juga ikut membantu bibi Jennie." Akhirnya dia berkata jujur juga. Ekspresinya yang seperti anak kecil ketahuan berbohong membuat Perth tertawa. Dan yang ditertawai pun misuh-misuh dibuatnya. Lantas Perth mengusap kepalan Meen dengan lembut.

"Awas dulu sana, papa mau mandi. Ntar papa telat! Abang juga masuk pagi kan hari ini?"

Meen segera bangkit dari atas tubuh Perth lalu berganti pakaian, dia belum memakai seragam kuliah.

Papaku, Kekasihku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang